Jalan Melintas Gunung
(Dari Nyanyian Doa-Doa Pueblo dan Navajo)
Lewat batu karang lahar, pohon yucca
berbunga kaku. Di dalam
sebuah lobang dibuat untuk matahari terbit.
Dalam kegelapan, ketika dia tidak ada di sana
seorang lelaki berbadan kecil menyanyikan nyanyianNya dan menatap
gerak gerik kecil bintang dan planit
Aku melangkah dalam keindahan
dikepung oleh keindahan
setiap margasatwa sama dengan diriku
semua yang hidup, saudaraku
Lelaki bertubuh kecil berlutut, besar dan tinggi
batu karang berdiri di atasnya, burung rajawali memekik
beruang beruang besar menggerang di sekelilingnya.
Waktu fajar dia berdiri dan Cahaya Matahari memotong
Sebuah jalan melintasi gunung untuknya
yang menyanyi membawa Matahari pulang ke rumahnya kembali
O menyanyi, menyanyilah untuk rumah
di mega, di mana dewata
melangkah dalam kulit manusia
dan Puteri Malam memegang
sebuah mangkok hitam bermutu-manikam mengatapi
dunia, bulan melincir membelah
lautan hitam langit
Nyanyiannya tentang banyak hal, pikirannya
tentang yang lebih banyak lagi. Lambat-lambat dia melangkah di Jalan
Kuning dan kerikil serta duri melembut
di kaki telanjangnya. Burung rajawali berteriak sekelilingnya.
Dewa dewa beruang dengan mata bagi matahari melangkah dengan dia.
Dalam keindahan aku melangkah penuh bahagia
Dengan keindahan di depanku, aku melangkah
Dengan keindahan di belakangku aku melangkah
Dengan keindahan di atasku, aku melangkah
Semoga datanglah kebahagiaan
Semoga datanglah keberhasilan
Semoga datanglah kesehatan
Semoga datanglah perasaan yang baik
Ia telah diselesaikan dalam keindahan
Sumber: Horison (Juli, 1986)
Analisis Puisi:
Puisi "Jalan Melintas Gunung," dalam terjemahan Mochtar Lubis, merupakan sebuah perjalanan figuratif yang penuh simbolisme dan keindahan alam. Puisi ini mengekspresikan perjalanan seseorang melewati gunung dengan menggunakan citra alam dan simbol-simbol yang mendalam.
Simbolisme Alam dan Perjalanan: Penyair menggunakan gambaran alam, seperti gunung, matahari, bintang, burung rajawali, dan dewa, untuk menyampaikan perjalanan spiritual. "Sebuah lobang dibuat untuk matahari terbit... dan Cahaya Matahari memotong Sebuah jalan melintasi gunung untuknya" Hal ini melambangkan pencarian spiritual dan perjalanan menuju pencerahan.
Keselarasan dengan Alam: Penyair menciptakan keselarasan antara dirinya dan alam sekitar. "setiap margasatwa sama dengan diriku, semua yang hidup, saudaraku" Hal ini menggambarkan rasa persatuan dan keselarasan dalam alam semesta, menunjukkan bahwa ia merasa sejalan dengan alam dan makhluk-makhluk di sekitarnya.
Kebahagiaan dan Kesempurnaan: Puisi ini menciptakan suasana kebahagiaan, kesempurnaan, dan kedamaian. "Dalam keindahan aku melangkah penuh bahagia... Ia telah diselesaikan dalam keindahan" Hal ini menunjukkan pencapaian perjalanan spiritual yang mendalam menuju ketenangan dan kebahagiaan.
Doa dan Harapan: Penyair menyampaikan doa dan harapan untuk kebahagiaan, keberhasilan, kesehatan, dan perasaan yang baik. "Semoga datanglah kebahagiaan... kesehatan... perasaan yang baik" Ini menekankan keinginan dan harapan untuk keselamatan, keberhasilan, dan kebahagiaan bagi semua makhluk.
Puisi "Jalan Melintas Gunung" membawa pembaca pada perjalanan spiritual yang indah dan penuh keselarasan dengan alam. Dengan penggunaan citra alam dan simbol-simbol, penyair mengekspresikan perjalanan menuju pencerahan dan kesempurnaan. Puisi ini memancarkan rasa kedamaian, kebahagiaan, dan keselarasan dengan alam semesta, mengilustrasikan pencarian spiritual yang mendalam dan harapan akan kebahagiaan bagi seluruh makhluk.
Karya asli: Keith Wilson
Biodata Mochtar Lubis:
- Mochtar Lubis adalah salah satu penulis puisi, novel, cerpen, penerjemah, pelukis, dan sekaligus jurnalis ternama.
- Mochtar Lubis lahir pada tanggal 7 Maret 1922 di Padang, Sumatera Barat.
- Mochtar Lubis meninggal dunia pada tanggal 2 Juli 2004 di Jakarta.