Sonet Hujan
- untuk Leila S. Chudori
tetapi leila apakah malam ini milik kita?
di langit hanya semata kabut, dan hujan
yang turun kali ini, hujan yang lain
kau dengar risik angin di rumpun ilalang
kau dengar langkah sang ajal di detik jam
kau dengar degup rinduku padamu
ditelan gelombang lautan maha dalam?
di sini malam seperti tilam hitam
membentang entah ke mana, dan hujan
kembali bicara menyapa sunyi pepohonan
menyapu kau dan aku di kabut malam
o angin menyeruak dari arah kuburan
o kebahagiaan hidup yang luput kudekap
bawa aku ke maha sumber cahaya
2008
Sumber: Peneguk Sunyi (2009)
Analisis Puisi:
Puisi "Sonet Hujan" karya Soni Farid Maulana adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan kehilangan, kerinduan, dan refleksi tentang kehidupan melalui penggambaran hujan dan malam yang gelap.
Struktur Sonet: Puisi ini mengikuti struktur sonet, dengan empat belas baris. Struktur sonet memberikan kerangka yang teratur untuk penyair dalam mengungkapkan pemikiran dan perasaannya dengan ringkas dan padat.
Gambaran Hujan dan Malam: Penyair menggunakan gambaran hujan dan malam sebagai metafora untuk menyampaikan perasaan kehilangan, kesendirian, dan ketidakpastian dalam kehidupan. Hujan yang turun menjadi simbol kegelapan dan kehampaan, sementara malam yang gelap menggambarkan perasaan terisolasi dan kesunyian.
Kerinduan dan Kehilangan: Puisi ini mencerminkan rindu dan kehilangan seseorang yang dicintai. Penyair merindukan kehadiran kekasihnya, tetapi merasa terpisah oleh gelombang kehidupan yang tak terelakkan dan tak terduga. Bahkan dalam kesendirian, kehilangan itu masih dirasakan dengan kuat.
Refleksi tentang Kehidupan dan Kematian: Puisi ini juga mencerminkan refleksi tentang kehidupan dan kematian. Langkah sang ajal di detik jam menciptakan gambaran akan keterbatasan waktu dan keberadaan kematian yang selalu mengancam. Penyair merenungkan tentang kebahagiaan hidup yang mungkin terlewatkan dan berharap untuk dibawa ke sumber cahaya, mungkin sebagai simbol pencerahan atau pembebasan dari kegelapan kehidupan.
Atmosfer Romantis dan Melankolis: Meskipun puisi ini menciptakan atmosfer yang romantis dalam rindu akan kekasih, namun juga melankolis dalam perasaan kehilangan dan ketidakpastian. Kombinasi antara kerinduan dan kesedihan menciptakan suasana yang kompleks dan menyentuh.
Puisi "Sonet Hujan" adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan kehilangan, kerinduan, dan refleksi tentang kehidupan melalui penggambaran hujan dan malam yang gelap. Dengan struktur sonet yang teratur dan gambaran yang kuat, puisi ini memperlihatkan kedalaman emosi penyair dan mengundang pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan keberadaan manusia.
Puisi: Sonet Hujan
Karya: Soni Farid Maulana
Biodata Soni Farid Maulana:
- Soni Farid Maulana lahir pada tanggal 19 Februari 1962 di Tasikmalaya, Jawa Barat.
- Soni Farid Maulana meninggal dunia pada tanggal 27 November 2022 (pada usia 60 tahun) di Ciamis, Jawa Barat.