Pancasila merupakan suatu dasar negara yang juga dijadikan pedoman hidup warga negara Indonesia. Dalam pancasila terdapat nilai-nilai luhur yang sangat baik dan sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Pembelajaran melalui nilai-nilai pancasila ini sudah dipelajari di berbagai bidang pendidikan formal.
Lalu apakah selain dalam pendidikan formal pembelajaran mengenai nilai-nilai pancasila juga diterapkan semisal di Lembaga Pendidikan nonformal seperti pondok pesantren? Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui apakah di dalam Lembaga Pendidikan nonformal seperti pondok pesantren nilai-nilai pancasila diterapkan.
Untuk melakukan penelitian penulis menggunakan metode wawancara bersama dengan pihak-pihak dari salah satu pondok pesantren yang ada di kota Cirebon tepatnya di Lembaga Yayasan Pendidikan Islam Buntet Pesantren Cirebon yaitu Pondok Pesantren Darussalam.
Pendahuluan
Pancasila merupakan suatu dasar negara yang dijadikan sebagai pedoman hidup warga negara indonesia. Pancasila juga merupakan sebuah ideologi kokoh yang mengatur seluruh aktivitas warga negara indonesia yang pada dasarnya berbeda-beda suku, ras dan agama.
Selain sebagai dasar negara dan ideologi negara Indonesia, pancasila juga dijadikan sebagai falsafah negara. Dalam hal ini pancasila dijadikan sebagai bagian penting dalam pembentukan bangsa dan negara indonesia.
Pancasila juga dijadikan sebagai bentuk philosophical system dimana menurut esensialnya manusia ditempatkan sebagai subjek utama. Oleh karena itu, isi pancasila harus sesuai dengan prinsip-prinsip dalam pengetahuan ilmiah dan sesuai dengan syarat-syarat logik rasional, hal itu agar dapat dipahami oleh akal sehat manusia. (Anggareini, 2021)
Para pahlawan terdahulu telah menyusun dasar negara ini dengan begitu baik. Hal itu ditunjukan dengan isi kandungan pancasila yang telah sesuai dengan keadaan dan karakteristik masyarakat Indonesia.
Selain itu pancasila ini juga mengandung nilai-nilai luhur yang sangat baik di antaranya ada nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai pancasila tersebut bersifat universal dan objektif yang artinya nilai-nilai itu dapat digunakan dan diakui oleh negara-negara lain.
Selain nilai-nilai di atas, pancasila juga mempunya nilai-nilai dasar diantaranya ada nilai instrumental dan nilai praktis. Namun untuk nilai dasar ini bersifat abstrak, tetap dan dapat terlepas dari pengaruh perubahan waktu dan tempat.
Nilai instrumental pancasila sendiri bersifat kontekstual dan merupakan penjabaran dari nilai pancasila yang arah dan kinerja dalam kurun waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu. Bentuk dari nilai pancasila ini ada yang berbentuk tersirat dan ada juga tertulis, dan nilai-nilai tersebut menjadi satu kesatuan dan saling mempunyai tujuan yang sama dalam berbangsa dan bernegara. (Asmaroini, 2016)
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila tersebut tentu tidak akan berguna bagi kehidupan bangsa dan negara jika tidak diimplementasikan oleh masyarakat indonesia. Implementasi sendiri merupakan suatu proses aktivitas, aksi, atau tindakan yang sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dilakukan dalam suatu kegiatan.
Implementasi ini dilaksanakan secara mekanisme dan bertujuan untuk memberikan dorongan atau motivasi dalam diri seseorang agar dapat melaksanakan tujuan tertentu. (Wahidin, 2021).
Pengimplementasian mengenai nilai-nilai pancasila tersebut tentunya harus sudah diajarkan sejak kecil. Hal itu karena ketika penanaman nilai-nilai pancasila telah dilakukan sejak kecil akan lebih mudah diterapkan dan ketika kita dewasa akan terbiasa untuk menerapkannya.
Dalam lembaga pendidikan formal pendidikan mengenai nilai-nilai pancasila telah diterapkan dan telah berjalan dengan cukup baik. Lalu apakah hanya di lembaga pendidikan formal saja pendidikan nilai-nilai pancasila ini diterapkan? Apakah di lembaga pendidikan nonformal seperti pondok pesantren pendidikan nilai-nilai pancasila tersebut tidak diterapkan?
Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan nonformal yang berbentuk asrama dan dipimpin oleh seorang kyai atau ustadz. Di pondok pesantren terdapat pendopo sebagai tempat tinggal santri, mereka hidup disana secara berdampingan dengan para kyai atau ustadz. (Yusuf, M. Pendidikan Pesantren sebagai Modal Kecakapan Hidup, 2020).
