Puisi: Kaubiarkan Rambutmu, Aina (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Kaubiarkan Rambutmu, Aina" karya Ahmadun Yosi Herfanda menggambarkan sebuah penggambaran yang indah dan melankolis tentang kepergian ...
Kaubiarkan Rambutmu, Aina
- pantai Sanur, Bali

kaubiarkan rambutmu disapu angin, Aina
berkibar-kibar dalam usapan cahaya senja
senyummu menghamparkan pasir di Sanur
menyanyikan lagu ombak dan nyiur

kaubiarkan rambutmu ditelan ombak, Aina
jadi santapan rumput laut dan ikan-ikan
di tengah anak-anak petani dan nelayan
jasadmu menari kecak dan legong
dalam taburan harum dupa dan kembang

kaubiarkan rambutmu diterbangkan angin, Aina
menghamparkan malam dan bintang-bintang
tapi kau tiada, lenyap dalam pura-pura dewa
Aina, Aina, biarkan kini aku menyelam
menciummu pada mata ikan-ikan

Sumber: Horison (Oktober, 1989)

Analisis Puisi:

Puisi "Kaubiarkan Rambutmu, Aina" karya Ahmadun Yosi Herfanda menggambarkan sebuah penggambaran yang indah dan melankolis tentang kepergian seseorang yang dicintai. Dalam hal ini, Aina menjadi representasi dari kepergian yang meninggalkan kesan yang mendalam pada penyair.

Citra Alam: Penyair menggunakan citra alam, seperti angin, senja, ombak, dan bintang-bintang, untuk menciptakan suasana yang romantis dan indah. Ini memberikan kesan kedamaian dan keabadian, sekaligus menggambarkan hubungan yang erat dengan alam.

Rambut sebagai Simbol: Rambut Aina dalam puisi ini menjadi simbol kecantikan, kebebasan, dan kenangan yang indah. Ketika rambutnya disapu angin atau ditelan ombak, itu mencerminkan kepergian dan kehilangan yang dialami oleh penyair. Rambutnya yang berkibar-kibar dan terbang oleh angin juga menggambarkan kebebasan dan keindahan yang melekat padanya.

Kerinduan dan Kehilangan: Penyair mengekspresikan kerinduannya pada Aina yang telah pergi dengan kata-kata yang penuh dengan kesedihan dan kehilangan. Ketidakhadirannya menghasilkan rasa kekosongan dan kesendirian yang dirasakan oleh penyair, seperti yang tergambar dalam ungkapan "tapi kau tiada, lenyap dalam pura-pura dewa."

Sentuhan Spiritualitas: Ada sentuhan spiritualitas dalam puisi ini, terutama dalam ungkapan "Aina, Aina, biarkan kini aku menyelam menciummu pada mata ikan-ikan." Hal ini mencerminkan upaya penyair untuk mencapai kedekatan dengan Aina melalui perenungan dan pengalaman spiritual.

Puisi "Kaubiarkan Rambutmu, Aina" adalah penggambaran yang indah dan melankolis tentang kepergian seseorang yang dicintai. Dengan menggunakan citra alam, simbolisme rambut, dan ungkapan yang penuh makna, penyair berhasil menyampaikan perasaan kerinduan, kehilangan, dan upaya mencari kedamaian spiritual dalam kepergian Aina. Ini adalah puisi yang menggugah emosi dan memperdalam pemahaman kita tentang arti kehilangan dan kenangan yang abadi.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Kaubiarkan Rambutmu, Aina
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.