Bencong-Bencong Kota Saduum
laki-laki mencintai laki-lakiperempuan mencintai perempuanluth tak habis pikir,ini zaman edan!
luth mencoba pakai logikaadam diberkahi hawauntuk bercintadan berkembang biakmengisi semesta rayatapi laki-laki kota saduum,ada sodom, lebih sukasodomi dengan sesama lelaki—bencong deh!
kata-kata luthtak mempan, bahkan istrinyalebih merayakan kemaksiatanbersama bencong-bencongkota saduum"jangan ganggu banci...jangan ganggu banci..."katanya
sebagai nabiluth tak berdayamempermak moral para bencong,pemuja homoseksual—dan juga kaum lesbian—suaranya lindap,persis kaleng kosong yang dilemparke tengah gerombolan anjing liardan srigalabahkan banyak banci gugatyang ingin membungkamnya
adakah jalan terbaikselain menghancurkan kotayang sarat bencongdan lesbong?
allah mengutus dua malaikat gantenguntuk mengajak luthdan keluargadan sedikit pengikutnyameninggalkan kota saduumyang pucat,sebelum fajar tiba
bencong-bencong kota saduummengepung rumah luthkarena tahu ada dua pemuda gantengdi dalam rumahnya—siapa lagi yang membocorkankalau bukan istri luth sendiriember!—
bagai hyena yang laparmereka dobrak rumah luthdan seketika itu pulamereka butatak mampu melihat apa-apagelap gulita!mereka saling tabrakdan saling tubrukseperti yang biasa mereka lakukantapi tak melihat!
buta!buta!!!au ah, gelap!
luth dan keluargadan sedikit pengikutnyamengikuti malaikat itutinggalkan saduummeski hari gelap
petir menyambarguntur bergemuruhdan bumi di bawah kota saduummenggelegakrumah-rumah rubuhrumah-rumah terbalikorang-orang rubuhorang-orang terbalikkepala di bawahkaki di ataslaki-laki menindih laki-lakiperempuan menindih perempuanbatu-batu menindih laki-lakibatu-batu menindih perempuansatu-satu mati terkuburbalok dan batu
"luth, jangan melihat ke belakangberjalanlah lurus ke perbatasan,"titah malaikat
tapi istri luthtak ingin melupakan kenangandibuang sayangia menoleh ke belakangdan ia membatuseperti kena kutukan—bagi pendurhaka
menjelang fajarlingga-lingga kota saduumrubuhpatah
Sumber: Ballada Para Nabi (2007)
Puisi: Bencong-Bencong Kota Saduum
Karya: Asep S. Sambodja
Biodata Asep S. Sambodja:
- Asep S. Sambodja lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 15 September 1967.
- Karya-karyanya banyak dimuat di media massa, seperti Horison, Media Indonesia, Pikiran Rakyat, Jurnal Puisi dan lain sebagainya.
- Asep S. Sambodja meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 9 Desember 2010 (pada usia 43 tahun).