Puisi: Sekiranya bukan Kalau (Karya Idrus Tintin)

Puisi "Sekiranya Bukan Kalau" karya Idrus Tintin menggambarkan bagaimana kekuatan kolektif, baik dari alam maupun manusia, dapat menciptakan ...
Sekiranya bukan Kalau

Kalau seluruh laut bersatu
alangkah besarnya laut

Kalau seluruh pepohonan bersatu
alangkah besarnya pohon

Kalau pohon yang bersatu
tumbang ke dalam laut
yang bersatu
alangkah besarnya gelombang

Kalau aku ada di dalamnya
Hore!

Sumber: Luput (1986)

Analisis Puisi:

Puisi "Sekiranya Bukan Kalau" karya Idrus Tintin menawarkan eksplorasi menarik tentang konsep persatuan dan imajinasi melalui gambaran alam yang sederhana namun mendalam. Dalam puisi ini, Idrus tidak hanya menggambarkan kekuatan alam, tetapi juga menciptakan suatu pengalaman yang merangsang pikiran tentang hubungan antara individu dan lingkungan.

Permainan Bahasa dan Imajinasi

Pembukaan puisi yang diawali dengan repetisi kata "kalau" menciptakan suasana yang reflektif dan penuh harapan. Penggunaan kata ini menunjukkan ketidakpastian, seolah-olah penulis mengajak pembaca untuk membayangkan berbagai kemungkinan yang ada. Ungkapan “Kalau seluruh laut bersatu, alangkah besarnya laut” mengisyaratkan bahwa persatuan dapat melahirkan sesuatu yang lebih besar dan berarti. Di sini, laut menjadi simbol dari potensi yang tidak terbatas.

Selanjutnya, Idrus berlanjut ke gambaran pepohonan yang juga bisa bersatu. “Kalau seluruh pepohonan bersatu, alangkah besarnya pohon” menunjukkan bahwa alam juga memiliki kekuatan kolektif yang mampu menciptakan keajaiban. Melalui penggambaran ini, penulis menekankan pentingnya persatuan dalam konteks kehidupan, baik di tingkat individu maupun kolektif.

Kekuatan Gelombang dan Transformasi

Ketika Idrus menuliskan, “Kalau pohon yang bersatu tumbang ke dalam laut yang bersatu, alangkah besarnya gelombang,” ada perubahan sudut pandang yang menarik. Di sini, penulis tidak hanya berbicara tentang kekuatan persatuan, tetapi juga tentang dampak yang dapat terjadi ketika elemen-elemen besar bersatu dalam satu kesatuan. Gelombang menjadi metafora untuk perubahan yang bisa dihasilkan oleh kekuatan kolektif.

Dalam konteks ini, “gelombang” juga bisa dilihat sebagai gambaran tentang tantangan atau perubahan yang tidak terduga, tetapi pada saat yang sama, juga menunjukkan keindahan dari kekuatan yang dihasilkan oleh kerja sama.

Keterlibatan Emosional

Bagian terakhir puisi, “Kalau aku ada di dalamnya, Hore!” menambahkan dimensi emosional yang menyentuh. Ungkapan ini mencerminkan rasa gembira dan kelegaan yang dirasakan penulis ketika merasakan kekuatan kolektif. Ini menggambarkan harapan akan keterlibatan individu dalam perjalanan yang lebih besar, dan bagaimana individu bisa merasakan dampak dari persatuan tersebut.

Penggunaan kata "Hore!" di sini membawa nuansa kegembiraan dan optimisme. Penulis seolah-olah mengajak pembaca untuk merayakan potensi yang muncul ketika elemen-elemen besar bersatu, baik itu di alam maupun dalam konteks masyarakat.

Puisi "Sekiranya Bukan Kalau" karya Idrus Tintin adalah sebuah karya yang mengajak pembaca untuk merenungkan kekuatan persatuan dan dampaknya terhadap kehidupan. Melalui imajinasi yang kaya, penulis menggambarkan bagaimana kekuatan kolektif, baik dari alam maupun manusia, dapat menciptakan perubahan yang besar dan berarti.

Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna, Idrus berhasil menghadirkan pesan yang kuat tentang pentingnya kerja sama dan bagaimana setiap individu, ketika terlibat dalam kesatuan, dapat merasakan dampak positif dari kekuatan yang lebih besar. Puisi ini tidak hanya menjadi refleksi tentang alam, tetapi juga tentang harapan dan potensi yang bisa muncul ketika kita bersatu.

Puisi Idrus Tintin
Puisi: Sekiranya bukan Kalau
Karya: Idrus Tintin

Biodata Idrus Tintin:
  • Idrus Tintin (oleh sanak keluarga dan kawan-kawannya, biasa dipanggil Derus) lahir pada tanggal 10 November 1932 di Rengat, Riau.
  • Idrus Tintin meninggal dunia pada tanggal 14 Juli 2003 (usia 71 tahun) akibat penyakit stroke.
© Sepenuhnya. All rights reserved.