Suriman di Pedalaman Pasaman
Ini setumpuk dusun yang cantik
di tanah Minang. Dan bukan Surinam di pantai Atlantik
tapi di sini kita dengar
bunyi bongo dan petikan gitar
Di sini garis-garis pun bertanam faja-lobie
kembang merah yang cinta matahari
dan emak memasak bieta-wierie
bapak pun suka minum sopie
Keramahan terbuka di rumah-rumah
keramahan putih eropa
kegigihan menderam di bunyi bongo
kegigihan hitam Negro
Siang di ladang-ladang hidup terganggang
hitam dibakar matahari
malam di pesta-pesta verjarie hidup terkembang
menjulang di api nyanyi
Di ladang orang bertani
di sodro disimpan padi
Dari ladang ke rumah kembali
sering cinta pun terjanji
Hidup di sini bekerja dan berlupa
bersengketa dan bercinta
dan kadang juga berdoa
di mesjid di gereja
Ini setumpuk dusun yang cantik
di tanah Minang. Dan bukan Surinam di pantai Atlantik
Ini Surinam di pedalaman Pasaman
Surinam-Pasaman. Dilingkung bukit dan hutan
Catatan:
- Faja-lobie = Cinta-api = Nama bunga berwarna merah seperti menyala di sinar matahari.
- Bieta-wierie = Daun pahit = Daun yang biasa dimasak sebagai sayur.
- Sopie = Minuman keras.
- Verjarie = Hari ulang tahun.
- Sodro = Loteng rumah.
- Kelima kata di atas adalah bahasa Negro-Suriname.
Biodata Hartojo Andangdjaja:
- Hartojo Andangdjaja (Ejaan yang Disempurnakan: Hartoyo Andangjaya) lahir pada tanggal 4 Juli 1930 di Solo, Jawa Tengah.
- Hartojo Andangdjaja meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 1990 (pada umur 60 tahun) di Solo, Jawa Tengah.
- Hartojo Andangdjaja adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.