Putus
Hatinya retak bagaikan puing-puing genteng sulit disatukan
Perempuan itu tak kuasa menahan rasa sakitnya
Perasaan setres selalu menghantui jiwa dan raganya
Setelah dirinya kehilangan cinta terindah
Tetesan air matanya mengalir membasahi pipihnya yang manis
Bagaikan aliran sungai yang membanjiri sela-sela lembah
Sedih dan kesepian merongrong sukmanya sekan-akan menghilang dari dunia ini
Hatinya merintih penuh hancur tak tertolong lagi
Kini aku terlambat
Dirinya mencoba untuk bangkit dari rasa pilu yang mencekam
Mengambil puing-puing hatinya yang telah hancur
Dalam diam dirinya mencoba merangkaikannya kembali
Doa penuh harapan yang mendalam semakin membara
Meski cinta itu telah berlalu pergi jauh dari hadapanku
Hanya meninggalkan bekas luka sulit diobati
Sigadis itu tetap berdiri kokoh walaupun diterpa badai cinta
Sungguh salut menghadapi hidupnya penuh kesabaran
Dia belajar untuk mengampuni dan mencintai
Mencintai dirinya sendiri penuh tulus bersama liyan
Keyakinannya cinta bisa pergi karena sebuah keharusan tak wajib digenggam
Dirinya sungguh kuat, tangisan hatinya tidak terdengar
Di suatu hari nanti dengan penuh keyakinan
Mungkin cinta akan datang secara tiba-tiba
Ia akan siap meresponnya
Lapangkanlah dadamu untuk menerima aku dengan hati yang tulus
2023
Analisis Puisi:
Puisi "Putus" karya Marianus Elki Semit adalah ungkapan perasaan yang dalam tentang perpisahan dan proses penyembuhan dari rasa sakit setelah kehilangan cinta yang berarti. Puisi ini menggambarkan perjalanan emosional seseorang setelah mengalami perpisahan, dari kesedihan yang mendalam hingga proses penyembuhan dan harapan akan cinta di masa depan.
Kesedihan dan Puing-Puing Hati yang Retak: Puisi ini mencerminkan keadaan hati yang hancur dan retak setelah perpisahan. Penyair menggunakan gambaran "hati yang retak bagaikan puing-puing genteng sulit disatukan" untuk menggambarkan betapa sulitnya menyatukan hati yang telah terluka akibat perpisahan. Air mata yang mengalir dan kesedihan yang merongrong jiwa merupakan bagian dari proses penyembuhan yang panjang.
Proses Penyembuhan dan Keberanian: Meskipun terombang-ambing dalam kesedihan dan kesepian, puisi ini menunjukkan keberanian dan upaya untuk bangkit dari rasa sakit. Penyair mengekspresikan perjuangan dalam merangkai kembali puing-puing hati yang hancur dan menemukan harapan melalui doa yang mendalam.
Penerimaan, Pengampunan, dan Kekuatan Diri: Penyair menekankan pentingnya menerima kenyataan bahwa cinta bisa pergi, dan menciptakan narasi tentang pengampunan dan kekuatan dalam menyikapi cinta yang telah berlalu. Si gadis dalam puisi ini tetap berdiri tegar, menunjukkan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi badai cinta yang telah lewat.
Harapan akan Cinta di Masa Depan: Puisi ini diakhiri dengan penuh harapan, menekankan keyakinan akan kedatangan cinta yang baru di masa depan. Penyair menegaskan bahwa seseorang akan siap untuk menerima cinta kembali, menantikan kehadiran cinta yang datang secara tiba-tiba.
Puisi "Putus" merupakan ungkapan yang puitis dan mendalam tentang perjalanan emosional seseorang setelah perpisahan. Marianus Elki Semit berhasil mengekspresikan perasaan kehilangan, kesedihan yang mendalam, proses penyembuhan, serta harapan akan cinta di masa depan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kekuatan penyembuhan, penerimaan, dan harapan dalam menghadapi perpisahan dan proses pemulihan dari rasa sakit hati.
Karya: Marianus Elki Semit
Biodata Marianus Elki Semit:
- Marianus Elki Semit berasal Loce, Reo Barat, Manggarai-Flores-NTT.
- Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa di STFT Widya Sasana, Malang, Jawa Timur.