Dalam pondok pesantren kita tidak menggunakan ruang kelas untuk belajar layaknya pendidikan formal melainkan menggunakan masjid, jadi dalam hal ini masjid bukan hanya digunakan sebagai tempat ibadah melain untuk tempat belajar mengajar juga.
Pondok pesantren juga disebut sebagai tempat atau lembaga pendidikan yang menyebarkan pendidikan dan moral dalam agama islam, di dalam pondok pesantren terdapat unsur-unsur yang mengisi dan bersifat lazim yaitu dengan adanya peserta didik atau santri, ada kyai, ada masjid atau mushalla, ada tradisi pengajian serta tradisi lainnya. (Syafe'i, 2017).
Metode penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan melalui observasi yang dilakukan dengan wawancara bersama dengan pihak-pihak dari salah satu pondok pesantren yang ada di kota Cirebon tepatnya di Lembaga Yayasan Pendidikan Islam Buntet Pesantren Cirebon yaitu Pondok Pesantren Darussalam.
Metode observasi melalui wawancara tersebut dilakukan dengan berbagai pihak dari pondok pesantren Darussalam di antaranya:
- Ketua bidang pendidikan pondok pesantren Darussalam;
- Santri paling lama di pondok pesantren Darussalam.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
- Pondok Pesantren Darussalam terletak di desa Mertapada Kulon kecamatan Astanajapuran kabupaten Cirebon.
- Pondok Pesantren Darussalam didirikan oleh KH. Chowas Nuruddin atas persetujuan KH. Mustamid Abbas pada tanggal 10 September 1970 M yang bertepatan pada tanggal 08 rajab 1390 H.
- Nama Darussalam sendiri diambil dari nama asrama yang dulu ditempati oleh KH. Chowas Nuruddin yaitu Darussalam Gontor dengan tujuan tabarukan.
- Untuk sekarang pondok pesantren dipimpin oleh KH. Ahmad Rifqi Chowas anak ke tiga atau anak laki-laki pertama dari putra beliau.
- Pondok Pesantren ini didirikan mempunyai beberapa tujuan khusus, salah satunya yaitu untuk meningkatkan akhlak santri agar dapat berbudi pekerti yang luhur dan mempunyai nilai toleransi yang baik, etika yang baik dan perilaku yang mencerminkan kehidupan berbangsa yang berpedoman kepada sila dasar Pancasila yang digunakan sebagai dasar negara Indonesia.
Pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam mempunyai beberapa tujuan umum yaitu salah satunya untuk meningkatkan prestasi belajar dan kemuliaan akhlak santri khususnya pada era digital sekarang. yang dapat dilakukan dengan cara mengadakan program ekstrakurikuler di pesantren.
Di dalam Pondok Pesantren Darussalam mereka melakukan kegiatan ekstrakurikuler seperti halnya mengelola koperasi pesantren, khitobah, dan kaligrafi, namun ada juga beberapa santri yang diajarkan fotografer dan computer.
Pengembangan keterampilan ini berguna untuk memberikan wawasan yang luas dan pola pikir yang kritis dan mempunyai bakat tersendiri dalam diri santri tersebut.
Tidak hanya ilmu saja yang diperoleh ketika di pesantren namun para santri juga ditekankan untuk mencerminkan nilai-nilai luhur yang baik, etika yang baik dan sikap toleransi juga yang dimana terkandung dalam sila dasar pancasila.
Hal tersebut guna agar nilai pancasila tidak luntur apalagi pada era digital seperti sekarang ini, karna pada dasarnya isi dalam pancasila itu terdapat pemahaman agama islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist. Dan pancasila juga digunakan sebagai landasan hidup bernegara oleh masyarakat Indonesia, jadi dalam pondok pesantren, mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan kesehariannya agar nilai pancasila tidak luntur dengan begitu saja.
Pondok Pesantren dapat digunakan sebagai jalan alternatif dalam pemenuhan nilai kualitas agama dan keimanan, dan dapat digunakan sebagai wadah untuk menerapkan nilai-nilai Pendidikan Pancasila kepada anak dari mulai usia dini agar generasi berikutnya dapat memahami isi nilai yang dijelaskan dalam pancasila atau dasar negara Indonesia tersebut.
