Keberhasilan pembelajaran di kelas sangat ditentukan oleh guru. Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan-tujuan. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Penelitian ini dibuat dalam metode penelitian literatur review yang mana memberikan output terhadap data yang ada, serta penjabaran dari suatu penemuan sehingga dapat dijadikan suatu contoh untuk kajian penelitian dalam menyusun atau membuat pembahasan yang jelas dari isi masalah yang akan diteliti.
Penulis mencari data atau bahan literatur dari jurnal atau artikel dan juga referensi dari buku sehingga dapat dijadikan suatu landasan yang kuat dalam isi atau pembahasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebuah pembelajaran yang menunjang pengelolaan kelas terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah strategi atau pendekatan untuk meningkatkan motivasi belajar yaitu dengan memperhatikan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan faktor pendukung dan penghambat pada pengelolaan kelas.
Selain itu, dalam suatu pembelajaran diperlukan adanya kreativitas dari guru. Di antara kreativitas guru dalam mengajar, yaitu dengan menggunakan metode dan media pembelajaran.
Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran PAI
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah di Indonesia. Guru Pendidikan Agama Islam sangat berperan penting dalam mewujudkan akhlak mulia siswa dan juga dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Karena seorang guru memiliki tanggung jawab dalam proses belajar mengajar.
Namun, seringkali siswa merasa sulit untuk belajar PAI karena sebagian besar materi yang didapatkan bersifat teori dan kurang memotivasi.
Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, maka saat ini yang perlu diperhatikan oleh seorang guru PAI agar mencapai hasil yang maksimal adalah membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan baik yang tentunya di dalam rencana tersebut sudah diisi dengan berbagai cara atau metode untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar.
Selain membuat perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan dalam mengajar, dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didik perlu adanya strategi atau pendekatan yang dilakukan oleh seorang pendidik. Strategi yaitu pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan faktor sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
Dengan demikian, salah satu pembelajaran yang menunjang pendidikan Agama Islam adalah strategi atau pendekatan untuk meningkatkan motivasi belajar yang akan membawa peserta didik ke arah belajar yang efektif dan efisien yang menekankan keaktifan peserta didik secara fisik, mental, intelektual dan emosional.
Selain itu, pengelolaan kelas juga sangat penting untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Pengelolaan kelas adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk membentuk suasana belajar yang aman, disiplin, dan kondusif bagi siswa.
Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalam kelas.
Berbagai definisi tentang pengelolaan kelas yang dapat diterima oleh para ahli pendidikan, yaitu pengelolaan kelas didefinisikan sebagai:
- Perangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dan mengurangkan tingkah laku yang tidak diinginkan.
- Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif.
- Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
Tujuan dari pengelolaan kelas adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang baik sehingga siswa dapat belajar dengan optimal dan merasa nyaman dalam belajar. Menurut Ahmad (1995) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
- Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
- Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
- Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual peserta didik dalam kelas.
- Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian yang bersifat literature review. Literatur review adalah metode sistematis, eksplisit, dan reprodusibel untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan sintesis terhadap karya-karya hasil penelitian dan hasil pemikiran yang sudah dihasilkan oleh para peneliti dan praktisi.
Penelitian ini dibuat dalam metode penelitian literatur review yang mana memberikan output terhadap data yang ada, serta penjabaran dari suatu penemuan sehingga dapat dijadikan suatu contoh untuk kajian penelitian dalam menyusun atau membuat pembahasan yang jelas dari isi masalah yang akan diteliti.
Penulis mencari data atau bahan literatur dari jurnal atau artikel dan juga referensi dari buku sehingga dapat dijadikan suatu landasan yang kuat dalam isi atau pembahasan.
Dari penelitian ini adapun isi terkait dengan penggunaan metode penelitian systematic literature review. Dalam penggunaan penelitian di ilmu sosiologi mencari dan mengumpulkan beberapa jurnal-jurnal serta diambil beberapa kesimpulan lalu ditelaah secara mendalam melalui cara yang rinci agar terdapat suatu hasil akhir yang baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pembahasan
Tugas guru dalam pengelolaan kelas meliputi:
- Persiapan perangkat pengajaran;
- Mengecek dan meneliti daftar hadir siswa;
- Mengatur kebersihan ruang kelas;;
- Mengatur denah tempat duduk, daftar piket, absensi siswa, buku siswa dan tata tertib kelas (penyelenggaraan administrasi).
