Puisi: Kepada Bulan di Jendela (Karya Ook Nugroho)

Puisi "Kepada Bulan di Jendela" karya Ook Nugroho mengangkat bulan sebagai simbol utama yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, serta ...
Kepada Bulan di Jendela
In Memoriam: Sitor Situmorang

Bulan bundar di jendela itu
Bukankah bulan bundar yang sama
Yang dulu pernah dilihat
Penyair Sitor Situmorang
Di sebuah pekuburan belanda
Di pinggiran Jakarta
                    Tahun limapuluhan
Pada sebuah Malam Lebaran?

Sewaktu tak sengaja
Ia panjat itu tembok pekuburan lama
Tersebab iseng atau tersebab lainnya
Sehabis gagal niatnya bertamu itu malam
Pada kawannya karib, Pram, namanya konon

Lantas pulang ditulisnya
Pada kertas lusuh secarik
Dipindahkannya itu bulan mahabundar
Dilukisnya
            Jadi puisi terus bersinar
Menyebrangi seribu malam lebaran lain  
Menerangi pekuburan besar bernama Jakarta ini

O, bulan bundar ajaib itu 
Melintasi juga jendela kamar saya malam ini
Mengingatkan mungkin, mungkin saja
Soal adresku penghabisan itu

Analisis Puisi:

Puisi "Kepada Bulan di Jendela" karya Ook Nugroho mengangkat bulan sebagai simbol utama yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, serta sebagai medium untuk merenungkan memori dan pengalaman pribadi.

Konteks Sejarah dan Lokasi

  • Referensi Sejarah: Puisi mengaitkan bulan dengan pengalaman pribadi Sitor Situmorang pada tahun limapuluhan di sebuah pekuburan Belanda di pinggiran Jakarta saat Malam Lebaran. Hal ini menciptakan latar belakang sejarah yang kental, memperkaya makna puisi dengan nuansa nostalgia dan refleksi terhadap masa lalu.
  • Jendela sebagai Simbol: Jendela digunakan sebagai simbol fisik dan metaforis. Secara fisik, jendela merupakan tempat dari mana bulan diamati, tetapi juga mewakili batas antara dunia luar dan inner self penyair.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Bahasa Deskriptif: Penggunaan bahasa yang deskriptif dan naratif membantu menciptakan gambaran yang jelas tentang suasana dan pengalaman yang dihadirkan dalam puisi.
  • Imaji dan Metafora: Puisi menggunakan gambaran bulan yang "bundar" sebagai metafora keabadian dan keindahan yang melintasi waktu dan ruang, serta "menyinari" pengalaman manusia sepanjang sejarah.

Makna Simbolis

  • Bulan sebagai Penyatu Masa: Bulan dalam puisi ini tidak hanya menjadi objek pengamatan visual, tetapi juga menghubungkan masa lalu dengan masa kini serta memori pribadi dengan sejarah yang lebih luas.
  • Pekuburan sebagai Tempat Keheningan: Penggunaan pekuburan Belanda sebagai latar belakang menghadirkan gambaran keheningan dan refleksi, yang bertentangan dengan kehidupan sehari-hari yang sibuk dan gaduh.
Puisi "Kepada Bulan di Jendela" karya Ook Nugroho menghadirkan sebuah refleksi mendalam tentang masa lalu, memori, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Dengan menggabungkan elemen sejarah, simbolisme bulan, dan perjalanan pribadi penyair, puisi ini menawarkan lapisan makna yang mendalam bagi pembaca untuk merenungkan tentang arti keabadian dan pengalaman manusia dalam konteks waktu yang berlalu.

Ook Nugroho
Puisi: Kepada Bulan di Jendela
Karya: Ook Nugroho

Biodata Ook Nugroho:
  • Ook Nugroho lahir pada tanggal 7 April 1960 di Jakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.