Puisi: Pasung (Karya Abrar Yusra)

Puisi "Pasung" karya Abrar Yusra sarat dengan makna-makna mendalam tentang kehidupan manusia dalam belenggu keadaan sosial, budaya, dan psikologis.
Pasung

Biru di mana-mana, pintu-pintu langit, terbuka
terbuka saja. Tapi hanya membuat gila burung terpasung
terpasung tenaga dan dan nafas pendek dan terbang
yang pendek. Lebih baik buta
tak melihat langit saja! Tapi itu mustahil. Maka burung
terbang dan terbang dan terbang
sampai ketiak-ketiak sayapnya luka-luka dan mengucurkan darah
tak dipedulikannya!
Ia meronta-ronta, luka-luka dan mengucurkan darah sampai matinya
dalam pasung!
        Jika aku bukan burung tapi angan-angan indah dan gila
betapa sakitnya pasung zaman ini. Sebab impian dan angan-angan kini
bukan angan-angan dan impian lagi. Angan-angan dan impian
hanya sekedar jengkauan tangan dan akal pendek si lapar
Angan-angan dan impian pendek begini
hanya pasung bagi anak-anak yang kini tua renta
berbiak beranak
bercicit pula. Umur, pangkat, keagungan zaman ini
hanyalah pasung. Seperti kuda-kuda bendi dipasung
dipasung bendi dipasung pakaiannya dipasung jalan yang mesti
dirangkak sampai mati
        Angan-anganku meronta-ronta dan berdarah-darah:
bebaskan aku dari pasung
kefanaan ini, ya
Tuhan!

24 Februari 1985

Sumber: Horison (Juni, 1987)

Analisis Puisi:
Puisi adalah medium yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan yang mendalam dan mencerminkan kondisi sosial, budaya, dan psikologis suatu zaman. Puisi "Pasung" karya Abrar Yusra adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan keadaan manusia dalam belenggu, seperti burung yang terkurung dalam sangkar atau pasung. Melalui metafora ini, Abrar Yusra menyampaikan pesan tentang perasaan terkekang dan keterbatasan yang dialami individu dalam kehidupan modern.

Tema Puisi: Tema utama dalam puisi ini adalah penindasan, kehilangan kebebasan, dan keputusasaan. Penindasan di sini tidak hanya fisik, tetapi juga mencakup penindasan psikologis dan spiritual yang muncul akibat pembatasan-pembatasan yang ada dalam kehidupan. Puisi juga menggambarkan kehilangan impian dan harapan, serta perjuangan untuk membebaskan diri dari belenggu kehidupan yang membatasi.

Metafora Burung dalam Sangkar: Puisi ini menggunakan metafora burung yang terkurung dalam sangkar sebagai gambaran dari kondisi manusia yang terkekang oleh berbagai pembatasan dan penindasan dalam kehidupan. Burung yang ingin terbang bebas namun terpaksa terjebak dalam sangkar menggambarkan keinginan manusia untuk meraih kebebasan namun terhalang oleh berbagai batasan yang ada.

Kritik terhadap Masyarakat Modern: Melalui penggambaran burung yang terkurung dan meronta-ronta dalam puisi, Abrar Yusra juga mengkritisi kondisi masyarakat modern yang dianggapnya membatasi kebebasan dan menghalangi realisasi impian dan aspirasi individu. Pembatasan-pembatasan tersebut bisa berupa norma-norma sosial, tekanan-tekanan ekonomi, atau bahkan sistem politik yang otoriter.

Kehilangan Impian dan Harapan: Puisi ini juga menggambarkan kekecewaan dan keputusasaan akibat kehilangan impian dan harapan. Impian yang dulunya menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk terus berjuang, kini hanya menjadi puing-puing di tengah belenggu kehidupan yang membatasi.

Permohonan Pembebasan: Di bagian akhir puisi, terdapat ungkapan permohonan untuk dibebaskan dari belenggu kefanaan dan penindasan. Permohonan ini mencerminkan keinginan untuk meraih kebebasan, baik secara fisik maupun spiritual, dari segala bentuk pembatasan yang mengikat dan menghambat pertumbuhan serta perkembangan manusia.

Puisi "Pasung" karya Abrar Yusra adalah sebuah karya sastra yang sarat dengan makna-makna mendalam tentang kehidupan manusia dalam belenggu keadaan sosial, budaya, dan psikologis. Melalui metafora burung dalam sangkar, Abrar Yusra menggambarkan perjuangan manusia untuk meraih kebebasan dan meraih impian, namun terhalang oleh berbagai pembatasan dan penindasan dalam kehidupan modern. Puisi ini menjadi sebuah refleksi tentang kondisi masyarakat dan manusia dalam menghadapi tantangan-tantangan kehidupan yang mengikat dan membatasi.


Abrar Yusra
Puisi: Pasung
Karya: Abrar Yusra

Biodata Abrar Yusra:
  • Abrar Yusra lahir pada tanggal 28 Maret 1943 di Lawang Matur, Agam, Sumatra Barat.
  • Abrar Yusra meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 2015 di Bogor, Jawa Barat (pada umur 72 tahun).

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.