Puisi: Kalbu yang Tertutup (Karya Rizal De Loesie)

Puisi "Kalbu yang Tertutup" karya Rizal De Loesie menggambarkan perjalanan internal seseorang dalam merenungkan kehidupan, kebenaran, dan ...

Kalbu yang Tertutup

Entah aku mengasuh kebodohan
Mataku lemah antara segala ambisi yang tumbuh
Tak berlogika,
Tak lagi mengukur diri, tak menakar jiwa
Semesta bukanlah tempat untuk menyakini

Hemmm, zaman mengeja satu-satu detak ambang batas
Di sisinya penuh kisah di luar logika

Ooo, aku mengeja senja saat nanti tiba
Namun airmata belum jua reda
Entah semesta mengajari dirinya sendiri
Selayak mereka yang menuhankan segala
Orang semakin takut kehilangan
Semua yang dititipkan

Tak akan selesai, wooow
Perangilah dirimu sendiri
Kenalilah kebaikan nurani dalam kebenaran itu sendiri
terbalut kalbu yang tertutup
Katakanlah, engkau bukan siapa-siapa kecuali Tuhan
Semesta tak pernah mengajari jalan sesat
Dengarkan suara hati dalam Nur Illahi

Bandung, 2023

Analisis Puisi:

Puisi "Kalbu yang Tertutup" karya Rizal De Loesie menggambarkan perjalanan internal seseorang dalam merenungkan kehidupan, kebenaran, dan hubungannya dengan alam semesta.

Refleksi tentang Kebodohan dan Ambisi Manusia: Penyair menggambarkan rasa tidak pasti dan kebingungan dalam kehidupan, di mana ambisi manusia sering kali bertentangan dengan kebijaksanaan atau logika yang sejati. Hal ini tercermin dalam pengakuannya tentang "mengasuh kebodohan" dan mata yang "lemah antara segala ambisi yang tumbuh". Ini menyoroti konflik internal antara keinginan dan akal sehat.

Pertimbangan tentang Realitas dan Kemungkinan: Puisi ini mencerminkan perenungan tentang realitas hidup dan eksistensi manusia di alam semesta. Penyair merenungkan bahwa semesta bukanlah tempat yang memfasilitasi keyakinan absolut, namun penuh dengan misteri dan pengalaman yang melampaui batas logika manusia.

Perenungan tentang Kematian dan Kehilangan: Dalam pemikirannya tentang senja dan airmata yang belum reda, penyair menggambarkan perjalanan menuju akhir hidup dan ketakutan akan kehilangan. Hal ini menyiratkan rasa kebingungan dan ketidakpastian akan makna eksistensi dan kematian.

Pemahaman tentang Kebenaran dan Kebijaksanaan: Penyair menekankan pentingnya mengenal kebaikan nurani dan mencari kebenaran dalam kehidupan. Melalui kalbu yang tertutup, manusia diarahkan untuk mengakui kehadiran Tuhan dan mendengarkan suara hati yang terhubung dengan kebenaran ilahi.

Pesan tentang Perenungan dan Spiritualitas: Puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya merenungkan kehidupan, mengatasi ketakutan akan kematian, dan mencari hubungan spiritual yang mendalam dengan Tuhan. Penyair mendorong pembaca untuk mencari kebijaksanaan dan kebenaran di dalam diri mereka sendiri, dan untuk memahami bahwa alam semesta memberikan petunjuk menuju kesadaran spiritual yang lebih tinggi.

Puisi "Kalbu yang Tertutup" adalah puisi yang mendalam dan reflektif tentang eksistensi manusia, perenungan tentang kebenaran, dan hubungan dengan yang ilahi. Dengan gaya bahasa yang puitis dan pemikiran yang dalam, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan esensi hidup dan mencari makna yang lebih tinggi dalam keberadaan manusia di alam semesta.

Rizal De Loesie
Puisi: Kalbu yang Tertutup
Karya: Rizal De Loesie

Biodata Rizal De Loesie:
  • Rizal De Loesie (nama asli Yufrizal) adalah seorang Ayah dari seorang putri yang mengabdikan diri sebagai Aparatur Sipil Negara di Pemerintah Kota Bandung. Ia lahir di Pasaman, Sumatera Barat. Sejak masa sekolah dulu telah menyukai kesusasteraan. Tetapi tidak begitu fokus karena bekerja di Pemerintahan, menulis baginya adalah menyampaikan apa yang dilihat, dirasa dan segala sesuatu yang muncul dalam pikiran, dituangkan dalam bentuk untaian kata.
  • Rizal adalah Penerima anugerah Widya Pratama Penggiat Literasi Kota Bandung pada tahun 2019.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.