Puisi: Perempuan (Karya Marianus Elki Semit)

Puisi | Perempuan | Karya | Marianus Elki Semit |
Perempuan


Kala itu aku di tepi pantai sembari menikmati sunset mulai mereka
Seorang diri di tepi pantai di bawah naungan ketapang
Desiran angin menerobos pori-pori kulitku
Gelombang laut pun seakan-akan menghempas jiwa dan ragaku

Aku pun terhanyut dalam imajinasi konyol tentang perempuan itu
Perempuan selalu mengusik hati di saat-saat kesepian
Tak terasa waktu pun terus berputar pada galibunnya
Malam mulai menghampiri aku di tengah keheningan

Selangka aku berpaling dari tempat itu
Sembari ditemani sebatang surya asapnya mengepul ke angkasa
Perempuan itu menyapaku dengan senyumannya yang manis
Merdu suaranya, lembut kulitnya seakan-akan hati ini ingin bersukaria

Katanya kepadaku 'Janganlah bersedih lagi'
Kehadiranku mengobati duka lara hatimu di setiap waktu
Genggamlah aku erat-erat puaskanlah aku dengan hasratmu
Malam ini akan menjadi saksi terindah tak terlupakan oleh ruang dan waktu

Aku pun tak sabar lagi meraihnya
Merasakan aroma tubuhnya bagaikan mawar merah
Kata-katanya sungguh menukik hatiku
Kini hasratku dan hasratnya bersatu padu dalam alunan kisah kasih selamanya


2023

Marianus Elki Semit
Puisi: Perempuan
Karya: Marianus Elki Semit

Biodata Marianus Elki Semit:
  • Marianus Elki Semit berasal Loce, Reo Barat, Manggarai-Flores-NTT.
  • Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa di STFT Widya Sasana, Malang, Jawa Timur.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Menjadi Batuaku menjadi batu karena laut merenggutmu dari dekapkuaku dibakar matahari, ditikam-tikam dingintapi tetap bergeming menghadap lautmenunggumu tak pulang-pulangsiang mala…
  • Hari Berangkat Dewasalihatlah hari berangkat dewasamatahari mengajari kita agar tak berdustamembagikan kasih sayangnya kepada setiap cintalihatlah jiwa kita yang terengah-engahmend…
  • Di Ruang Tunggukita duduk berdua sajakau tamu, aku tamu juga di sinike mana tuan rumah, tanyamulantas kita pun berkenalanlewat bahasa yang tak kumengertimeski aku paham isyarat sor…
  • Lagu Braga Malamdengan siapa lagi aku mesti bercakapselain dengan hati sendiri. Atau jalan lengangdi antara bangunan angkuh yang berhadapansaat selamat malam digumamkan. Sedang kau…
  • Kasidah Lilin- 27 meipada hari ini telah kaugenapkan hitungan napasdengan iringan kasidah cahaya. Dua puluh tiga tahunwaktu dan cuaca menguji setiamu pada bumilangit yang menciptak…
  • Kasidah Bantenaku datangtetapi dari mana aku datangaku pergitetapi kemana aku pergikau sambut aku dengan kasidahtempat berdiam segala kisahkupersembahkan padamu denting kecapitempa…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.