Puisi: Tukang Sihir Santos (Diterjemahkan oleh Mochtar Lubis)

Puisi "Tukang Sihir Santos" menghadirkan sentuhan magis dan dimensi spiritual, sementara juga menunjukkan sisi tragis dan kesedihan yang ...
Tukang Sihir Santos


Alejandro, perajin kulit, tingginya hanya setinggi bangku tuanya.

Menurut gunjingan orang, dia mengendarai
bangku itu, bagai naik kuda, melayang di langit yang digores bulan

mengadakan pertemuan di bukit bukit tak dikenal, penuh batu karang.
di sana dia menari di tempat dewa dewa lama bersembunyi.

Alejandro, perajin kulit, pernah dijuluki tukang sihir,
yang suatu hari mempergoki isterinya bertubuh besar. terpancang

pada senjata abangnya yang lebih besar
dan mengorek matanya sendiri karena sedih.

Alejandro, yang duduk di desa ibunya
punggungnya yang kurus bersandar ke tembok tanah

Matanya buta dalam terang matahari pagi ini
Telah ku lihat, dia sama sekali tak terbang.


Sumber: Horison (Juli, 1986)

Analisis Puisi:
Puisi "Tukang Sihir Santos" yang diterjemahkan oleh Mochtar Lubis menghadirkan cerita tentang seorang tokoh bernama Alejandro, yang disebut sebagai perajin kulit, namun dalam cerita ini, dia bukan hanya sekadar perajin kulit biasa. Ada sentuhan keajaiban dan kesedihan yang mengelilingi kehidupannya.

Gambaran Alejandro: Diceritakan bahwa Alejandro adalah seorang perajin kulit yang pendek dan duduk tingginya hanya setinggi bangku tuanya. Tetapi, di balik penampilannya yang sederhana, dia memiliki sisi yang luar biasa dan misterius.

Dimensi Kehidupan Alejandro: Ada gambaran bahwa Alejandro memiliki dimensi spiritual yang kuat. Dia digambarkan mengendarai bangku tuanya seperti naik kuda, menciptakan suasana yang sangat imajinatif dan magis. Pertemuannya di bukit-bukit tak dikenal yang dipenuhi batu karang dan tariannya di tempat di mana dewa-dewa lama bersembunyi menunjukkan dimensi mistis kehidupannya.

Tragedi dan Kesedihan: Namun, di balik citra keajaibannya, terungkap kisah tragis Alejandro. Ia dikenal sebagai tukang sihir yang menemukan istrinya berselingkuh, menyebabkan dia terjebak dalam konflik keluarga yang tragis. Dia merasakan kesedihan mendalam hingga mengorek matanya sendiri, menunjukkan bahwa ia telah terpuruk dalam duka yang amat mendalam.

Realitas Kehidupan: Di akhir, terungkap bahwa Alejandro, meskipun memiliki dimensi mistis dan keajaiban dalam cerita, pada akhirnya tetaplah manusia biasa. Ia duduk di desa ibunya dengan punggung kurusnya bersandar di tembok tanah, matanya buta dalam terang matahari pagi, menunjukkan realitas pahit kehidupannya.

Puisi "Tukang Sihir Santos" menciptakan gambaran yang kompleks tentang Alejandro. Menghadirkan sentuhan magis dan dimensi spiritual, sementara juga menunjukkan sisi tragis dan kesedihan yang mengelilingi kehidupannya. Puisi ini menawarkan lapisan emosional yang kuat, dari keajaiban hingga tragedi yang beriringan dengan realitas kemanusiaan yang pahit.

Mochtar Lubis
Puisi: Tukang Sihir Santos
Diterjemahkan oleh: Mochtar Lubis
Karya asliKeith Wilson

Biodata Mochtar Lubis:
  • Mochtar Lubis adalah salah satu penulis puisi, novel, cerpen, penerjemah, pelukis, dan sekaligus jurnalis ternama.
  • Mochtar Lubis lahir pada tanggal 7 Maret 1922 di Padang, Sumatera Barat.
  • Mochtar Lubis meninggal dunia pada tanggal 2 Juli 2004 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.