Analisis Puisi:
Puisi ini menggambarkan rasa terima kasih yang diungkapkan kepada makanan, terutama nasi dan daging, yang menyentuh dan memberi makna dalam kehidupan sehari-hari.
Rasa Terima Kasih: Penyair menyatakan rasa terima kasihnya kepada setiap butir nasi dan cabikan daging. Ia mengangkat makna filosofis dari elemen makanan sehari-hari ini sebagai penopang kehidupan sehari-hari.
Kiasan Butir Nasi: Butir nasi diibaratkan seperti puisi yang mengisi mulut seseorang dengan makna dan kekuatan. Ini menunjukkan bagaimana makanan bisa memberi kekuatan pada individu dan memberi makna dalam keseharian.
Makna Kehidupan: Dalam puisi, daging diasosiasikan dengan kejadian dan insiden yang tak terduga dalam hidup. Ia mewakili kejadian-kejadian yang tidak direncanakan yang hadir dalam kehidupan sehari-hari.
Makna Upacara di Meja Makan: Meja makan digambarkan sebagai tempat di mana upacara makan terjadi. Ini melambangkan momen-momen dalam hidup yang penuh dengan nilai, meskipun sederhana.
Penyimpangan Rasa Kenyang: Penyair menekankan bagaimana makanan, sekalipun sederhana, memperlambat rasa kenyang, mengingatkan untuk menghargai kasih sayang Tuhan.
Puisi "Di Meja Makan" merayakan dan menghormati makanan sehari-hari dengan menyampaikan rasa terima kasih atas keberadaannya. Ia menyematkan makna yang mendalam pada aspek-aspek kehidupan sehari-hari, menekankan bagaimana makanan bukan hanya sumber energi fisik tetapi juga memuat makna spiritual dan kebermaknaan yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari.
Karya: Ook Nugroho
Biodata Ook Nugroho:
- Ook Nugroho lahir pada tanggal 7 April 1960 di Jakarta, Indonesia.