Analisis Puisi:
Puisi "Berita Antropologi" karya Toeti Heraty menggambarkan sebuah perjalanan eksplorasi yang melibatkan unsur-unsur alam, nostalgia, dan pertanyaan identitas. Dengan bahasa yang padat dan gambaran yang mendalam, penyair mengajak pembaca merenung tentang eksistensi, perubahan, dan kehilangan.
Penelitian Jauh ke Puncak-Puncak Karang: Puisi dibuka dengan gambaran perjalanan penelitian yang jauh, menciptakan citra puncak-puncak karang putih yang licin dan dingin. Hal ini mungkin merupakan perbandingan dengan kehidupan yang penuh tantangan dan kadang-kadang tak terduga.
Awan dan Kabut Tipis-Bening: Penyair memperkenalkan elemen awan dan kabut tipis-bening yang membelaikan nostalgi pada kehangatan bumi. Ini menciptakan suasana kontras antara kejernihan puncak karang dan kehangatan bumi yang dirindukan.
Pesta Warna yang Tertinggal: Penyair menyentuh tema nostalgia dan kehilangan dengan menyebutkan sisa-sisa dari "pesta warna yang kukenal." Puisi ini bisa menggambarkan perubahan zaman dan kehilangan elemen-elemen keindahan yang pernah ada.
Tarian Maut dalam Mimpi: Gambarkan karang yang menjauh dan akan tenggelam membawa pemikiran tentang kehilangan dan perubahan. Istilah "tarian maut dalam mimpi" memberikan nuansa misteri dan kepasrahan terhadap takdir.
Identitas yang Kabur: Pertanyaan identitas muncul melalui barisan pertanyaan "Siapa yang membawa aku kemari? Di mana — siapa aku ini?" Penyair mungkin merenungkan tentang perjalanan hidup dan bagaimana eksplorasi fisik dan spiritual dapat memunculkan pertanyaan tentang jati diri.
Amnesia dan Nostalgia: Penyair menyentuh tema kehilangan ingatan (amnesia) dan merasakan nostalgia yang pedih. Pada bagian tertentu, ada rasa kehilangan yang muncul dari peristiwa malapetaka yang tidak masuk warta berita.
Eskimo dan Ritual Kematian: Penyair mengingatkan pembaca pada cerita antropologi tentang ritual eskimo membawa yang lanjut usia ke tempat yang jauh untuk mengakhiri hidup mereka. Ini menciptakan citra tentang kesendirian dan kehilangan yang dapat dirasakan oleh setiap individu.
Melalui penggambaran alam, nostalgia, dan pertanyaan eksistensial, "Berita Antropologi" menciptakan suatu perjalanan pemikiran yang mendalam dan merangsang. Puisi ini menyoroti tema-tema universal seperti perubahan, kehilangan, dan pencarian identitas, dan mengeksplorasi cara manusia meresponsnya dalam konteks spiritual dan fisik.