Edan
Hari hari debu
cerlang matahari menerpa-nerpa tubuhku
matahariku
bola merah yang terlena di atas genangan ungu
dan hidupku
senyap mengendap dalam guyuran keringat
dan laparku
menyeringai dalam godaan laknat
dan rohku
tergencet tertimbun impian sesat
edan!
rohku itu dendam sekarat
Sumber: Horison (Januari, 1990)
Analisis Puisi:
Puisi "Edan" karya Isma Sawitri menciptakan sebuah dunia yang penuh kegelapan, kehausan, dan keputusasaan.
Judul yang Menantang: Judul "Edan" memberikan kesan tentang ketidakwarasan atau kegilaan. Ini menjadi titik awal yang menggiring pembaca untuk memahami ekspresi yang kuat dan emosional dalam puisi.
Hari-Hari Debu: Baris pertama puisi membawa pembaca ke dalam suasana harian yang penuh dengan debu. Ini bisa diartikan sebagai kiasan terhadap kehidupan yang keras, kasar, dan penuh tantangan.
Cerlang Matahari dan Matahariku: Penggunaan kata-kata seperti "cerlang matahari" dan "matahariku" menarik perhatian pada kekuatan matahari yang mendominasi, mengingatkan pada kondisi yang menyiksa dan tak terhindarkan dalam kehidupan.
Genangan Ungu dan Hidup yang Senyap: Warna ungu dalam genangan menciptakan gambaran yang suram dan misterius. Hidup yang senyap di dalamnya mencerminkan kesendirian dan kekosongan.
Lapar dan Godaan Laknat: Lapar yang diseringai dalam godaan laknat menciptakan citra kesukaran dan rasa lapar yang bukan hanya fisik, tetapi juga spiritual. Godaan yang dilaknat menyoroti konflik moral dan emosional.
Roh yang Tergencet: Pernyataan "rohku tergencet tertimbun impian sesat" mencirikan perasaan tertekan dan terkungkung oleh keputusasaan. Impian yang sesat mungkin mencerminkan pencarian makna hidup yang sulit dan tak pasti.
Edan!: Kata "edan" yang diulang menyoroti kegilaan atau keputusasaan yang mendalam. Ini menjadi seruan emosional yang mencerminkan keadaan mental yang terhimpit.
Dendam Sekarat: Akhir puisi dengan kata "edan!" dan "rohku itu dendam sekarat" menggambarkan pembangunan rasa dendam sebagai bentuk perlawanan terakhir dari seseorang yang merasa terpinggirkan dan terluka.
Gaya Bahasa yang Kuat: Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang kuat, dengan pengulangan kata-kata tertentu dan pemilihan kata yang intens, menciptakan suasana yang menggugah emosi.
Puisi "Edan" menyajikan pengalaman manusia yang terjebak dalam kondisi sulit dan penuh penderitaan. Dengan menggabungkan gambaran visual yang kuat dan ekspresi emosional yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kompleksitas kehidupan dan penderitaan yang mungkin dialami oleh individu.
Karya: Isma Sawitri
Biodata Isma Sawitri:
- Isma Sawitri lahir pada tanggal 21 November 1940 di Langsa, Aceh.