Puisi: Ke Kau (Karya Ibrahim Sattah)

Puisi "Ke Kau" karya Ibrahim Sattah menggunakan kata-kata secara abstrak dan simbolis. Kata-kata seperti "sepi," "duri," "kata," "duka," dan ...

Ke Kau


dari se
kian sepi
dari se
kian duri
dari se
kian jadi
dari se
kian kata
dari se
kian duka

dari sekian nama terpilih kalian
dari sekian kalian terpilih tuhan
dari sekian tuhan terpilih satu
dari sekian satu terpilih kau
dari sekian aku terpilih
kau

apabila langit apabila laut apabila luput
apabila lupa
apabila
luka

apa bi
la
langit
apa bi
la
laut
apa bi
la
luput
apa bi
la
lupa
apa bi
la
luka

mengingau aku
berguling ngingau ke

k
a
u

1980

Sumber: Horison (September, 1986)

Analisis Puisi:

Puisi "Ke Kau" karya Ibrahim Sattah adalah sebuah karya yang terdiri dari sejumlah kata-kata yang diulang-ulang dengan pola tertentu. Puisi ini memiliki kedalaman makna dan mengundang pembaca untuk merenungkan beberapa tema yang berbeda.

Penggunaan Pola: Puisi ini terdiri dari pola pengulangan kata "dari se," yang memberikan kesan refleksi dan perenungan. Pengulangan ini menciptakan ritme dan aliran yang mengalir seperti air, seiring dengan berjalannya waktu.

Simbolisme dan Abstraksi: Puisi ini menggunakan kata-kata secara abstrak dan simbolis. Kata-kata seperti "sepi," "duri," "jadi," "kata," "duka," dan lainnya tidak hanya merujuk pada makna literalnya tetapi juga mengandung konotasi lebih dalam.

Tantangan Identitas: Puisi ini tampaknya menggambarkan perjuangan pencarian identitas atau pemahaman diri. Ada upaya untuk memahami peran dan eksistensi dalam konteks yang lebih besar.

Pemilihan Kata: Penggunaan kata-kata yang sederhana dan repetitif menciptakan nuansa ketidakpastian, kebingungan, dan perasaan kehilangan. Pembaca mungkin merasa tersesat dalam pengulangan kata-kata ini, mencerminkan perasaan yang sama dalam perjalanan pencarian identitas.

Pertanyaan Eksistensial: Beberapa pertanyaan eksistensial muncul di dalam puisi ini, seperti "apa bi... la... langit... laut... luput... lupa... luka..." yang mencerminkan pertimbangan tentang arti hidup, makna, dan penderitaan.

Fokus pada "Kau": Pada akhirnya, puisi ini berfokus pada "Kau" yang menjadi pusat perenungan dan pertanyaan. Pengulangan kata-kata ini menciptakan efek penegasan terhadap pentingnya "Kau" dalam konteks puisi ini.

Puisi "Ke Kau" adalah karya yang mengundang pembaca untuk merenungkan makna dan pertanyaan yang dalam. Penggunaan pola pengulangan dan kata-kata yang abstrak menciptakan suasana misterius dan penuh perenungan. Puisi ini dapat diartikan dengan berbagai cara, tergantung pada perspektif pembaca, dan mendukung eksplorasi tema-tema eksistensial dan identitas.

Ibrahim Sattah
Puisi: Ke Kau
Karya: Ibrahim Sattah

Biodata Ibrahim Sattah:
  • Ibrahim Sattah lahir pada tahun 1943 di Tarempa, Siantan, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau.
  • Ibrahim Sattah meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 1988 (pada usia 43 tahun) di Pekanbaru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.