Pagi Baru yang Menunggu Mekar
Jiwa-jiwa telah mengembang
setelah bertahan dad terror-terror yang mengawang
di atas Jakarta, dan di mana-mana
dalam suara-suara
dan slogan-slogan
yang menyebar beragam hasutan
diteriakkan tiran-tiran
lewat rapat-rapat dan peranakan-peranakan
lewat koran-koran
ketika suara dari utara hendak dipaksakan
menguburkan suara murni dari keperibadian
suatu bangsa yang sedang berjuang
Jiwa-jiwa telah mengembang
setelah ditantang dengan pembunuhan-pembunuhan
di tanah air, di mana rakyat memegang kedaulatan
Jiwa-jiwa telah mengembang
membias dalam suasana yang menggelombang
dalam barisan para pelajar dan mahasiswa,
sarjana dan pekerja
di jalan-jalan kota Jakarta, jantung tanah tercinta
dalam barisan yang bergelora, membawa suara berjuta
suara rakyat yang menderita
Jiwa-jiwa telah mengembang
dalam suara-suara yang dituliskan
diucapkan
dalam kebebasan pengetahuan
jadi wujud kebenaran yang lantang
berbicara dalam sajak, dalam lukisan
dalam segala yang bernama: kebudayaan
jadi sinar yang memancar menerang
dalam fajar
dari pagi baru yang menunggu mekar
1966
Biodata Hartojo Andangdjaja:
- Hartojo Andangdjaja (Ejaan yang Disempurnakan: Hartoyo Andangjaya) lahir pada tanggal 4 Juli 1930 di Solo, Jawa Tengah.
- Hartojo Andangdjaja meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 1990 (pada umur 60 tahun) di Solo, Jawa Tengah.
- Hartojo Andangdjaja adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.