Puisi: Tepulang (Karya Korrie Layun Rampan)

Puisi | Tepulang | Karya | Korrie Layun Rampan |

Tepulang

Tanda bahagia raya
Cungkup batur nisan kuburan
Yang menjadi kepastian
Kata-kata kekekalan

Inilah jalan pulang
Menuju pintu
Tak ada jalan lain
Yang menanak restu

Rumah-rumah piatu
Menuliskan yatim di pintu
Kebun tanaman membuka jiwa
Tak habis-habis kelola

Hanya lungun yang menerabas
Lou belakang hari
Rezeki berkomit pada sawit
Yang memeras putih tulang keluarga!

Jalan menyilang ke utara
Jalan rasa
Tertatih-tatih langit putih
Membersihkan ikan buntal!

Ikan betutu
Tidur di batang lapuk
Kaukah di situ?
Meringkuk di hitungan tanah urug?


Samarinda, 10/9/2013

Sumber: Dayak! Dayak! Di manakah Kamu? (2014)

Catatan:
  1. Lungun = peti mati.
  2. Lou = rumah panjang orang Dayak.
  3. Ikan buntal = ikan yang berduri tajam, kalau disentuh badannya menggelembung bundar.
  4. Batang = kayu gelondong.

Korrie Layun Rampan
Puisi: Tepulang
Karya: Korrie Layun Rampan

Biodata Korrie Layun Rampan:
  • Korrie Layun Rampan adalah seorang penulis (penyair, cerpenis, novelis, penerjemah), editor, dan kritikus sastra Indonesia berdarah Dayak Benuaq.
  • Korrie Layun Rampan lahir pada tanggal 17 Agustus 1953 di Samarinda, Kalimantan Timur.
  • Korrie Layun Rampan meninggal dunia pada tanggal 19 November 2015 di Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta Pusat.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • KatekisasiHatiku yang hitam telah memetik bedilDengan tangan kekasihDi ujung pelarian aku masih coba memandang: nihilTerlihat dalam diriku pertempuran kaum salihDengan hati merah a…
  • PerjalananBayangan kekasih yang tulusPergi bersama matahariBumipun pupus segala tuntas dan ausJuga sunyi nyanyian kudusSiapa yang menyeru dari balik hariMengetuk lukuk likukan nura…
  • CerminAda sejuta serigalaMemburu di cermin wajah kitaLapar dan ganasGagak-gagak menyanyi ke arah rimbaSeperti menyayat-nyayat daging kitaMatahari meratapDalam remukan-remukan cermi…
  • Sketsadi luar gerbang hingar, lagu-lagu liar, bendera kain rombenghari-hari mengandung lapar, musim berdenyar, lonceng berkelonengbapa! bapa! petaka apakah ini, atau gethsemaniduka…
  • Tenggarong, Kota TuaDalam Kabut Bergumpal-gumpalSiapa mengendap-endap dari balik dinding-dinding kabutlalu tegak di Taman Puisi. Kelamkah atau Sunyi Waktuatau Engkau. Debu yang kem…
  • EpitafKepada (alm) Soesilo MurtiSerasa masih ada yang berkata-kataMenyeru seperti laguSeperti sosok wajah tertawaBayang-bayang yang berlalu di pintuDatang pada hidup dan pergiMenin…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.