Puisi: Kini Ada Laut di Hatiku (Karya H.S. Djurtatap)

Puisi "Kini Ada Laut di Hatiku" karya H.S. Djurtatap menggambarkan bagaimana seorang individu membangun dan menemukan kedamaian batin di tengah ...
Kini Ada Laut di Hatiku

ketika semua laut ditanami ranjau
dan kapal – kapal urung berlayar
kubangun sendiri laut di hatiku
lalu kulayari sampai jauh
sampai ke telukMu

ketika bukit – bukit dan gunung – gunung
digunduli dan dirampas keserakahan
berjuta burung pun terusir dari kehidupan
kudirikan sendiri gunung di hatiku
lebih tinggi lebih indah
lalu kudaki sampai ke puncaknya
yang menyentuk telapakMu

ketika semua jalan ditutup
dan berjuta orang urung berangkat
kubikin sendiri jalan setapak di hatiku
lebih panjang dan berliku
lalu kulintasi setiap saat
dan bila rindu datang, kucumbui bayangMu
di tikungannya

biar laut diranjau
aku tak lagi risau
biar tak ada gunung
aku tak lagi bingung
biar jalan ditutup
aku tak lagi gugup

karena di hatiku kini
ada laut tak teranjau
ada gunung yang tak gundul
ada jalan yang tak tertutup

kala sunyi kala rindu semuanya
mengantarku kepadaMu

1991

Analisis Puisi:

Puisi "Kini Ada Laut di Hatiku" karya H.S. Djurtatap adalah sebuah karya yang menggambarkan bagaimana seorang individu membangun dan menemukan kedamaian batin di tengah-tengah kekacauan dan kesulitan dunia luar.

Tema dan Makna

  • Tema Penciptaan dan Ketahanan Batin: Tema utama puisi ini adalah penciptaan dan ketahanan batin di tengah-tengah kekacauan. Saat dunia luar penuh dengan ranjau, kerusakan, dan hambatan, sang penyair memilih untuk menciptakan dan menemukan kedamaian dalam dirinya sendiri. Laut, gunung, dan jalan di hatinya melambangkan upaya untuk membangun tempat perlindungan dan keindahan batin yang tidak terpengaruh oleh kondisi luar yang buruk.
  • Transformasi dari Kesulitan ke Kedamaian: Puisi ini menggambarkan proses transformasi dari kesulitan dan ketidakpastian dunia luar ke dalam ketenangan dan kedamaian batin. Dengan membangun laut, gunung, dan jalan di dalam hatinya, penyair menunjukkan bagaimana dia dapat mengatasi rasa takut, kebingungan, dan kesulitan yang dialaminya, dan menemukan ketenangan serta kedamaian di dalam dirinya.

Simbolisme

  • Laut di Hatiku: Laut yang tidak terjangkau oleh ranjau melambangkan kedamaian dan ketenangan batin yang tidak dapat dihancurkan oleh kekacauan dunia luar. Ini juga bisa diartikan sebagai tempat yang aman dan penuh harapan, di mana penyair merasa bebas dan damai.
  • Gunung di Hatiku: Gunung yang lebih tinggi dan indah dari yang ada di dunia nyata mewakili kekuatan dan keteguhan batin. Mendirikan gunung di hati simbolizes kekuatan pribadi dan kemampuan untuk mengatasi berbagai kesulitan.
  • Jalan Setapak di Hatiku: Jalan setapak yang lebih panjang dan berliku menggambarkan perjalanan hidup yang penuh dengan rintangan, tetapi juga menunjukkan keteguhan dan tekad untuk terus maju meskipun menghadapi kesulitan.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Penggunaan Kontras: Kontras antara dunia luar yang penuh ranjau, kerusakan, dan penutupan jalan dengan dunia batin yang penuh dengan laut, gunung, dan jalan yang indah menegaskan tema ketahanan batin dan penciptaan dunia sendiri. Ini menyoroti perbedaan antara kekacauan luar dan kedamaian batin.
  • Pernyataan yang Ditekankan: Pernyataan seperti "biar laut diranjau" dan "biar tak ada gunung" menekankan ketidakpedulian penyair terhadap kondisi luar karena dia telah menemukan ketenangan dan keindahan di dalam dirinya sendiri. Ini menunjukkan bagaimana keteguhan batin dapat mengatasi tantangan eksternal.
  • Imaji: Penggunaan imaji seperti "laut tak teranjau," "gunung yang tak gundul," dan "jalan yang tak tertutup" menciptakan gambaran visual yang kuat tentang dunia batin penyair, memperkuat rasa kedamaian dan ketenangan yang dia rasakan di dalam dirinya.

Makna Kontekstual

  • Refleksi tentang Ketahanan Pribadi: Puisi ini bisa dibaca sebagai refleksi tentang ketahanan pribadi dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Dalam dunia yang sering kali tidak adil dan penuh dengan rintangan, penyair menunjukkan bahwa dengan menciptakan kedamaian dan keindahan di dalam diri sendiri, seseorang dapat menemukan ketenangan meskipun dunia luar tidak mendukung.
  • Spiritualitas dan Koneksi dengan Yang Ilahi: Penyair menghubungkan ketenangan batin dengan koneksi spiritual, seperti terlihat dari akhir puisi di mana dia menyebutkan "mengantarku kepadaMu." Ini menunjukkan bahwa pencarian kedamaian batin juga merupakan pencarian spiritual, di mana kedamaian dan ketenangan ditemukan melalui koneksi dengan yang Ilahi atau kekuatan yang lebih tinggi.
  • Penghiburan dalam Kesunyian dan Kerinduan: Puisi ini juga menawarkan penghiburan dalam kesunyian dan kerinduan. Meskipun dunia luar mungkin penuh dengan kesulitan, penyair menemukan ketenangan dan penghiburan dalam kesunyian dan kerinduan yang mengarahkannya kepada sesuatu yang lebih besar dan lebih berarti.
Puisi "Kini Ada Laut di Hatiku" karya H.S. Djurtatap adalah puisi yang menggambarkan kekuatan batin dan penciptaan kedamaian di tengah-tengah kekacauan dunia luar. Melalui simbolisme laut, gunung, dan jalan, serta gaya bahasa yang kuat, puisi ini menyampaikan pesan tentang ketahanan, ketenangan, dan pencarian spiritual. Penyair menunjukkan bagaimana dengan membangun dunia batin yang indah dan aman, seseorang dapat mengatasi kesulitan dan menemukan kedamaian meskipun dunia di sekitar penuh dengan tantangan.

H.S. Djurtatap
Puisi: Kini Ada Laut di Hatiku
Karya: H.S. Djurtatap

Biodata H.S. Djurtatap:
  • H.S. Djurtatap lahir pada tanggal 2 Juni 1947 di Payakumbuh, Sumatera Barat.
  • H.S. Djurtatap adalah seorang penulis puisi, cerpen, dan juga esai. Selain itu, ia juga berprofesi sebagai wartawan.
  • Karya-karyanya banyak dimuat di Harian Abadi, Harian Pedoman, Majalah Tribun, Harian Merdeka, Majalah Mimbar, Majalah Horison, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.