Puisi: Talqin (Karya Abrar Yusra)
Puisi | Talqin | Karya | Abrar Yusra |
Talqin
Makhluk ganjil masa depan itu terkapar sekaratmengerami samar kilau fatamorgana ruang batinku yang hangusdi gurun, disesah panas berabad-abad: aku mengerangbahang gurun itu mengisap darah di daging-dagingku! Tak ada dokter bagi yang hangus sekarat karena hujanhanya abu-abu kering berapi hanya angin membe-rondongkan debu di batu-batu! Tapi ada dua orang kumal mencakar-cakar ataumembelai-belai kulit daging waktu, bagian dalamdadaku, kukira majenuntapi tidak; dalam debu menghibur atau menangis belaka sepanjang waktu! Menghibur atau menangis saja! Yang seorang di kiri menggaruk-garukkan kuku sedihnyapada dagingku yang disangkanya sitar tua, alangkah pedihsedih yang melampias jadi nyanyian: ia bahagia menusuk-nusuk hatiku dengan jarum-jarum sedih!
Yang seorang di kanan untuk khusyuk tak menyakiti apa-apabisik-bisiknya lembut di ruang batinku sebuah lobangkubur baginya: Ia membacakan talqin bagi dunia! Mati aku! entah mau tertawa atau menangisdi dunia yang amat tua tapi masih amat menggoda
Jakarta, 21 April 1987
Sumber: Horison (Juli, 1989)
Puisi: Talqin
Karya: Abrar Yusra
Biodata Abrar Yusra:
- Abrar Yusra lahir pada tanggal 28 Maret 1943 di Lawang Matur, Agam, Sumatra Barat.
- Abrar Yusra meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 2015 di Bogor, Jawa Barat (pada umur 72 tahun).