Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Segobang" karya Isma Sawitri menggambarkan citra kota Jakarta dengan menggunakan gambaran alam, bangunan, dan kehidupan sehari-hari. Melalui pemilihan kata-kata yang penuh imajinasi, penyair menciptakan potret kota metropolitan yang kompleks dan beragam.
Gambaran Kota Jakarta: Puisi ini membuka dengan gambaran "Jakarta dibasuh hujan," menciptakan suasana yang segar dan bersih. Penggunaan kata-kata "puncak Monas berkilauan" memberikan kesan keindahan dan kemegahan kota pada tengah malam, sekaligus menyiratkan citra yang memukau dan kharismatik.
Perjalanan melalui Kota: Melalui penggambaran "lewat rel kereta" dan "lewat jalan bersilang," puisi ini mengajak pembaca untuk merasakan perjalanan fisik dan visual melintasi kota. Kata-kata seperti "kubah Istiqlal pucat perkasa" dan "lanskap promosi sepanjang Pelita" memberikan gambaran tentang arsitektur dan budaya yang beragam di kota Jakarta.
Citran Dinamika Kota: Dalam penggambaran "billboard menjulang harapan tak lekang," puisi menggambarkan dinamika perkembangan kota dengan elemen-elemen iklan dan promosi. Pilihan kata "dinamika" menekankan perubahan dan pergerakan yang konstan dalam kehidupan kota.
Jembatan di Atas Bongkaran: Pada bagian akhir puisi, gambaran "jembatan di atas Bongkaran" menciptakan citra ketidakpastian dan kekacauan. Ungkapan "senandung edan hidup segobang" menyiratkan bahwa kehidupan di tengah kota tidak selalu teratur dan dapat penuh dengan kegilaan atau kekacauan.
Ceruk Hitam dan Drama: Ungkapan "ceruk hitam terlalu hitam" menciptakan kontras yang kuat, menyoroti sisi gelap atau tantangan dalam kehidupan kota. Kata-kata "penuh drama" menekankan bahwa kehidupan di tengah kota tidak hanya tentang keindahan visual, tetapi juga tentang konflik, emosi, dan perubahan.
Melalui paduan gambaran visual dan pemilihan kata-kata yang cermat, Isma Sawitri menghadirkan Jakarta sebagai entitas yang hidup, dinamis, dan penuh warna. Puisi "Sajak Segobang" menciptakan ruang untuk refleksi tentang kompleksitas kehidupan perkotaan, menyoroti keindahan, tantangan, dan dinamika yang melekat dalam keberagaman dan kompleksitas kota metropolitan.
Karya: Isma Sawitri
Biodata Isma Sawitri:
- Isma Sawitri lahir pada tanggal 21 November 1940 di Langsa, Aceh.