Krisis Ekonomi
Melihat kondisi yang krisis ekonomi
Membuat ketar-ketir
Dibuat pikir
Ramadan mau berakhir
Tapi bonus THR belum cair
Aku pun turut prihatin
Banyak yang paila
Buat lembaran hari raya
Buat beli baju pun tak ada
Alangkah baiknya disyukuri saja
Mungkin Tuhan menguji kita
Dengan bersabar atas semuanya
Semoga diganti oleh Allah SWT dengan yang lebih indah
Dan hidup menjadi berkah
Brebes, 17 April 2023
Analisis Puisi:
Puisi "Krisis Ekonomi" karya Kang Thohir mencerminkan situasi dan perasaan yang timbul di tengah krisis ekonomi.
Tema Krisis Ekonomi: Puisi ini secara langsung menggambarkan dampak krisis ekonomi pada kehidupan sehari-hari. Penyair menyoroti ketegangan dan kekhawatiran yang dirasakan oleh banyak orang, terutama menjelang akhir bulan Ramadan.
Ketidakpastian dan Kekhawatiran: Dalam puisi ini, tergambar ketidakpastian dan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi yang sulit. Para pekerja menantikan bonus THR (Tunjangan Hari Raya), namun ketidakpastian keuangan membuat mereka cemas dan prihatin.
Semangat Religiusitas: Meskipun dihadapkan dengan kesulitan ekonomi, penyair menegaskan pentingnya bersyukur dan bersabar. Ada ungkapan rasa percaya kepada Tuhan, bahwa ujian ini mungkin merupakan bagian dari rencana-Nya yang lebih besar.
Harapan dan Doa: Meskipun situasi ekonomi sulit, puisi ini mengandung harapan dan doa untuk perubahan yang lebih baik. Penyair berharap agar Allah SWT menggantikan kesulitan dengan berkah dan kebaikan yang lebih besar.
Bahasa Sederhana dan Menyentuh: Penggunaan bahasa sederhana dan lugas membuat puisi ini mudah dipahami dan mengena. Kata-kata yang dipilih dengan hati-hati mencerminkan perasaan dan pikiran yang autentik, sehingga pembaca dapat merasakan emosi yang ingin disampaikan.
Secara keseluruhan, puisi "Krisis Ekonomi" karya Kang Thohir memberikan gambaran yang jujur dan lugas tentang perjuangan yang dialami oleh banyak orang di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Meskipun dihadapkan dengan tantangan, puisi ini juga menyiratkan harapan dan keyakinan akan perubahan yang lebih baik di masa depan.
Puisi "Krisis Ekonomi" karya Kang Thohir mencerminkan situasi dan perasaan yang timbul di tengah krisis ekonomi.
Tema Krisis Ekonomi: Puisi ini secara langsung menggambarkan dampak krisis ekonomi pada kehidupan sehari-hari. Penyair menyoroti ketegangan dan kekhawatiran yang dirasakan oleh banyak orang, terutama menjelang akhir bulan Ramadan.
Ketidakpastian dan Kekhawatiran: Dalam puisi ini, tergambar ketidakpastian dan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi yang sulit. Para pekerja menantikan bonus THR (Tunjangan Hari Raya), namun ketidakpastian keuangan membuat mereka cemas dan prihatin.
Semangat Religiusitas: Meskipun dihadapkan dengan kesulitan ekonomi, penyair menegaskan pentingnya bersyukur dan bersabar. Ada ungkapan rasa percaya kepada Tuhan, bahwa ujian ini mungkin merupakan bagian dari rencana-Nya yang lebih besar.
Harapan dan Doa: Meskipun situasi ekonomi sulit, puisi ini mengandung harapan dan doa untuk perubahan yang lebih baik. Penyair berharap agar Allah SWT menggantikan kesulitan dengan berkah dan kebaikan yang lebih besar.
Bahasa Sederhana dan Menyentuh: Penggunaan bahasa sederhana dan lugas membuat puisi ini mudah dipahami dan mengena. Kata-kata yang dipilih dengan hati-hati mencerminkan perasaan dan pikiran yang autentik, sehingga pembaca dapat merasakan emosi yang ingin disampaikan.
Secara keseluruhan, puisi "Krisis Ekonomi" karya Kang Thohir memberikan gambaran yang jujur dan lugas tentang perjuangan yang dialami oleh banyak orang di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Meskipun dihadapkan dengan tantangan, puisi ini juga menyiratkan harapan dan keyakinan akan perubahan yang lebih baik di masa depan.
Karya: Kang Thohir
Biodata Kang Thohir:
- Kang Thohir merupakan nama pena dari Muhammad Thohir/Tahir (biasa disapa Mas Tair). Ia lahir di Brebes, Jawa Tengah.
- Kang Thohir suka menulis sejak duduk di bangku kelas empat SD sampai masuk ke Pondok Pesantren. Ia menulis puisi, cerpen dan lain sebagainya.