Pengelolaan kelas dalam meningkatkan belajar siswa dapat dilakukan dengan memberikan apresiasi dan persepsi terhadap siswa sebelum mulai pembelajaran di kelas, memberikan rasa aman dan nyaman dalam kelas untuk dapat mengikuti pembelajaran, menciptakan hubungan yang baik sesama siswa serta siswa dengan guru sehingga tercipta suasana kekeluargaan antar warga sekolah pada umumnya dan warga kelas pada khususnya.
Dalam melaksanakan pengelolaan kelas, guru menerapkan beberapa prinsip dan beberapa pendekatan yang bermanfaat bagi siswa. Setelah mendapatkan kepastian tentang arah, tujuan, tindakan, tindakan sekaligus metode ataupun teknik yang tepat untuk digunakan, guru melakukan pengorganisasian dalam pelaksanaan pengelolaan kelas dengan tujuan agar pelaksanaan pengelolaan yang dijalankan oleh guru dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Pengawasan pengelolaan kelas dilaksanakan oleh kepala sekolah secara kontinu dan berkelanjutan.
Tujuan dan manfaat dilaksanakan pengawasan adalah untuk meningkatkan kualitas mutu pengajaran dan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan pengelolaan kelas, untuk meningkatkan situasi belajar mengajar yang memungkinkan siswa belajar lebih efektif, dan memberikan bimbingan bagi para guru untuk memperbaiki kekurangannya.
Pengawasan yang dilakukan secara efektif dan efesien dapat dilakukan dengan cara melakukan penyusunan program pengawasan, melaksanakan program pengawasan dengan rasa tanggung jawab, serta mendokumentasikan hasil pengawasan untuk melakukan pengawasan tindak lanjut.
Faktor yang mendukung dan menghambat dan mempengaruhi dalam pengelolaan kelas agar mampu meningkatkan belajar siswa adalah faktor lingkungan fisik, faktor Sosial Emosional dan faktor organisasional di sekolah tersebut.
Faktor lingkungan fisik mencakup di dalamnya adalah ruang kelas tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran, pengaturan tempat duduk siswa, pengaturan pencahayaan/sinar, pengaturan dalam menyimpan barang di kelas.
Factor Sosial Emosional meliputi kondisi guru menyangkut masalah tipe kepemimpinan, sikap guru, suara guru serta hubungan baik dengan guru.
Sedangkan Kondisi Organisasional sekolah di dalamnya menyangkut kondisi siswa baik itu kondisi Internal siswa maupun kondisi eksternal siswa.
Pengelolaan kelas tidak dapat terlepas dari motivasi kerja guru, karena dengan motivasi kerja guru ini akan terlihat sejauh mana motif dan motivasi guru untuk melakukan pengelolaan kelas, sedangkan dengan gaya kepemimpinan guru yang tepat yang digunakan dalam pengelolaan kelas akan mengoptimalkan dan memaksimalkan keberhasilan pengelolaan kelas tersebut.
Motivasi
Abraham H. Maslow dengan teori motivasi-nya mengemukakan ada lima tingkatan kebutuhan manusia secara berjenjang:
- Phisik: sandang, pangan, dan papan;
- Rasa aman dan jaminan: tidak ada kekhawatiran akan dikeluarkan dari tempat kerja sewaktu-waktu;
- Kasih sayang dan kebersamaan;
- Penghargaan dan pengakuan; dan
- Aktualisasi diri.
Motivasi adalah dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dorongan ini muncul dikarenakan adanya kebutuhan, dan peneliti sependapat dengan kebutuhan dan tingkatan kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham H. Maslow, David Mc. Clelland yaitu kebutuhan untuk berprestasi, faktor internal ataupun faktor eksternal.
Keberhasilan pengelolaan kelas bergantung pada motivasi guru, artinya guru yang memiliki motivasi yang tinggi akan dapat mengelola kelas dengan baik dan tepat.
Mengelola kelas itu sendiri bukanlah tujuan utama dari setiap guru, akan tetapi apabila guru dapat mengelola kelas dengan baik, maka kegiatan belajar mengajarnya akan berjalan baik dan para peserta didiknya akan berprestasi tinggi.
