Tidak Ada Rindu untuk Tuhan
Saya melihat seorang muda sibuk dengan ponsel pintarnya
selama 24 jam di semua tempat. Sementara dia cengar-cengir
sendiri di depan rumahnya pada hari Minggu, saya bertanya:
"Adakah rindu untuk Tuhan seperti ketika kamu dikeroyok
sepi, sakit, kemalangan, dan kecelakaan?"
"Tidak ada rindu untuk Tuhan, kecuali kepada pulsa!
Lagi pula urus saja imanmu. Imanmu tidak membuat harga
tiket masuk surga lebih murah dan tidak menyelamatkan saya!"
Mendengar itu, Tuhan berhenti di pintu,
dan enggan memasuki ruang hatinya.
Pada malam Senin ia bertanya: "Mengapa kita harus tidur
sementara orang-orang yang hidup di dalam ponsel pintar ini
tidak pernah tidur, tetapi selalu ceria, dan kaya raya?"
Senin pagi di depan gereja ia kecelakaan: Tangan patah, paha
robek, dan lutut lecet, sementara sebagian kulit bibir hilang.
Tuhan menyaksikan tetapi tidak ingin berbicara. Ia meneriaki
nama Tuhan. Seketika itu seorang janda berkomentar:
"Tuhan tidak ada di sini. Tuhan ada di rindumu."
Seorang anak muda itu menghubungiku lewat ponsel pintar janda itu.
"Aku kecelakaan, bro!" katanya.
"Barang siapa menyangkal. Aku di depan ponsel pintar,
Aku juga akan menyangkalnya di hadapan kecelakaan!
Kira-kira begitu parafrasa atas perkataan Tuhan
dalam Matius 10:32-33, bro." aku meratapi kecelakaannya.
2023
Puisi: Tidak Ada Rindu untuk Tuhan
Karya: Melki Deni
Biodata Melki Deni:
- Melki Deni adalah mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores, NTT.
- Melki Deni menjuarai beberapa lomba penulisan karya sastra, musikalisasi puisi, dan sayembara karya ilmiah baik lokal maupun tingkat nasional.
- Buku Antologi Puisi pertamanya berjudul TikTok. Aku Tidak Klik Maka Aku Paceklik (Yogyakarta: Moya Zam Zam, 2022).
- Saat ini ia tinggal di Madrid, Spanyol.