Untuk Pondok Pesantren Darussalam sendiri memiliki visi dan misi tersendiri. Tentunya untuk visi Pondok Pesantren Darussalam yaitu mencetak manusia unggul dan berdaya saing di dunia global, mewujudkan pesantren yang mengintegrasi tradisi pesantren dan tradisi akademik. Dan misi Pondok Pesantren Darussalam sendiri yaitu:
- Membentuk karakter insan yang bertakwa dan berguna serta terampil dan mandiri;
- Menyelenggarakan dan melaksanakan sistem pendidikan Pondok Pesantren dengan penempatan akhlakul karimah;
- Menyelenggarakan dan melaksanakan sistem pondok pesantren dengan pembekalan kecakapan sosial.
Pondok Pesantren Darussalam juga mempunyai tujuan tersendiri yaitu:
- Menghasilkan lulusan-lulusan yang religius dan berakhlakul karimah;
- Menghasilkan alumni yang menjunjung tinggi nilai budaya pesantren dan dapat bersaing di dunia luar;
- Dapat mencetak lulusan yang mempunyai kecakapan dalam bidang agama dan bidang umum.
Dan aspek kedua yaitu pendidikan nonformal yang lebih mengarah kepada pondok pesantren sendiri yang dimana santri di Pondok Pesantren Darussalam juga diajarkan ilmu tauhid, fiqih, nahwu, shorof dan ilmu-ilmu lainnya yang mengajarkan tentang agama islam. Dan santri diarahkan untuk memiliki kesadaran masing-masing untuk menerapkan nilau-nilai pancasila dalam kehidupan keseharian mereka.
Di Pondok Pesantren Darussalam sendiri tentunya mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam sila dasar pancasila.
Adapun pengimplementasiannya pada sila pertama pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa yaitu dengan cara:
- Diadakannya sholat berjamaah lima waktu agar para santri terbiasa melaksanakan sholat fardhu lima waktu;
- Murojaah bacaan alquran bersama-sama setelah melakukan sholat fardhu, hal itu bertujuan agar santri terbiasa untuk membaca Al-Quran setiap harinya walaupun hanya dengan satu surah yang ada di Al-Quran;
- Diadakannya jadwal piket setiap hari dan melaksanakan kerja bakti satu minggu sekali karena kebersihan itu sebagian dari iman dan menjadi salah satu bentuk ibadah dalam kehidupan sehari-hari dan bertujuan agar santri terbiasa untuk menjaga kebersihan lingkungannya.
Pengimplementasian nilai pendidikan pancasila dalam sila kedua yaitu tentang Kemanusiaan yaitu dengan cara:
- Membuat peraturan bagi seluruh santri baik senior maupun junior bahkan tidak ada perbedaan antara anak kyai, ustadz dan santri biasa, semua peraturan bersifat mengikat dan universal;
- Dengan cara mempelajari nilai-nilai yang ada di dalam kitab Talim Mutalim terkhusus kepada santri baru;
- Mengadakan roan bersama setiap satu minggu sekali guna untuk kenyamanan bersama;
- Saling menyayangi yaitu dengan cara santri senior mengajarkan dan mengayomi kepada santri junior dalam hal belajar;
- Bersikap adil terutama dalam peraturan, artinya tidak membedakan status santri dengan derajat orang tuanya.
Sila ketiga yaitu yang menjelaskan atau menerangkan nilai pancasila tentang Persatuan. Untuk pengimplementasiannya ada beberapa cara yang dilakukan yaitu dengan cara memberi arahan kepada santri bahwasanya seluruh santri yang ada di pondok pesantren berasal dari berbagai macam daerah dan berbagai macam suku, namun mereka harus tetap menyayangi satu sama lain.
Peratuan di sini bukan hanya menyatukan wilayah-wilayah mereka dan bahasa mereka, namun mereka juga dapat memahami berbagai watak dan sifat dari berbagai daerah dan mereka diajarkan untuk bersikap dan bertingkah laku yang baik tanpa memandang ras suku dan etnis.
Dan mereka diajarkan untuk saling memahami satu sama lain yang memiliki berbagai macam sifat dan karakter. Selain itu, mereka diajarkan untuk saling melindungi satu sama lain terutama ketika ada salah satu santri yang sakit.
Untuk sila keempat sendiri yang menerangkan tentang Kerakyatan dan Perwakilan. Dan penerapan peraturannya sendiri dalam pondok pesantren yaitu bersifat mengikat dan kembali lagi untuk para santri yang bertujuan agar keseharian santri dapat tertata rapi dan sesuai dengan tujuan awal dibentuknya pondok pesantren.
