Jika Perantau Singgah di Lepau (1)
Dan pagi sampai senja sampai malamrantau demi rantau kujelajahi. Kujelajahirantau demi rantau Lapar mengenyangkan perutku! Rindu mengenyangkan cintaku! Dan impian mengenyangkan deritaku!Kukenal laparmu. Dan rindumu. Dan impianmu!Kita semua, kau aku dan dia bukan orang lainKita semua perantau juga. Tak ada orang lainkecuali nama lain yang tak amat berbeda Kita memangdari Adam dan Hawa semua. Tercampakdi rantau ini. Di bumi yang satu! Segala jalanadalah jalanku juga. Segala tempatadalah tempatku pula. Segala rumahadalah rumahku. Dan segala lepau Sebab aku perantau maka yakinlah akutak ada rantau yang terlalu menarik kecuali rantauyang belum dikunjungi!
Jika Perantau Singgah di Lepau (2)
Kukenal baik rantau demi rantaujuga wajah-wajah maut yang berpapasansepanjang jalan. Dan jika suatu saatmaut berkhianat dan menghabisi riwayatdi tepi jalan, yah, tibalah saatmasing-masing memasuki rantau yang laintanpa kaki. Tak seorangpun tahu apa terjadidi sana. Siap-siaplah saja. Tanya dan jawab sendiri nanti Sebab mereka yang masuk lebih dulutak pernah kembali. Agaknya takkan pernah kembali!
6 Agustus 1985
Sumber: Horison (Juni, 1987)
Puisi: Jika Perantau Singgah di Lepau
Karya: Abrar Yusra
Biodata Abrar Yusra:
- Abrar Yusra lahir pada tanggal 28 Maret 1943 di Lawang Matur, Agam, Sumatra Barat.
- Abrar Yusra meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 2015 di Bogor, Jawa Barat (pada umur 72 tahun).