Kudeta
ketika daud menjadi rajaia berlaku adilhukum ditegakkan,politik bukan panglimadan ia persiapkan sulaiman, anaknyasebagai putra mahkotakarena sulaiman selalu berlaku adil
terhadap dua pihak yang bersengketasulaiman selalu memberi keputusanyang bisa diterima kedua pihakia tidak memihaksama sekali tidak
tapi, absyalum, anak sulung daudtidak bisa terimaia merasa sebagai anak pertamasudah selayaknya jadi putra mahkotalalu ia kerahkan warga desa dan kotamenghimpun kekuatanmelakukan konspirasiuntuk mengkudeta ayahnya sendiri
setelah pasukan siapabsyalum mengepung istanameminta ayahnya bertekuk lututinilah kudeta pertama di duniayang dilakukan anak terhadap bapaknya
daud tak ingin tumpah darah di negerinyaia tak ingin terjadi perang saudara– perang keluargaia pun menyingkir ke pinggirke bukit zaitun
absyalum naik takhtaia menjadi raja di yerusalempesta pora suka-sukasetiap saat
daud berdukabukan karena kehilangan takhtatapi mengingat rakyatnyayang kian sengsaradi bawah kekuasaan anaknya
kursi itu panas, absyalum!
daud dan sulaimanserta pengikut setiakembali menghimpun kekuatanuntuk menyerbu yerussalem
istana dikepungtapi absyalum kerahkan pasukanperang saudara tak terbendungbanyak darah mengalirdan absyalum tewasdalam perang itu
daud kembali menjadi rajahingga usia tak sanggup memikulnyadan ketika daud matisulaiman sudah siap mengganti
kursi itu panas, sulaiman!
Sumber: Ballada Para Nabi (2007)
Puisi: Kudeta
Karya: Asep S. Sambodja
Biodata Asep S. Sambodja:
- Asep S. Sambodja lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 15 September 1967.
- Karya-karyanya banyak dimuat di media massa, seperti Horison, Media Indonesia, Pikiran Rakyat, Jurnal Puisi dan lain sebagainya.
- Asep S. Sambodja meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 9 Desember 2010 (pada usia 43 tahun).