Di dalam pesantren sebelum ditetapkannya peraturan baru, para pengurus melakukan musyawarah mufakat terlebih dahulu guna agar terciptanya kesepakatan bersama dan guna untuk melatih mereka belajar menerapkan sistem demokrasi agar terbiasa untuk saling menghargai pendapat dan menerima pendapat dari orang lain. Dan ketika mereka turun ke masyarakat mereka dapat memahami sikap dan perilaku masyarakat setempat dan guna untuk membentuk sikap jiwa kepemimpinan yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
Dan para santri dilatih untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka dan ucapan mereka guna untuk membentuk karakter yang bertanggungjawab. Dan mereka belajar untuk menyampaikan pendapat melalui perantara dan landasan hukum yang sesuai untuk kepentingan bersama bukan untuk kepentingan pribadi.
Sila kelima sendiri menjelaskan tentang Keadilan. Untuk pengimplementasiannya sendiri, yaitu santri disamaratakan dalam hal peraturan, contohnya seperti jatah makan disamaratakan baik santri lama maupun santri baru Dan jika melakukan pelanggaran mereka mendapatkan konsekuensi yang sesuai dengan perbuatan mereka, baik santri lama maupun santri baru. Dan masih banyak lagi hal-hal lainnya yang berhubungan dengan keadilan di Pondok Pesantren Darussalam.
Untuk penerapan nilai-nilai pancasila tersebut dikemukakan oleh salah seorang pengurus Pondok Pesantren Darussalam yaitu Ayu Maesaraoh beliau juga sebagai santri paling lama menetap di pondok pesantren tersebut.
Dalam hal ini pancasila sendiri mempunyai nilai-nilai yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat digunakan sebagai pedoman hidup manusia dalam bernegara terkhusus di negara Indonesia yang mempunyai berbagai macam suku, ras, etnis, agama yang dimana mempunyai tujuan yang sama yaitu sama-sama membentuk pribadi yang pancasilais.
Namun dalam pengimplementasian nilai-nilai pancasila tersebut terjadi beberapa kendala yaitu salah satunya kurangnya kesadaran dari santri dalam hal saling menolong atau dalam hal toleransi kepada sesama.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwasanya Pondok Pesantren atau Yayasan Pendidikan yang nonformal lebih dapat menerapkan nilai-nilai luhur pancasila dan diterapkan dalam kehidupan kesehariannya sebagai pedoman hidup masyarakat berbangsa dan bernegara.
Untuk penanaman nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari di Pondok Pesantren Darussalam dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan cara penanaman melalui bidang pendidikan nonformal yaitu pondok pesantren, dan yang kedua yaitu dengan cara pendekatan di bidang pendidikan yang formal contohnya sekolah.
Program di Pondok Pesantren Darussalam mencakup keseluruhan yang menjadi pedoman santri dalam kehidupan sehari-hari. Program-program yang diterapkan dalam hal ini yaitu guna untuk menjadi sarana pendukung dalam menanamkan nilai-nilai pancasila.
Untuk perilaku santri yang mengandung nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
- Sholat berjamaah lima waktu;
- Membaca Al-Qur’an bersama-sama;
- Kerja bakti membersihkan lingkungan;
- Sikap saling peduli terhadap sesama;
- Sikap saling menghargai antara beda suku, etnis dan ras;
- Menaati peraturan yang dibuat oleh pondok pesantren;
- Saling menghargai perbedaan pendapat, perbedaan suku, etnis, ras dan budaya.
Daftar pustaka:
- Anggareini, D. (2021). Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila bagi Generasi Milenial. Jurnal Politik Sosial dan Inovasi.
- Asmaroini, A. P. (2016). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila bagi Siswa di Era Globalisasi Citizenship. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan.
- Wahidin, U. (2021). Implementasi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Multimedia di Pondok Pesantren. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam.
- Syafe'i (2017). Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam.
- Yusuf. M. (2020). Pendidikan Pesantren sebagai Modal Kecakapan Hidup. Intizam Journal Manajemen Pendidikan Islam.
- Rosyad, A. M. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Pembelajaran di Lingkungan Sekolah.
- Simargolang, S. A. (2018). Implementasi E-Arsip Pada Program Studi Teknik Informatika. Jurnal Teknologi Informasi. Vol. 2/No.1.
- Unang Wahidin, M. S. (2021). Implementasi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Multimedia di Pondok Pesantren. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam. Vol: 10/No 01.
- Setyaningsih, R. (2016). Kontinuitas Pesantren dan Madrasah. At-Ta'dib Journal of Pesantren Education.
- Amelia Solikhatun lahir pada tanggal 16 Mei 2002 di Banyumas.
- Amelia Solikhatun saat ini aktif sebagai mahasiswa semester 4 di UIN PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI PUWOKERTO (Jurusan Pendidikan Agama Islam).