Batu bara merupakan salah satu sumber energi yang digunakan oleh manusia untuk menunjang segala keperluan hidupnya. Asal muasal batu bara adalah dari tetumbuhan jaman purba yang hidup berjuta tahun yang lalu dan mengalami proses pengendapan atau sedimentasi. Perlu waktu jutaan tahun pula dalam proses terbentuknya batu bara.
Ada banyak material yang terkandung di dalam bumi. Berbagai material tersebut ibarat satu paket yang sudah Tuhan ciptakan untuk keberlangsungan hidup manusia. Berdasarkan letak geografisnya, Indonesia terbilang negara yang cukup makmur dalam urusan kandungan barang tambang.
Barang tambang yang terdapat di Indonesia jenisnya juga sangat beragam. Seperti minyak bumi, emas, dan tentu saja batu bara.
Perusahaan yang bergerak di bidang penambangan batu bara jumlahnya sangat banyak. Di Indonesia, pertambangan batu bara banyak terdapat di pulau Sumatera dan Kalimantan. Sebagian kecilnya juga bisa ditemukan di sekitar Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi, dan Papua.
Sejarah Penggunaan Batu Bara
Tidak diketahui dengan pasti siapa yang pertama kali menemukan dan menggunakan batu bara sebagai bahan bakar. Namun, beberapa bukti sejarah mengatakan bahwa pada tahun 1000 SM, bangsa China menggunakan batu bara sebagai alat pembakar untuk meleburkan tembaga yang akan dijadikan uang.
Bangsa Romawi juga diketahui sudah menggunakan batu bara sejak tahun 400 SM, dari ditemukannya sisa abu batu bara di bangunan milik bangsa Romawi. Baru setelah terjadi revolusi industri pada abad 18 dan 19, penggunaan batu bara secara besar-besaran menyebabkan banyak tambang batu bara mulai beroperasi.
Batu Bara
Berdasarkan proses pembentukannya, batu bara termasuk dalam jenis batu metamorfosis. Batu jenis ini terbentuk karena adanya proses pengendapan dan perubahan material lain menjadi sebuah batu.
Batu bara memang tercipta dari tumbuhan fosil ataupun tulang hewan yang sudah terendap selama jutaan tahun yang mengalami perubahan serta berbagai proses kimia.
Proses pembentukan batu bara tidak bisa seketika. Bahkan memerlukan waktu hingga ratusan juta tahun. Itu karena, proses perubahan bentuk tumbuhan menjadi batu melalui proses kimia alami yang memakan waktu sangat lama. Batu bara termasuk dalam salah satu barang tambang yang tidak bisa diperbaharui.
Batu bara mengandung unsur utama berupa hidrogen, karbon, dan oksigen. Batu bara banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan masyarakat. Seperti di berbagai bidang industri.
Di Belanda, batu bara banyak digunakan untuk menggerakkan kincir angin. Di Indonesia sendiri, batu bara digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin kereta api, industri hingga kapal laut.
Jenis-Jenis Batu Bara
Layaknya, barang tambang lain, batu bara juga terbagi menjadi beberapa kelas berdasarkan kadar kandungan karbon. Semakin tinggi unsur karbon yang terkandung, maka nilai jual batu bara juga akan semakin tinggi.
1. Antrasit
Dalam perindustrian, batu bara jenis antrasit memegang kedudukan harga yang paling tinggi. Warnanya hitam dengan kilauan layaknya emas. Kandungan karbonnya sangat tinggi, berkisar antara 86 hingga 98%. Kadar airnya pun sangat rendah, hanya 8%.
2. Bituminus
Batu bara yang satu ini mengandung kadar karbon lebih rendah, yaitu 68% hingga 86%. Kadar airnya mencapai 10%. Jenis batu bara ini paling banyak ditambang di Australia.
3. Sub-Bituminus
Berbeda dengan bituminus, batu bara jenis ini mengandung lebih banyak air daripada karbon, sehingga panas yang dihasilkan tidak terlalu besar.
4. Lignit
Karena kadar karbon yang sangat rendah, batu bara ini bahkan bukan lagi berwarna hitam, melainkan berwarna cokelat. Kadar airnya sangat tinggi, 35% hingga 75% dari berat keseluruhan.
5. Gambut
Jenis batu bara ini memiliki tekstur berpori dengan kadar air paling tinggi, lebih dari 75%.
Dampak Penggunaan Batu Bara
Batu bara memang banyak membantu berjalannya proses perindustrian di masyarakat, namun pemakaian yang berlebih terhadap salah satu bahan bakar fosil ini ternyata juga menimbulkan dampak yang tidak baik untuk keberlangsungan hidup manusia.
Batu bara mengandung zat karbon, hasil pembakaran batu bara pada akhirnya berupa karbon dioksida. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa karbon dioksida adalah musuh utama atmosfer bumi. Pemakaian batu bara yang berlebihan sama dengan memproduksi karbon dioksida secara berlebihan juga, akibatnya pemanasan global pun tidak dapat dihindarkan.
Bukan hanya itu, penggunaan batu bara yang berlebih dipercaya juga dapat menyebabkan kepunahan batu bara secara perlahan.