Puisi: Kembang Tanjung (Karya Linus Suryadi AG)

Puisi "Kembang Tanjung" karya Linus Suryadi AG menyampaikan pesan tentang keindahan dan ketenangan alam serta bagaimana alam dapat memberikan ruang ..
Kembang Tanjung

Kembang Tanjung
Di lembah Dagi
Mengorak Agung
Di jagad sunyi

Dan bulan purnama
Di langit tinggi
Tanpa suara
Menyapa bumi

Tidakkah waktu
Mengalir tenang
Lebur di kalbu
Di larut malam?

Pikiran jalang
- Angan-angan
Mengendap diam
Tak lagi bertualang

Purnama kembang
Tanjung Bulan
Saling pandang
Di satu alam!

1983

Sumber: Kembang Tanjung (1988)

Analisis Puisi:

Puisi "Kembang Tanjung" karya Linus Suryadi AG menampilkan pemandangan yang menenangkan dengan imaji alam yang puitis dan reflektif. Menggambarkan keindahan dan ketenangan malam di lembah Dagi, puisi ini mengeksplorasi hubungan antara alam dan jiwa manusia melalui elemen-elemen simbolis seperti bulan purnama dan bunga Tanjung.

Tema

  • Ketenangan dan Keindahan Alam: Tema utama puisi ini adalah ketenangan dan keindahan alam yang digambarkan dengan pemandangan malam yang damai. Kembang Tanjung, yang diidentifikasi sebagai bunga yang tumbuh di lembah Dagi, menjadi simbol keindahan yang murni dan agung. Pemandangan malam dengan bulan purnama di langit tinggi memperkuat rasa tenang dan keindahan alam yang menyelimuti puisi ini.
  • Refleksi dan Kedamaian: Puisi ini juga mengeksplorasi tema refleksi dan kedamaian. Dengan menyebutkan "Pikiran jalang" dan "Angan-angan", puisi ini menunjukkan bagaimana pikiran dan imajinasi manusia dapat menemukan ketenangan dalam suasana yang tenang. Refleksi ini terjadi dalam "larut malam", di mana pikiran dan perasaan bisa menyatu dengan ketenangan alam.
Kembang Tanjung
Di lembah Dagi
Mengorak Agung
Di jagad sunyi

Bait ini memperkenalkan gambar utama puisi, yaitu Kembang Tanjung yang tumbuh di lembah Dagi. "Mengorak Agung" menunjukkan keindahan dan keagungan bunga tersebut dalam konteks suasana malam yang sunyi. Kembang Tanjung, sebagai simbol keindahan, digambarkan dalam suasana yang tenang dan agung.

Dan bulan purnama
Di langit tinggi
Tanpa suara
Menyapa bumi

Bait ini menambahkan elemen bulan purnama yang berada di langit tinggi. Bulan purnama, yang "tanpa suara", menyapa bumi dengan kelembutan dan keindahan. Kontras antara keindahan bunga dan bulan menciptakan suasana yang harmonis dan damai.

Tidakkah waktu
Mengalir tenang
Lebur di kalbu
Di larut malam?

Bait ini menggambarkan waktu yang mengalir tenang, menunjukkan bagaimana suasana malam mempengaruhi perasaan dan refleksi. "Lebur di kalbu" menggambarkan bagaimana ketenangan malam menyentuh jiwa dan pikiran, menciptakan ruang untuk refleksi dan kedamaian.

Pikiran jalang
- Angan-angan
Mengendap diam
Tak lagi bertualang

Bait ini menunjukkan bahwa pikiran yang biasanya tidak stabil dan penuh angan-angan dapat menemukan ketenangan dalam suasana malam yang damai. "Mengendap diam" menunjukkan bagaimana pikiran menjadi tenang dan stabil dalam ketenangan malam.

Purnama kembang
Tanjung Bulan
Saling pandang
Di satu alam!

Bait terakhir menggambarkan kesatuan antara purnama, Kembang Tanjung, dan bulan dalam satu alam. Ini menekankan harmonisasi dan hubungan antara elemen-elemen alam yang saling berinteraksi dalam keindahan malam.

Gaya dan Struktur

  • Gaya Bahasa: Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang puitis dan visual, dengan imaji alam yang kuat. Elemen-elemen seperti Kembang Tanjung, bulan purnama, dan suasana malam diwakili dengan bahasa yang menonjolkan keindahan dan ketenangan. Gaya bahasa ini menciptakan suasana yang damai dan reflektif.
  • Struktur dan Alur: Puisi ini memiliki struktur yang sederhana dengan lima bait yang masing-masing berfokus pada elemen yang berbeda dari suasana malam. Struktur ini memudahkan pembaca untuk mengikuti alur dan memahami hubungan antara elemen-elemen alam serta refleksi yang terjadi dalam suasana tersebut.

Makna dan Pesan

Puisi "Kembang Tanjung" menyampaikan pesan tentang keindahan dan ketenangan alam serta bagaimana alam dapat memberikan ruang untuk refleksi dan kedamaian. Dengan menggambarkan Kembang Tanjung dan bulan purnama, puisi ini mengajak pembaca untuk merasakan harmoni dan ketenangan yang ditawarkan oleh alam, serta bagaimana pikiran dan perasaan manusia dapat menjadi tenang dan harmonis dalam suasana tersebut.

Puisi "Kembang Tanjung" karya Linus Suryadi AG adalah puisi yang menampilkan keindahan dan ketenangan alam melalui imaji yang puitis dan reflektif. Dengan menggambarkan elemen-elemen seperti Kembang Tanjung dan bulan purnama, puisi ini menciptakan suasana damai dan mengundang pembaca untuk merenung dan merasakan harmoni alam. Pesan puisi ini tentang ketenangan dan refleksi dalam suasana malam menambah dimensi puitis dan mendalam yang menggugah pembaca untuk menghargai keindahan dan ketenangan alam.

Linus Suryadi AG
Puisi: Kembang Tanjung
Karya: Linus Suryadi AG

Biodata Linus Suryadi AG:
  • Linus Suryadi AG lahir pada tanggal 3 Maret 1951 di dusun Kadisobo, Sleman, Yogyakarta.
  • Linus Suryadi AG meninggal dunia pada tanggal 30 Juli 1999 (pada usia 48 tahun) di Yogyakarta.
  • AG (Agustinus) adalah nama baptis Linus Suryadi sebagai pemeluk agama Katolik.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.