Puisi: Sajak Segobang (Karya Isma Sawitri)

Puisi "Sajak Segobang" karya Isma Sawitri menggambarkan citra kota Jakarta dengan menggunakan gambaran alam, bangunan, dan kehidupan sehari-hari.
Sajak Segobang


Lewat tengah malam
Jakarta dibasuh hujan
puncak Monas berkilauan
penuh kharisma

lewat rel kereta
ke selatan ke utara
kubah Istiqlal pucat perkasa
penuh wibawa

Lewat jalan bersilang
lanskap promosi sepanjang Pelita
billboard menjulang harapan tak lekang
penuh dinamika

Lewat jembatan di atas Bongkaran
senandung edan hidup segobang
ceruk hitam terlalu hitam
penuh drama


Sumber: Horison (Desember, 1985)

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Segobang" karya Isma Sawitri menggambarkan citra kota Jakarta dengan menggunakan gambaran alam, bangunan, dan kehidupan sehari-hari. Melalui pemilihan kata-kata yang penuh imajinasi, penyair menciptakan potret kota metropolitan yang kompleks dan beragam.

Gambaran Kota Jakarta: Puisi ini membuka dengan gambaran "Jakarta dibasuh hujan," menciptakan suasana yang segar dan bersih. Penggunaan kata-kata "puncak Monas berkilauan" memberikan kesan keindahan dan kemegahan kota pada tengah malam, sekaligus menyiratkan citra yang memukau dan kharismatik.

Perjalanan melalui Kota: Melalui penggambaran "lewat rel kereta" dan "lewat jalan bersilang," puisi ini mengajak pembaca untuk merasakan perjalanan fisik dan visual melintasi kota. Kata-kata seperti "kubah Istiqlal pucat perkasa" dan "lanskap promosi sepanjang Pelita" memberikan gambaran tentang arsitektur dan budaya yang beragam di kota Jakarta.

Citran Dinamika Kota: Dalam penggambaran "billboard menjulang harapan tak lekang," puisi menggambarkan dinamika perkembangan kota dengan elemen-elemen iklan dan promosi. Pilihan kata "dinamika" menekankan perubahan dan pergerakan yang konstan dalam kehidupan kota.

Jembatan di Atas Bongkaran: Pada bagian akhir puisi, gambaran "jembatan di atas Bongkaran" menciptakan citra ketidakpastian dan kekacauan. Ungkapan "senandung edan hidup segobang" menyiratkan bahwa kehidupan di tengah kota tidak selalu teratur dan dapat penuh dengan kegilaan atau kekacauan.

Ceruk Hitam dan Drama: Ungkapan "ceruk hitam terlalu hitam" menciptakan kontras yang kuat, menyoroti sisi gelap atau tantangan dalam kehidupan kota. Kata-kata "penuh drama" menekankan bahwa kehidupan di tengah kota tidak hanya tentang keindahan visual, tetapi juga tentang konflik, emosi, dan perubahan.

Melalui paduan gambaran visual dan pemilihan kata-kata yang cermat, Isma Sawitri menghadirkan Jakarta sebagai entitas yang hidup, dinamis, dan penuh warna. Puisi "Sajak Segobang" menciptakan ruang untuk refleksi tentang kompleksitas kehidupan perkotaan, menyoroti keindahan, tantangan, dan dinamika yang melekat dalam keberagaman dan kompleksitas kota metropolitan.

Isma Sawitri
Puisi: Sajak Segobang
Karya: Isma Sawitri

Biodata Isma Sawitri:
  • Isma Sawitri lahir pada tanggal 21 November 1940 di Langsa, Aceh.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Di Penyeberangan (1) Inilah saatnya! Dalam tumpah hujan dan petir sambar menyambar Kita harus menyeberangi mulut sungai yang menganga di hadapan kita ini. Lihat d…
  • Pemburukepada Chairil Anwarberapa hari sudahaku di sini?tidak lagi berbilang hariberapa minggu sudahaku di sini?tidak lagi berbilang mingguberhentitermanguhutan keramat iniyang kum…
  • Dalam Hujantiba masanya hujan yang lebat turunmembuat padang dan dusun banjir melimpahada lelaki tua begitu ngungundi balik pintu ia pun berkhutbah− nyai, hujan tidak selamanya rah…
  • Damaibersyukurlah, ayah, bersyukurlahkarena sapi yang kau piara telah beranakkambing telah bunting ayam menetas telurbersyukurlah, ayah, bersyukurlahkarena mangga yang terkenal man…
  • Rumah di Ujung DesaSebuah rumah tuaterletak di ujung desaDi depannya membentang jalanbecek di musim hujanSebuah rumah tuaterletak di ujung desaDi belakangnya batang limauburung jal…
  • Petualangia pergi meninggalkan kampungadik kecil saudara kandunguntuk mencari hakekat hidupsedang matanya suram redupia pergi meninggalkan negeriibu bapanya sepenuh hatiuntuk menca…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.