Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Lukisan Wanita 1938 (Karya Toeti Heraty)

Puisi "Lukisan Wanita" karya Toeti Heraty menghadirkan suatu lukisan yang bukan hanya visual, tetapi juga memakai kata-kata untuk menciptakan ....
Lukisan Wanita 1938

Lukisan dengan lengkap citarasa
giwang, gelang, untaian kuning-hijau
selendang, menyembunyikan kehamilan

kehamilan maut yang nanti menjemput
luput diredam
kehamilan hidup yang nanti merenggut
goresan dendam
gejolak dan kemelut keprihatinan
gagal direkam
pada sapuan dan garis wajah
menyerah, pada alur sejarah

Lukisan dengan sapuan akhir
yang cemerlang, kelengkapan wajah
diperoleh dalam bingkai kenangan

Juli, 1989

Sumber: Horison (September, 1989)

Analisis Puisi:

Puisi "Lukisan Wanita 1938" karya Toeti Heraty menghadirkan suatu lukisan yang bukan hanya visual, tetapi juga memakai kata-kata untuk menciptakan gambaran yang mendalam dan puitis.

Deskripsi Lukisan dan Citarasa Wanita: Puisi dibuka dengan deskripsi gambaran lukisan wanita pada tahun 1938. Toeti Heraty menggunakan kata-kata yang kaya dan warna-warni untuk menggambarkan citarasa wanita tersebut, dengan perhiasan seperti giwang, gelang, dan selendang yang menghadirkan kekayaan dan keelokan visual.

Simbolisme Kehamilan dan Kematian: Penyair menggunakan metafora kehamilan sebagai simbol yang merujuk pada kehidupan dan kematian. Kehamilan yang "luput diredam" dapat diartikan sebagai ketidakmampuan untuk menahan atau menutupi rahasia yang berkaitan dengan kematian. Sebaliknya, "kehamilan hidup yang nanti merenggut" menunjukkan gejolak hidup yang mungkin berujung pada kematian.

Goresan Dendam dan Keprihatinan yang Gagal Direkam: Puisi menciptakan gambaran goresan dendam dan kemelut keprihatinan pada lukisan tersebut. Namun, goresan dan keprihatinan ini "gagal direkam pada sapuan dan garis wajah," menyiratkan bahwa realitas pahit kehidupan tidak selalu terbaca dengan jelas pada ekspresi wajah yang tampak indah.

Penyerahan pada Alur Sejarah: Goresan pada wajah wanita menyerah pada alur sejarah. Hal ini menciptakan gambaran tentang bagaimana kehidupan seorang wanita tercermin dan tertuang dalam karya seni, dan bagaimana alur sejarah dapat memberikan pengaruh dan warna pada pengalaman hidupnya.

Sapuan Akhir yang Cemerlang dan Kenangan: Puisi diakhiri dengan sentuhan optimisme dalam "sapuan akhir yang cemerlang." Meskipun menggambarkan kehidupan yang penuh dengan tantangan dan kepahitan, sapuan akhir menciptakan citra keberhasilan dan kemegahan, mengisyaratkan bahwa kehidupan seorang wanita memiliki keindahan dan kelengkapan yang diakui pada akhirnya.

Kelengkapan Wajah dalam Bingkai Kenangan: Penyair menekankan kelengkapan wajah yang cemerlang dalam bingkai kenangan. Kata-kata ini menciptakan gambaran tentang bagaimana kenangan dan pengalaman hidup seorang wanita membentuk identitasnya, dan bagaimana hal ini ditampilkan dalam karya seni.

Bahasa dan Suasana Puisi: Toeti Heraty menggunakan bahasa yang indah dan puitis untuk menciptakan suasana yang mendalam dan merenung. Bahasa ini memadukan citarasa visual dan emosional, menciptakan pengalaman pembaca yang lebih mendalam.

Secara keseluruhan, "Lukisan Wanita 1938" adalah puisi yang melibatkan pembaca dalam sebuah perjalanan melalui lukisan yang penuh warna dan simbolisme. Dengan memadukan kehidupan, kematian, dan keindahan dalam kata-kata, Toeti Heraty mengajak pembaca untuk merenung tentang kompleksitas dan kekayaan pengalaman wanita yang tercermin dalam seni dan kenangan.

Toeti Heraty
Puisi: Lukisan Wanita
Karya: Toeti Heraty

Biodata Toeti Heraty:
  • Toeti Heraty lahir pada tanggal 27 November 1933 di Bandung.
  • Toeti Heraty meninggal dunia pada tanggal 13 Juni 2021 (pada usia 87) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.