Puisi: Serenade Hampir Penghabisan (Karya Korrie Layun Rampan)

Puisi "Serenade Hampir Penghabisan" karya Korrie Layun Rampan

Serenade Hampir Penghabisan


Dari pantai itu masih terdengar ujung siul
Dan lagu burung menyambut matahari dan mega timbul

Adalah taman dan bulan mengeras pada padas
Dan sepotong sajak dari bait terlepas

Selebihnya tapak kaki pada pasir tertimbun
Ketika angin mati gemetar menyinggahi rumpun

1973

Sumber: Suara Kesunyian (1981)

Analisis Puisi:
Puisi "Serenade Hampir Penghabisan" karya Korrie Layun Rampan adalah suatu karya yang mempersembahkan perasaan perpisahan dengan keindahan dan hening yang mendalam.

Pemilihan Kata dan Imaji: Pemilihan kata-kata dalam puisi ini sangat menggambarkan suasana perpisahan. Dengan menyertakan elemen alam seperti pantai, matahari, mega, bulan, dan burung, penyair menciptakan imaji keindahan yang memberikan nuansa sentimental pada momen perpisahan.

Suara Alam dan Kesepian: Dengan menggambarkan suara siul, lagu burung, dan angin, puisi ini menciptakan atmosfer yang hidup dan alami. Namun, kesepian juga hadir melalui ungkapan "ujung siul" dan "angin mati gemetar." Gabungan suara alam dan kesepian memberikan lapisan emosional yang kompleks pada perasaan perpisahan.

Metafora dan Simbolisme: Baris "Adalah taman dan bulan mengeras pada padas" membawa unsur metafora yang kuat. Taman dan bulan yang mengeras menunjukkan keabadian dan kekokohan, seakan menjadi simbol perasaan yang tertanam kuat dalam ingatan, meskipun perpisahan sedang terjadi.

Keindahan dalam Rasa Melankolis: Penyair berhasil menangkap keindahan dalam momen-momen melankolis. Pemandangan pantai, suara burung, dan keheningan angin menciptakan gambaran yang indah, bahkan ketika puisi membahas tema perpisahan yang biasanya dihubungkan dengan kesedihan.

Ketidaklengkapan dan Kerinduan: Puisi ini memberikan kesan ketidaklengkapan dengan menyebutkan bahwa "sepotong sajak dari bait terlepas." Ini dapat diartikan sebagai ungkapan kekosongan atau kehilangan yang dirasakan ketika sesuatu yang berharga harus berakhir. Ungkapan ini memperkuat rasa kerinduan.

Keheningan yang Bermakna: Baris terakhir, "Ketika angin mati gemetar menyinggahi rumpun," membawa nuansa hening yang khusyuk. Hening ini dapat diartikan sebagai momen refleksi dan kesakralan perpisahan yang di dalamnya terkandung kebijaksanaan dan keindahan tersendiri.

Melalui kepekaan terhadap alam dan penggunaan kata-kata yang indah, Korrie Layun Rampan menciptakan puisi yang tidak hanya merayakan keindahan alam tetapi juga menggambarkan kompleksitas perasaan dalam menghadapi perpisahan. Puisi ini menjadi sebuah lukisan kata-kata yang memikat dan penuh makna.

Korrie Layun Rampan
Puisi: Serenade Hampir Penghabisan
Karya: Korrie Layun Rampan

Biodata Korrie Layun Rampan:
  • Korrie Layun Rampan adalah seorang penulis (penyair, cerpenis, novelis, penerjemah), editor, dan kritikus sastra Indonesia berdarah Dayak Benuaq.
  • Korrie Layun Rampan lahir pada tanggal 17 Agustus 1953 di Samarinda, Kalimantan Timur.
  • Korrie Layun Rampan meninggal dunia pada tanggal 19 November 2015 di Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta Pusat.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.