Cara Membunuh Tuhan
Di taman dekat universitas itu, seorang mahasiswa bertanya kepada dosen: bagaimana cara membunuh Tuhan? Dosen fanatik itu mengutuk pertanyaan itu. Tetapi mahasiswa bertanya lagi: beberapa calon sarjana dan sarjana teologi mengatakan mereka mempelajari Allah. Apakah mereka pergi ke surga, lalu meneliti, mengkaji, berwawancara dengan Allah, dan menulis jurnal tentang Allah?
Mengapa Anda bertanya seperti—mengada-ada? Tanya dosen yang mengaku agamais. Dosen tidak berani menjawab, takut dijebloskan ke dalam api neraka yang tak terpadamkan oleh pemimpin agama.
Ketika saya beribadah, teori-teori dan ajaran-ajaran para teolog selalu mendahului Tuhan ke dalam nasib ini. Saya tersesat dalam teori-teori dan ajaran-ajaran itu. Apakah metode penelitian yang digunakan para teolog ini sampai Tuhan susah masuk ke dalam dunia ini?
"Dengan metode membunuh Tuhan," bisik dosen takut didengar oleh Tuhannya.
Palacio Real de Madrid, 10 Maret 2023
Analisis Puisi:
Puisi "Cara Membunuh Tuhan" karya Melki Deni adalah sebuah karya yang provokatif dan penuh dengan pertanyaan filosofis yang menantang. Puisi ini menggambarkan sebuah dialog antara seorang mahasiswa dengan dosen yang berujung pada pertanyaan-pertanyaan yang mempertanyakan pemahaman manusia terhadap Tuhan, agama, dan paradigma keagamaan.
Provokasi atas Konsep Kebenaran Agama: Puisi ini menggambarkan pertanyaan yang menantang konsep-konsep keagamaan yang seringkali dianggap sebagai kebenaran mutlak. Mahasiswa dalam puisi ini menantang pemahaman konvensional tentang Tuhan, agama, dan proses pemahaman akan keberadaan-Nya. Pertanyaan tentang "bagaimana cara membunuh Tuhan" tidak dimaksudkan secara harfiah, tetapi sebagai sebuah simbol untuk menggugat paradigma keagamaan yang sering kali dogmatis.
Tantangan terhadap Kewenangan Keagamaan: Melalui dialog antara mahasiswa dan dosen, puisi ini menunjukkan bagaimana keberanian untuk mempertanyakan otoritas keagamaan. Dosen, sebagai representasi dari otoritas agama, tak mampu memberikan jawaban yang memuaskan karena terjebak dalam ketakutan akan konsekuensi-konsekuensi dari pertanyaan tersebut.
Penyimpangan dari Pengalaman Spiritual: Puisi ini juga menggambarkan bagaimana agama sering kali terperangkap dalam dogma dan ajaran, menyebabkan kesesatan dalam mencari hubungan spiritual yang sebenarnya. Teori-teori dan ajaran-ajaran teolog sering kali mengambil alih pengalaman spiritual, yang seharusnya mengarah pada pemahaman yang lebih dalam terhadap Tuhan.
Puisi ini menuntun pembaca untuk merenungkan pemahaman akan agama, konsep Tuhan, dan paradigma keagamaan yang seringkali menjadi batasan bagi pemahaman yang lebih dalam. Melalui dialog yang provokatif antara mahasiswa dan dosen, Melki Deni membuka ruang diskusi tentang cara manusia memahami Tuhan, agama, dan menggugat konsep-konsep keagamaan yang mungkin telah menjadi penghalang bagi pengalaman spiritual yang sejati. Menyoroti bagaimana dogma keagamaan dapat mengaburkan pemahaman akan Tuhan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dan mendialogkan ulang tentang arti sejati dari keyakinan dan pemahaman akan Tuhan.
Puisi: Cara Membunuh Tuhan
Karya: Melki Deni
Biodata Melki Deni:
- Melki Deni adalah mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores, NTT.
- Melki Deni menjuarai beberapa lomba penulisan karya sastra, musikalisasi puisi, dan sayembara karya ilmiah baik lokal maupun tingkat nasional.
- Buku Antologi Puisi pertamanya berjudul TikTok. Aku Tidak Klik Maka Aku Paceklik (Yogyakarta: Moya Zam Zam, 2022).
- Saat ini ia tinggal di Madrid, Spanyol.