Puisi: Pesta Darwis (Karya Maman S. Tawie)

Puisi | Pesta Darwis | Karya | Maman S. Tawie |

Pesta Darwis


Dibangunnya seribu mesjid di pucuk-pucuk malam
Alangkah megahnya. Dan bulan pun bungkam
menyimpan hakikat cahaya.

Dilantunkannya kasidah rindu dalam gigil cuaca:
-- Rabbana, ya Rabbana.
Lalu dingin beringsut
ke dalam khalwat embun.
Dan keheningan bagai maut
pada kelam yang terbantun.

Didirikannya menara-menara dzikir di puncak-puncak gelombang.
Betapa tingginya. Dan laut pun gamang
menunda gemuruhnya

Digelarnya tarian cinta dalam gairah debu-debu khirqa:
-- Rabbana, ya Rabbana.
Lalu nyanyian fakir-fakir itu membakar udara
dan semesta berbingkai nyala.

        O, Darwis, Darwis. Mabuklah.
        Bumi yang berputar dalam genggaman, peluklah.
        Langit yang limbung dalam cawan, reguklah.
        Tapi aku tak punya setetes pun anggur dan airmata
        untuk mengisi haus dan menangisi lapar kalian.

        Akh, ternyata aku begitu dhuafa
        di antara timbunan kekayaan-Nya.


Banjarmasin, 1999

Catatan:
Darwis = istilah lain dari kaum sufi Khirqa = jubah para darwis.

Maman S. Tawie
Puisi: Pesta Darwis
Karya: Maman S. Tawie

Biodata Maman S. Tawie:
  • Maman S. Tawie adalah salah satu sastrawan asal Kalimantan Selatan.
  • Maman S. Tawie lahir pada tanggal 25 September 1957 di dusun Sei Tirik, desa Lokpaikat, kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
  • Karya-karyanya dimuat di berbagai media massa seperti Horison, Pelita, Banjarmasin Post, Dinamika Berita, Radar Banjarmasin, Angkatan Bersenjata, Merdeka, Kompas, Suara Karya, Zaman, Eksponen, dan Berita Buana.
  • Maman S. Tawie  meninggal dunia pada tanggal 7 April 2014 (pada usia 56 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.