Mengelola kelas merupakan sarana/alat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan belajar mengajar. Tujuan guru pada dasarnya adalah bagaimana guru dapat mentransfer materi pelajaran dengan baik, sehingga peserta didik dapat mengerti dan menerima materi pelajaran yang diajarkan.
Keberhasilan pengelolaan kelas bergantung pada motivasi guru, artinya guru yang memiliki motivasi yang tinggi akan dapat mengelola kelas dengan baik dan tepat.
Mengelola kelas itu sendiri bukanlah tujuan utama dari setiap guru, akan tetapi apabila guru dapat mengelola kelas dengan baik, maka kegiatan belajar mengajar-nya akan berjalan baik dan peserta didik-peserta didiknya akan berprestasi tinggi.
Mengelola kelas merupakan sarana/alat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan belajar mengajar. Tujuan guru pada dasarnya adalah bagaimana guru dapat mentransfer materi pelajaran dengan baik, sehingga peserta didik dapat mengerti dan menerima materi pelajaran yang diajarkan.
Guru yang memiliki motivasi yang tinggi dan tidak hanya untuk kepentingan dirinya, akan dapat melakukan pengelolaan kelas dengan tepat. Guru tersebut akan menaruh perhatian bagi peserta didik dan kelasnya. Guru akan melakukan yang terbaik bagi peserta didik.
Dalam mentransfer materi pelajaran pada peserta didik, guru akan mempelajari dan mengatur kelas sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik.
Guru akan mencermati kemampuan para peserta didik satu per satu, sehingga guru mengetahui kemampuan peserta didik pada tingkatan rendah, sedang atau tinggi.
Sebuah pembelajaran yang menunjang pengelolaan kelas terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah strategi atau pendekatan untuk meningkatkan motivasi belajar yaitu dengan memperhatikan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan faktor pendukung dan penghambat pada pengelolaan kelas.
1. Perencanaan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan harus direncanakan agar pelaksanaannya memiliki arah dan tujuan yang jelas. Proses perencanaan pengelolaan kelas dibuat sebelum masuk dan melaksanakan pembelajaran ini penting agar kegiatan pembelajaran tidak terganggu.
Kegiatan perencanaan yang harus guru dalam kelas adalah mempersiapkan rencana pengaturan sarana prasarana kelas, pengelolaan pengajaran, siswa, dan administrasi kelas, seperti rencana pengaturan tempat duduk, pencahayaan ruangan, perencanaan pengajaran, perencanaan pengadministrasian, perencanaan daftar absensi siswa, semua harus ada sebelum memasuki dan melaksanakan pembelajaran.
Peran guru dalam implementasi perencanaan pengelolaan kelas dalam proses belajar mengajar di antaranya adalah:
- Menetapkan apa yang akan, kapan dan bagaimana cara pelaksanaan rencana tersebut;
- Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penetapan target;
- Mengembangkan alternatif tindakan;
- Mengumpulkan dan menganalisis informasi serta mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana dan keputusan.
2. Pelaksanaan Pengelolaan Kelas
Pelaksanaan pengelolaan kelas sedapat mungkin menciptakan suasana yang akrab dengan siswa dan orang tua. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa/orang tua atau siswa dengan siswa yang lain akan dapat menciptakan kondisi yang nyaman, dengan kondisi seperti untuk menghindari terjadinya percekcokan dan perselisihan antar sesama murid. Jika apabila terjadi perselisihan segera dapat diselesaikannya.
Siswa diajak untuk membuat kelas menjadi satu keluarga, lebih indah dan asri sehingga ruang kelas menjadi menarik siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Siswa dapat meraih prestasi yang membanggakan. Guru dapat memberikan reward bagi siswa yang berprestasi.
3. Pengawasan Pengelolaan Kelas
Pengawasan dan pengendalian adalah tindakan yang preventif untuk mencegah agar tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan berhati hati dalam melakukan pekerjaannya.
Pengawasan yang dilakukan dilakukan oleh Kepala sekolah secara berkelanjutan dengan menggunakan teknik-teknik pengawasan dan menerapkan prinsip-prinsip pengawasan yaitu Kontinuitas. Program pengawasan kelas dalam meningkatkan belajar siswa sesuai dengan harapan.
Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah dilaksanakan secara berkelanjutan yang bertujuan untuk mengevaluasi program kegiatan serta memberikan masukan kepada para guru agar dapat meningkatkan kinerja.
Tujuan dan manfaat pengawasan yang dilakukan terhadap kinerja guru pada umumnya adalah:
- Dapat membangkitkan dan mendorong semangat guru dan tenaga administrasi untuk menjalankan tugas dengan sebaik baiknya;
- Agar guru dan tenaga administrasi lainnya dapat memperbaiki kekurangannya;
- Berusaha bersama sama mengembangkan, mencari dan menggunakan metode baru dalam kemajuan proses belajar;
- Dapat membina kerjasama yang harmonis antara guru, murid dan pegawai sekolah.
4. Faktor Pendukung Penghambat Pengelolaan Kelas
Faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan kelas dalam meningkatkan belajar siswa adalah Faktor Intern dan Faktor Ekstren yang di dalamnya mencakup masalah tenaga pendidik, peserta didik, fasilitas (lingkungan fisik), lingkungan masyarakat.
Faktor Inern siswa berhubungan dengan emosi, pikiran, perilaku, dan kepribadian siswa. Sedangkan faktor Ekstern berhubungan dengan lingkungan tempat belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, dan jumlah siswa.
Faktor guru juga mempengaruhi dalam upaya pengelolaan kelas menyangkut masalah social emosionalnya.
A. Faktor-Faktor Pendukung
Menurut Nawawi, faktor yang mendukung pengelolaan kelas antara lain:
- Kurikulum;
- Gedung dan sarana kelas;
- Guru;
- Murid;
- Dinamika kelas;
B. Faktor-Faktor Penghambat
1. Guru;
- Tipe kepemimpinan guru.
- Gaya guru yang monoton.
- Kepribadian guru.
- Pengetahuan guru.
- Pemahaman guru tentang peserta didik.
2. Peserta Didik;
3. Keluarga;
4. Fasilitas;
- Jumlah peserta didik di dalam kelas yang sangat banyak.
- Besar atau kecilnya suatu ruangan yang tidak sebanding dengan jumlah siswa.
- Keterbatasan alat penunjang mata pelajaran.
Dalam suatu pembelajaran diperlukan adanya kreativitas dari guru. Di antara kreativitas guru dalam mengajar, yaitu dengan menggunakan metode dan media pembelajaran.
1. Kreativitas Guru dalam Menggunakan Metode Pembelajaran
A. Metode Ceramah
Metode ceramah dapat digunakan pada materi pelajaran yang sangat padat dan efektif bila disampaikan dalam bentuk ceramah. Agar siswa lebih memahami pembelajaran di kelas dengan baik, maka guru harus menyampaikan materi dengan sebaik mungkin.
B. Metode Diskusi
Metode diskusi sangat cocok untuk melatih keaktifan siswa. Melatih siswa untuk mengemukakan pendapat, saling menghargai pendapat antar siswa dan meningkatkan siswa dalam pemahaman konsep serta keterampilan memecahkan masalah.
C. Metode Demonstrasi
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatu proses.
D. Metode Resitasi
Suatu metode pembelajaran yang membuat siswa membuat sebuah tugas atau dapat juga dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
E. Metode Eksperimental
Merupakan cara pengelolaan pembelajaran dimana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya.
Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
F. Metode Study Tour (Karya Wisata)
Metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
G. Metode Latihan Keterampilan
Bisa juga disebut drill method adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik dan mengajaknya langsung ke tempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu.
Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola otomatis pada peserta didik.
H. Metode Pengajaran Beregu
Suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.
I. Peer Teaching Method
Sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri. Metode ini memberi rasa percaya diri kepada siswa.
J. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)
Kekhasan metode ini bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
K. Project Method
Metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai objek kajian.
Sebagaimana yang telah diuraikan, banyak sekali variasi metode yang bisa dipilih guru PAI dalam pembelajaran. Dengan banyaknya variasi metode dalam pembelajaran, diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik (Budiman, Jurnal At-Ta’dib, 1, Juni 2013: 68-73).
