Puisi: Catatan Harian Seorang Kelasi (Karya Idrus Tintin)

Puisi "Catatan Harian Seorang Kelasi" karya Idrus Tintin mengeksplorasi pengalaman seorang kelasi yang terjebak antara keindahan dan kegelapan ...
Catatan Harian
Seorang Kelasi

Kapal bertambat di dermaga
Bulan hinggap melepas cahaya
Malam menggelegak

Dahaga menggeliat
        Ada alasan menjinakkannya
                Malam jadi mencemaskan

Sumber: Luput (1986)

Analisis Puisi:

Puisi "Catatan Harian Seorang Kelasi" karya Idrus Tintin menangkap suasana malam yang penuh ketegangan dan refleksi. Dalam beberapa bait yang ringkas namun padat, Idrus mengeksplorasi pengalaman seorang kelasi yang terjebak antara keindahan dan kegelapan malam, menggambarkan kerinduan dan ketidakpastian yang mengiringi kehidupan di laut.

Struktur dan Bahasa

Puisi ini disusun dengan penggunaan kata-kata yang sederhana namun memiliki makna yang mendalam. Dengan gaya penulisan yang puitis, Tintin menciptakan suasana yang bisa dirasakan oleh pembaca. Setiap bait membangun ketegangan yang berlapis, menciptakan nuansa malam yang dramatis.

Suasana Malam yang Kontradiktif

Diawali dengan kalimat "Kapal bertambat di dermaga," puisi ini langsung menghadirkan visual yang kuat. Kapal yang bertambat menciptakan rasa stabilitas, namun kemudian disusul dengan gambaran "Bulan hinggap melepas cahaya," yang menunjukkan keindahan yang seolah menghibur. Meskipun malam tampak indah, Tintin segera menghadirkan nuansa ketidakpastian dengan frasa "Malam menggelegak." Ini menciptakan kontras antara keindahan dan potensi bahaya, menggambarkan konflik batin yang dirasakan oleh si kelasi.

Kerinduan dan Kecemasan

Bagian selanjutnya dari puisi ini menghadirkan tema dahaga. "Dahaga menggeliat" menunjukkan perasaan lapar akan sesuatu yang lebih dari sekadar fisik; ini bisa berarti kerinduan akan kehidupan di darat atau perasaan kehilangan yang menyakitkan. Idrus menambah dimensi pada puisi ini dengan menyoroti bahwa ada "alasan menjinakkannya," yang mengimplikasikan usaha untuk mengatasi perasaan tersebut. Namun, ketegangan tetap ada ketika malam berubah menjadi "mencemaskan." Di sini, kita dapat merasakan perasaan cemas yang dirasakan si kelasi saat terjebak di antara keindahan dan kegelapan.

Pesan dan Makna

Melalui puisi ini, Idrus Tintin berhasil menggambarkan perasaan kompleks yang sering dialami oleh orang-orang yang hidup di tepi laut, terutama mereka yang bekerja di kapal. Pengalaman seorang kelasi di malam hari menjadi cerminan dari perjuangan batin dan kerinduan. Puisi ini menggambarkan bahwa meskipun ada keindahan dalam hidup, selalu ada ketidakpastian yang menyertai, yang mengharuskan kita untuk berani menghadapi keadaan.

Puisi "Catatan Harian Seorang Kelasi" karya Idrus Tintin adalah sebuah karya yang mampu menangkap keindahan dan ketegangan malam dengan sangat baik. Melalui bahasa yang puitis dan imaji yang kuat, Idrus mengajak pembaca untuk merasakan pengalaman seorang kelasi yang terjebak dalam kerinduan dan kecemasan. Puisi ini menjadi pengingat akan kompleksitas emosi manusia dan bagaimana kita harus terus berjuang meskipun dalam situasi yang sulit. Dengan menggambarkan keindahan dan bahaya malam, Idrus menciptakan karya yang mendalam dan menggugah.

Puisi Idrus Tintin
Puisi: Catatan Harian Seorang Kelasi
Karya: Idrus Tintin

Biodata Idrus Tintin:
  • Idrus Tintin (oleh sanak keluarga dan kawan-kawannya, biasa dipanggil Derus) lahir pada tanggal 10 November 1932 di Rengat, Riau.
  • Idrus Tintin meninggal dunia pada tanggal 14 Juli 2003 (usia 71 tahun) akibat penyakit stroke.
© Sepenuhnya. All rights reserved.