Puisi: Berita Antropologi (Karya Toeti Heraty)

Melalui penggambaran alam, nostalgia, dan pertanyaan eksistensial, "Berita Antropologi" menciptakan suatu perjalanan pemikiran yang mendalam dan ....
Berita Antropologi


Ini penelitian yang jauh sekali
ke puncak-puncak karang putih
        yang licin dan dingin
karang beku yang menyembul pelahan
        tanpa gema, tanpa pelaku
hanya gesek dataran-dataran beku
ombak kecil satu-satunya bunyi pada putih-jernih
panorama yang bukan bumi lagi hadirku hanya
sebagai nafas dalam sunyi

Dan aneh, awan dan kabut tipis-bening
masih membelaikan nostalgi pada
        kehangatan bumi
inilah yang tertinggal dari pesta warna
        yang kukenal?
sembilan matahari memancar, delapan bulan
berpijar-pijar pernah mengitarinya
bersama pusaran gelombang stratosfir
lembayung jingga

Masih tersisakah desir angin yang diam-diam
menyimpan gema — mungkinkah kau sayup
berseru di balik karang itu
        yang mulai menjauh
tadinya hampir membentur, akhirnya
menyentuh pun tidak
kedua gunung beku itu akan tenggelam meskipun
lambat, tak dapat diselamatkan ditelan gerak arus
pelahan
        — tarian maut dalam mimpi —
karam ke lautan yang paling dalam

Siapa yang membawa aku kemari?
Di mana — siapa aku ini?
....................................................
ada relung dalam gedung, di mana kita
duduk, terpisah hanya oleh setumpuk buku
ada bangku di teras depan dan astaga —
kau meraba lancang di antara pahaku
ada pohon rindang di halaman, dan di
tengah gelak handai-kawan kita
tukar-menukar surat cinta

Kini — nafas dan nostalgi — (lihat di atas)
tanpa ingatan, didera amnesia pedih, nyeri
dini hari jam tiga pagi, saat malapetaka
yang tidak masuk warta berita
dan terbangun oleh sedu-sedan, gerak jari
dalam mimpi menyeka pipi: salju
benua antartika? atau air mata yang
membeku?

Aku ingat cerita antropologi, bahwa para
eskimo membawa mereka yang lanjut usia
ke tempat yang jauh untuk terakhir kali
kemudian ditinggalkan —
        di antara es dan salju untuk
        melepasnya mati


Sumber: Mimpi dan Pretensi (1982)

Analisis Puisi:
Puisi "Berita Antropologi" karya Toeti Heraty menggambarkan sebuah perjalanan eksplorasi yang melibatkan unsur-unsur alam, nostalgia, dan pertanyaan identitas. Dengan bahasa yang padat dan gambaran yang mendalam, penyair mengajak pembaca merenung tentang eksistensi, perubahan, dan kehilangan.

Penelitian Jauh ke Puncak-Puncak Karang: Puisi dibuka dengan gambaran perjalanan penelitian yang jauh, menciptakan citra puncak-puncak karang putih yang licin dan dingin. Hal ini mungkin merupakan perbandingan dengan kehidupan yang penuh tantangan dan kadang-kadang tak terduga.

Awan dan Kabut Tipis-Bening: Penyair memperkenalkan elemen awan dan kabut tipis-bening yang membelaikan nostalgi pada kehangatan bumi. Ini menciptakan suasana kontras antara kejernihan puncak karang dan kehangatan bumi yang dirindukan.

Pesta Warna yang Tertinggal: Penyair menyentuh tema nostalgia dan kehilangan dengan menyebutkan sisa-sisa dari "pesta warna yang kukenal." Puisi ini bisa menggambarkan perubahan zaman dan kehilangan elemen-elemen keindahan yang pernah ada.

Tarian Maut dalam Mimpi: Gambarkan karang yang menjauh dan akan tenggelam membawa pemikiran tentang kehilangan dan perubahan. Istilah "tarian maut dalam mimpi" memberikan nuansa misteri dan kepasrahan terhadap takdir.

Identitas yang Kabur: Pertanyaan identitas muncul melalui barisan pertanyaan "Siapa yang membawa aku kemari? Di mana — siapa aku ini?" Penyair mungkin merenungkan tentang perjalanan hidup dan bagaimana eksplorasi fisik dan spiritual dapat memunculkan pertanyaan tentang jati diri.

Amnesia dan Nostalgia: Penyair menyentuh tema kehilangan ingatan (amnesia) dan merasakan nostalgia yang pedih. Pada bagian tertentu, ada rasa kehilangan yang muncul dari peristiwa malapetaka yang tidak masuk warta berita.

Eskimo dan Ritual Kematian: Penyair mengingatkan pembaca pada cerita antropologi tentang ritual eskimo membawa yang lanjut usia ke tempat yang jauh untuk mengakhiri hidup mereka. Ini menciptakan citra tentang kesendirian dan kehilangan yang dapat dirasakan oleh setiap individu.

Melalui penggambaran alam, nostalgia, dan pertanyaan eksistensial, "Berita Antropologi" menciptakan suatu perjalanan pemikiran yang mendalam dan merangsang. Puisi ini menyoroti tema-tema universal seperti perubahan, kehilangan, dan pencarian identitas, dan mengeksplorasi cara manusia meresponsnya dalam konteks spiritual dan fisik.

Toeti Heraty
Puisi: Berita Antropologi
Karya: Toeti Heraty

Biodata Toeti Heraty:
  • Toeti Heraty lahir pada tanggal 27 November 1933 di Bandung.
  • Toeti Heraty meninggal dunia pada tanggal 13 Juni 2021 (pada usia 87) di Jakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.