Puisi: Suriman di Pedalaman Pasaman (Karya Hartojo Andangdjaja)

Puisi | Suriman di Pedalaman Pasaman | Karya | Hartojo Andangdjaja |

Suriman di Pedalaman Pasaman



Ini setumpuk dusun yang cantik
di tanah Minang. Dan bukan Surinam di pantai Atlantik
tapi di sini kita dengar
bunyi bongo dan petikan gitar

Di sini garis-garis pun bertanam faja-lobie
kembang merah yang cinta matahari
dan emak memasak bieta-wierie
bapak pun suka minum sopie

Keramahan terbuka di rumah-rumah
keramahan putih eropa
kegigihan menderam di bunyi bongo
kegigihan hitam Negro

Siang di ladang-ladang hidup terganggang
hitam dibakar matahari
malam di pesta-pesta verjarie hidup terkembang
menjulang di api nyanyi

Di ladang orang bertani
di sodro disimpan padi
Dari ladang ke rumah kembali
sering cinta pun terjanji

Hidup di sini bekerja dan berlupa
bersengketa dan bercinta
dan kadang juga berdoa
di mesjid di gereja

Ini setumpuk dusun yang cantik
di tanah Minang. Dan bukan Surinam di pantai Atlantik
Ini Surinam di pedalaman Pasaman
Surinam-Pasaman. Dilingkung bukit dan hutan


Sumber: Kumpulan Puisi (2019)

Catatan:
  1. Faja-lobie = Cinta-api = Nama bunga berwarna merah seperti menyala di sinar matahari.
  2. Bieta-wierie = Daun pahit = Daun yang biasa dimasak sebagai sayur.
  3. Sopie = Minuman keras.
  4. Verjarie = Hari ulang tahun.
  5. Sodro = Loteng rumah.
  6. Kelima kata di atas adalah bahasa Negro-Suriname.

Hartojo Andangdjaja
Puisi: Suriman di Pedalaman Pasaman
KaryaHartojo Andangdjaja

Biodata Hartojo Andangdjaja:
  • Hartojo Andangdjaja (Ejaan yang Disempurnakan: Hartoyo Andangjaya) lahir pada tanggal 4 Juli 1930 di Solo, Jawa Tengah.
  • Hartojo Andangdjaja meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 1990 (pada umur 60 tahun) di Solo, Jawa Tengah.
  • Hartojo Andangdjaja adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.