Teater
Di Plaza de España gedung-gedung tak bosan menabung kisah,
Jalan-jalan pun tak jenuh menghitung langkah kaki, seperti penyair yang menarik masa depan, menyelam samudra, dan memecahkan misteri.
Di Plaza de España kau tak ingin tua dalam cerita;
tak ingin tuntas dalam sejarah; tak ingin berkata banyak, kecuali menciptakan seni, seperti sutradara teater.
"Teater bukan hanya seni menyalin, meniru, mencaplok fragmen, tetapi juga seni menciptakan keheranan. Kalau kau tidak mampu menciptakan keheranan, kau hanya menjadi penonton teater. Dengan menjadi yang lain, kau bisa menciptakan keheranan. Keheranan adalah yang abadi, bukan?" katamu siang itu di sebuah Cafetaria.
Sementara langit tak pernah pejam,
Waktu tak berlari, tidak juga lekang dari sejarah. Dingin pun menggigilkan rindu, tapi kita tak pernah dikepung sepi.
Madrid, Musim dingin, 9 Februari 2023
Puisi: Teater
Karya: Melki Deni
Biodata Melki Deni:
- Melki Deni adalah mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores, NTT.
- Melki Deni menjuarai beberapa lomba penulisan karya sastra, musikalisasi puisi, dan sayembara karya ilmiah baik lokal maupun tingkat nasional.
- Buku Antologi Puisi pertamanya berjudul TikTok. Aku Tidak Klik Maka Aku Paceklik (Yogyakarta: Moya Zam Zam, 2022).
- Saat ini ia tinggal di Madrid, Spanyol.