Puisi: Kita Berpisah dalam Kuyup Waktu (Karya Korrie Layun Rampan)

Puisi | Kita Berpisah dalam Kuyup Waktu | Karya | Korrie Layun Rampan |

Kita Berpisah dalam Kuyup Waktu


Kita berpisah dalam kuyup Waktu
Menapak lengang Sejarah, menyadap resah tempat demi tempat
Membongkar padang akal di tengah hiruk-pikuk dunia
Yang penuh tawa dan tangis dan usungan keranda

Para relaki meninggalkan jejak membekas pada beranda
Langit Tuhan yang purba meneteskan sejumlah rahasia
Pada Nasib pada sampan pada lanting dan pada Kata
Mengembalikan bayang kepada bayang dan diri kepada Diri

Tak kukenal lagi keindahan rawan ini
Apakah kasar atau lembut. Sukma kotaku telah mati
Dari gairah nyanyian
Wajahnya asing dalam sisa gemuruh Keabadian

Kita berpisah dalam kuyup Waktu
Bocah-bocah menyanyikan senandung tak bernama
Tentang kampung halaman, tentang derita sebuah tempat
Aku terhenyak mengusap debu pada pelupuk, meneguk kelelahan pahit liur dan asin keringat!

1976

Sumber: Suara Kesunyian (1981)

Korrie Layun Rampan
Puisi: Kita Berpisah dalam Kuyup Waktu
Karya: Korrie Layun Rampan

Biodata Korrie Layun Rampan:
  • Korrie Layun Rampan adalah seorang penulis (penyair, cerpenis, novelis, penerjemah), editor, dan kritikus sastra Indonesia berdarah Dayak Benuaq.
  • Korrie Layun Rampan lahir pada tanggal 17 Agustus 1953 di Samarinda, Kalimantan Timur.
  • Korrie Layun Rampan meninggal dunia pada tanggal 19 November 2015 di Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta Pusat.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Kemarau... Detik memacu suara menjerit... Terperangkap kering musim kemarau... Kering kerontang dedaun ranting berderit... Menanti tetesan air mata langit menderau... Sawah ladang…
  • Sampai di ManaKenyataan diribukan mimpi walau setiap hari bermimpiSampai di mana mimpimuSampai di mana kenyataan hidupmudinding kelabu atap membisuDan orang dapat terus bertanyabag…
  • PengertianApa yang akan kukatakanbila yang dirasakansudah ada dalam hatimuApa yang akan diucapkanbila pengertiansudah bermukim dalam dadamuBiar angin merunduk dalam malam  &nb…
  • KebisuanDia tidak tertawabelum tentu manusia murungbelum tentu hujan langit mendunghidup penuh tanda tanyaBetapa berat duka melahirkan tawabetapa gelap penjara tertembus cahayakala…
  • RenunganAngin mesra meraba tubuhsehalus tangan kesayanganDaun bambu berkibarselincah jari penariBerlagukah rumpun bambuatau berseruseperti gadis cilik menjemput bapaMelambaikah dau…
  • Ulee Lheue, Senja Itu Berangkat melukiskan hujan di halaman. Berbaur sekerat rindu-harumnya tak sempat kunikmati. Berangkat memahat keraguan di gugur daun. Angin mengisi…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.