Puisi: Obor Perkemahan (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Obor Perkemahan" karya Slamet Sukirnanto penuh dengan simbolisme dan pesan tentang kewaspadaan, tantangan, dan eksplorasi dalam kehidupan.
Obor Perkemahan
Di sinilah Tuanku Imam Bonjol
bertahan!


Obor perkemahan
Telah nyala sejak tadi
Tak mampu
Menerangi langit dan bumi
Kegelapan jalan mendaki
Melacak dirimu!
Bukit benteng Tajadi
Bertahan! Kewaspadaan
Zaman ini! Di atas
Permainan awan-awan
Tinggi sekali
Dan angan-angan
Menyusul naik
Jangan biarkan
Darah daging
Hanyut di kali!

Bonjol, 6 Juni 1983

Sumber: Horison (Juli, 1987)

Analisis Puisi:
Puisi "Obor Perkemahan" karya Slamet Sukirnanto adalah karya sastra yang sarat dengan makna dan imajinasi. Puisi ini menciptakan gambaran tentang obor perkemahan yang sulit untuk menerangi dalam kegelapan dan mengekspresikan pesan-pesan tentang kewaspadaan dan kepedulian terhadap waktu yang terus berjalan.

Simbolisme Obor Perkemahan: Puisi ini dimulai dengan gambaran obor perkemahan yang telah menyala sejak tadi. Obor perkemahan sering digunakan untuk memberikan cahaya dan kehangatan di malam hari selama berkemah. Namun, dalam puisi ini, obor tersebut tampak tidak mampu menerangi langit dan bumi. Ini menciptakan gambaran tentang upaya yang sia-sia dalam mencapai sesuatu yang mungkin tampak sulit atau mustahil.

Kegelapan dan Kewaspadaan: Puisi ini kemudian menyebutkan "kegelapan jalan mendaki" yang menciptakan gambaran tentang tantangan dan kesulitan dalam mencapai tujuan atau melanjutkan perjalanan. Penyair mengekspresikan pesan kewaspadaan untuk menghadapi "bertahan" dan untuk selalu waspada terhadap "zaman ini." Ini menciptakan gambaran tentang lingkungan yang penuh dengan perubahan dan tantangan yang perlu dihadapi.

Gambaran Alam dan Alam Bawah Sadar: Puisi ini menciptakan gambaran tentang alam dengan menggambarkan "awan-awan" yang tinggi dan "angan-angan" yang "menyusul naik." Gambaran ini mungkin merujuk pada pencarian dan eksplorasi, baik dalam konteks fisik maupun emosional. Gambaran ini juga dapat merujuk pada perjalanan pribadi dan perkembangan diri.

Pesanan untuk Tidak Pergi Tidak Tahu: Di baris terakhir puisi ini, penyair memberikan pesan yang kuat dengan kata-kata "Jangan biarkan / Darah daging / Hanyut di kali!" Ini dapat diartikan sebagai ajakan untuk tidak terlalu larut dalam rutinitas dan kehidupan sehari-hari. Penyair mendorong kita untuk tetap waspada dan terlibat dalam kehidupan, bukannya hanya "permainan awan-awan" yang tidak memiliki dampak.

Puisi "Obor Perkemahan" karya Slamet Sukirnanto adalah karya sastra yang penuh dengan simbolisme dan pesan tentang kewaspadaan, tantangan, dan eksplorasi dalam kehidupan. Meskipun singkat, puisi ini menciptakan gambaran yang mendalam dan mendorong pembaca untuk merenungkan arti dan tujuan dalam hidup. Puisi ini mengundang kita untuk tidak hanya melewati waktu tanpa arti, tetapi untuk tetap terlibat dalam perjalanan kita sendiri.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Obor Perkemahan
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.