Menelusuri Makna Pemilu
Ketika aku menelisik kuatnya arus problema pemilu tahun ini
Kampanye membludak di segala media merongrong hati rakyat
Di atas podium mereka saling berargumen tak putus-putusnya
Membujuk, merayu rakyat dengan segala janji manisnya
Aku pun bertanya mengusik hati menusuk kalbu sembari meratapi kemelaratan rakyat
Apakah mereka hanya berjuang berlomba-lomba menuju kursi kenyamanan
Sungguhkah mereka ingin menyejahterakan rakyatnya
Melihat realitas hidup jauh dari harapan rakyat
Pemilu bukan hanya sekadar lomba meraih kedudukan tertinggi
Ini menyangkut masa depan negeri indonesia merdeka
Mencari pemimpin berkualitas, bermutu, berintelek, semangat melayani
Meningkatkan kesejahteraan meruntuhkan kebobrokan kebodohan politik
Tinggalkanlah retorika tak bermakna
Tunjukkan kecerdasanmu sebagai pemimpin bermoral dan bermartabat
Jangan hanya menjual janji tanpa tindakan di depan ruang publik
Jangan hanya saling menjelekkan untuk meraih simpati
Pemilu bukanlah soal ego dan ambisi personal, melainkan kedamaian rakyat
Mari kita memilih pemimpin penuh kebajikan
Yang memahami kebutuhan rakyat dan mampu memimpin dengan adil
Bukan hanya berjanji, tapi mampu mengubah harapan menjadi kenyataan
Menjadikan Indonesia merdeka cemerlang selama-lamanya
2023
Analisis Puisi:
Puisi ini menyuguhkan pandangan kritis terhadap realitas politik dan pemilu, serta menyoroti peran dan harapan terhadap pemimpin dan partai politik dalam konteks pemilihan umum.
Kritik terhadap Politik Kampanye: Penyair menyoroti intensitas kampanye politik yang mengambil ruang besar di berbagai media dan bagaimana mereka merayu dan membujuk rakyat dengan janji-janji manis. Hal ini mencerminkan bahwa politik saat pemilu sering menjadi panggung dimana argumen dan retorika kuat mendominasi, namun tidak selalu disertai dengan tindakan nyata yang dapat memajukan keadaan rakyat.
Kemelaratan Rakyat dan Harapan dari Pemimpin: Dalam puisi ini, digambarkan adanya kesenjangan antara realitas hidup rakyat dan janji-janji politisi. Penyair menghadirkan pertanyaan mengenai tujuan sebenarnya para kandidat pemilu - apakah mereka benar-benar ingin meningkatkan kesejahteraan rakyat atau hanya ingin memperoleh kekuasaan semata?
Harapan atas Kualitas Pemimpin: Puisi ini menekankan pentingnya memiliki pemimpin yang bermoral, cerdas, dan memiliki semangat pelayanan kepada rakyat. Penyair menyerukan pentingnya kualitas kepemimpinan yang adil, bermartabat, dan berintegritas yang mampu mengubah janji-janji menjadi kenyataan.
Tantangan dalam Proses Pemilu: Penyair menyoroti tantangan dalam proses pemilihan umum, termasuk retorika kosong, adu domba antar kandidat, serta perlunya pemilih untuk melihat di balik janji politik yang hanya merupakan kampanye belaka.
Puisi ini menunjukkan dorongan untuk memiliki kepemimpinan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan rakyat, serta menuntut agar pemilihan umum menjadi panggung bagi pemimpin yang mampu mengubah realitas hidup rakyat dan bukan hanya menyajikan janji-janji kosong semata.
Karya: Marianus Elki Semit
Biodata Marianus Elki Semit:
- Marianus Elki Semit berasal Loce, Reo Barat, Manggarai-Flores-NTT.
- Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa di STFT Widya Sasana, Malang, Jawa Timur.