2. Kreativitas Guru dalam Menggunakan Media Pembelajaran
Terdapat tujuh klasifikasi media pembelajaran, yaitu:
- Media audio visual gerak;
- Media audio visual diam;
- Audio semi gerak;
- Media visual bergerak;
- Media visual diam;
- Media audio, dan;
- Media cetak.
Kesimpulan
Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan guru untuk mengkondisikan kelas dengan mengoptimalisasikan berbagai sumber (potensi yang ada pada diri guru, sarana dan lingkungan belajar di kelas) yang ditujukan agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang ingin dicapai.
Pengelolaan kelas tidak dapat terlepas dari motivasi kerja guru, karena dengan motivasi kerja guru ini akan terlihat sejauh mana motif dan motivasi guru untuk melakukan pengelolaan kelas, sedangkan dengan gaya kepemimpinan guru yang tepat yang digunakan dalam pengelolaan kelas akan mengoptimalkan dan memaksimalkan keberhasilan pengelolaan kelas tersebut.
Motivasi adalah dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pengelolaan kelas dalam meningkatkan belajar siswa dilakukan dengan: membuat perencanaan dan melaksanakan perencanaan pengelolaan kelas dengan menerapkan prinsip dan pendekatan pengelolaan kelas serta pengawasan pengelolaan kelas dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan faktor pendukung dan penghambatnya.
Faktor yang mendukung dan menghambat dan mempengaruhi dalam pengelolaan kelas agar mampu meningkatkan belajar siswa adalah faktor lingkungan fisik, faktor Sosial Emosional dan faktor organisasional di sekolah tersebut.
Faktor lingkungan fisik mencakup di dalamnya adalah ruang kelas tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran, pengaturan tempat duduk siswa, pengaturan pencahayaan/sinar, pengaturan dalam menyimpan barang di kelas.
Factor Sosial Emosional meliputi kondisi guru menyangkut masalah Tipe kepemimpinan, Sikap guru, Suara guru serta hubungan baik dengan guru.
Sedangkan Kondisi Organisasional sekolah di dalamnya menyangkut kondisi siswa baik itu kondisi Internal siswa maupun kondisi Eksternal siswa.
Selain yang telah dipaparkan di atas, dalam suatu pembelajaran diperlukan adanya kreativitas dari guru. Di antara kreativitas guru dalam mengajar, yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran seperti:
- Metode ceramah;
- Metode diskusi;
- Metode demonstrasi;
- Metode resitasi;
- Metode eksperimental;
- Metode study tour;
- Metode latihan keterampilan;
- Metode pengajaran beregu;
- Peer teaching method;
- Metode pemecahan masalah;
- Project method.
Dan media pembelajaran seperti:
- Media audio visual gerak;
- Media audio visual diam;
- Audio semi gerak;
- Media visual bergerak;
- Media visual diam;
- Media audio, dan;
- Media cetak.
Daftar Pustaka
- Azizah, M. N. (2014). Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 5 Malang (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
- Faruqi, D. (2018). Upaya Meningkatkan kemampuan Belajar Siswa melalui Pengelolaan Kelas. Evaluasi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), 294-310.
- Firdaus, M. H., & Baisa, H. (2019). Peranan Kreativitas Guru PAI dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Caringin Kabupaten Bogor. e-Jurnal Mitra Pendidikan, 3(4), 553-566.
- Minsih, M. (2018). Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas. Profesi Pendidikan Dasar, 5(1), 20-27.
- Rofiq, A. (2009). Pengelolaan Kelas. Malang: Direktorat Jendral PMPTK.
- Sumar, W. T. (2020). Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jambura Journal of Educational Management, 49-59.
- Wafiroh, U. L., Arifin, M., & Sholihah, H. (2021). Upaya Guru PAI Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Prosiding Konstelasi Ilmiah Mahasiswa Unissula (KIMU) Klaster Humanoira.
- Warsono, S. (2016). Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Belajar Siswa. Manajer Pendidikan: Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana, 10(5).
- Wati, A. R. Z., & Trihantoyo, S. (2020). Strategi Pengelolaan Kelas Unggulan dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. JDMP (Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan), 5(1), 46-57.
Penulis:
Nisrina Nabila Huwaida saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN SAIZU Purwokerto.