Cari
sisa-sisa apisampiran pecah tanahperih bebatuansedan abu dan ratap pasirludah saatpuing-puing dirikoyak moyak bangunanmenyatudalam legam malamdalam legam siang
aku telah melihat muasal apisebab abu dan bara inijauh sebelum apisebelum bara dan abumencipta hamparankelam
aku telah melihatbibit api dalambuah air matapada lahan yang digusurdari pemiliknya
pernah kubilangwaspadalahjangan ikut menanambibit apijangan sampai engkaudipetik oleh buahyang menyala
maka kinilihatlahpada sisasisa nyalapada sampiran hangustanah lebam inipada lidah pasir pecahdan kelu batuanpada puingpuing diriremah bangunanpada pecah potdan tenggelam tamanpada sisasisa sangkurdalam hangus dagingdan gosong tulang
yang tinggal hanya lenganghanya lariklarikyang pecah anganhanya baitbait mayityang menggamitgamitmengharap maknalengang yang mendambakan suaramengharap ujarmencari kata
ah semoga cepat datangteratai sebenar katadari hamparan kolamkersang ini
lewat sisa-sisa jemarikucoba menggurat aksaradi pecahan tembokdan unggun pasir
yang ingin kutulismasih terpendamdalam bait-bait diam
yang kan kuucapmasih terperangkapdalam kerongkonganyang tenggelam
ah mana gairahmana selokagurindam pantuntalibun bangsaku?
hanya irama debudalam arang patahlengang langkah tapak darahdalam jiwa membekupuing henyak terbaringsisa-sisa tari asap dan api
seloka luka gurindam lebampantun tak banguntalibun tertimbunabu dan asap
jadilah akuhutan hangus dan asapkota debu dan tulangkeluasan tanpa batasdari remah anganyang pernah adasampiran hancurlengang dan hampamencari muatan maknaagar bisa kembalimenyatu berjiwa!
dan di balik timbunantahun-tahun tandusdi balik unggun debudan tulangdi larik-larik mayitdi puing angandi kedalaman gosongair mataaku merasaserasa bakal datang katakata yang segarkata yang menciptabukan katasekedar menunjukapa yang sudah adabukan sebagaimana kata kudamenunjuk kuda yang ada di bumibukan sebagai kata mawarmenunjuk mawar dan harumnya yang adatapi kata yang menciptayang muncul dari ketiadaanmeloncat dari kekosongan
dari balik puing-puing inidari balik gosong nyeridari balik abu dan tulang-tulang inicepat temukan kata!sebelum cuaca makin memburuksebelum datang lagi El Niñosebelum datang pula La Niñaagar tak kembali muncul El Dictador
wahai bangsakukeluarlah engkaudari kamus kehancuran inicarilah katatemukan ucapansebagaimana dulupara pemuda menemukanKatadalam sumpah mereka
1998
Sumber: Horison (Januari, 2000)
Karya: Sutardji Calzoum Bachri
Biodata Sutardji Calzoum Bachri
- Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941.
- Sutardji Calzoum Bachri merupakan salah satu pelopor penyair angkatan 1970-an.