Gerimis
Langit sewarna cucian beras,
separuh agak kelabu. Gerimis
membasahi pohonan dan jalanan;
juga langkahku menujumu
di arah rembang. Kerinduan
yang menggerakkan langkahku
kepadamu tak bisa dihalau
gerimis, juga hujan yang mematikan
2011
Sumber: Ranting Patah (2018)
Analisis Puisi:
Puisi "Gerimis" karya Soni Farid Maulana merangkai kata-kata dengan keindahan dan kelembutan untuk menggambarkan perasaan kerinduan dan kehadiran gerimis sebagai latar belakang yang menambah nuansa romantis.
Imaji Gerimis dan Langit Berwarna Cucian Beras: Puisi dibuka dengan gambaran langit yang disamakan dengan warna cucian beras yang memukau. Metafora ini memberikan gambaran visual dan menciptakan atmosfer yang sejuk. Gerimis yang membawa rasa pelan-pelan dan romantis seperti cucian beras yang membasahi langit.
Langkah Menuju Kepada Kekasih: Langkah-langkah menuju orang yang dicintai menjadi elemen pergerakan dalam puisi ini. Penyair menyampaikan perasaan rindu yang memimpinnya menuju orang yang menjadi tujuan hatinya. Gerimis menjadi saksi bisu dari setiap langkah yang diambil, menciptakan nuansa perjalanan emosional.
Warna Kelabu dan Nuansa Rembang: Pilihan warna kelabu dalam langit menciptakan perasaan mendalam dan serius. Rembang, disebutkan di akhir bait pertama, mungkin membawa makna geografis sebagai tempat tujuan yang diimpikan atau sebagai lambang kebahagiaan. Ini menambah dimensi keceriaan dan harapan dalam puisi.
Kerinduan yang Tak Bisa Dihalau: Penyair menggambarkan kerinduan sebagai sesuatu yang tidak dapat dihalau oleh gerimis atau hujan. Ini bisa diartikan bahwa perasaan rindu begitu kuat dan tak tergoyahkan, bahkan oleh hujan yang seringkali dianggap sebagai penghalau atau penghambat. Kerinduan menjadi kekuatan yang membimbing langkah-langkah sang penyair.
Hujan yang Mematikan: Meskipun gerimis memiliki konotasi romantis dalam puisi ini, munculnya kata "hujan yang mematikan" menambahkan nuansa kontras dan kompleksitas emosi. Ini menunjukkan bahwa bahkan dalam momen-momen yang indah dan penuh rindu, ada elemen kegelapan atau kekhawatiran yang melibatkan perasaan penyair.
Menggunakan Bahasa Sederhana dan Singkat: Penyair memilih bahasa yang sederhana dan singkat namun sarat makna. Pemilihan kata yang efektif dan paduan frasa yang indah membuat puisi ini dapat diresapi dengan mudah oleh pembaca. Gaya bahasa yang simpel memberikan kemudahan untuk merasakan setiap nuansa yang ingin disampaikan.
Puisi "Gerimis" menciptakan suasana yang puitis dan merenung. Dengan menggambarkan perjalanan melalui gerimis, penyair berhasil menyampaikan rasa kerinduannya dengan kelembutan. Penggunaan imaji alam dan perasaan menyeluruh memberikan kehidupan pada puisi ini, menjadikannya karya yang memikat dan menggugah perasaan pembaca.
Puisi: Gerimis
Karya: Soni Farid Maulana
Biodata Soni Farid Maulana:
- Soni Farid Maulana lahir pada tanggal 19 Februari 1962 di Tasikmalaya, Jawa Barat.
- Soni Farid Maulana meninggal dunia pada tanggal 27 November 2022 (pada usia 60 tahun) di Ciamis, Jawa Barat.