Puisi: Mahasiswi (Diterjemahkan oleh Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Mahasiswi," yang diterjemahkan oleh Sapardi Djoko Damono, adalah potret singkat tentang kehidupan seorang mahasiswi yang dihadapkan pada ....

Mahasiswi

Sering diomongkan;
Sering dipandang;
Diberi pamflet tentang huru-hara
Dan perang, ia pun bermimpi tentang buah apel
Yang tak boleh ia makan, sebab bisa menyulitkan.

Dibiarkannya rambutnya terurai
Ketika mendengarkan para dosen
Yang mengernyitkan dahi
Dan bicara tentang masa depan yang gawat
Yang ia yakin tak akan pernah tiba.

Pacarnya punya ide
Yang dengan kikuk ditelusurnya,
Tertumbuk pada kebekuan, pintu-pintu
Terbanting keras
Di depannya — nah

Rasain! kata si mahasiswi sendirian
Sementara memikirkan tentang kamar
Tempat gadis-gadis sering ditinggalkan.
Bagaimanapun ia harus memikirkan
Tentang cinta,

Namun rongga bisa terbuka
Dan ia ditinggalkan cinta di sana
Membenci lelaki
Dan dirinya sendiri — tak berteman
Padahal takut sendirian.

Sumber: Horison (Juni, 1978)

Analisis Puisi:
Puisi "Mahasiswi," yang diterjemahkan oleh Sapardi Djoko Damono, adalah potret singkat tentang kehidupan seorang mahasiswi yang dihadapkan pada realitas dunia akademik, konflik internal, dan pemahaman tentang cinta. Puisi ini menggambarkan gambaran kehidupan mahasiswi dengan sentuhan empati dan perhatian terhadap pengalaman-pengalamannya.

Gambarkan Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini menghadirkan gambaran kehidupan sehari-hari seorang mahasiswi. Ia sering diomongkan dan dipandang, mungkin karena keterlibatannya dalam aktivitas-aktivitas atau isu-isu yang berhubungan dengan huru-hara dan perang. Pamflet dan wacana tentang peristiwa-peristiwa besar ini mempengaruhi pemikirannya dan muncul sebagai bagian dari mimpi-mimpinya.

Simbol Buah Apel: Buah apel di dalam puisi ini menjadi simbol untuk hal-hal yang menarik tapi juga berpotensi berbahaya. Mahasiswi itu merasa seperti buah apel yang tak bisa dimakan karena bisa menyulitkan. Ini mungkin merujuk pada konflik antara ingin terlibat dalam situasi tertentu tetapi juga menyadari risikonya.

Konflik Internal dan Pemikiran: Mahasiswi ini menghadapi konflik internal yang rumit. Ia mendengarkan para dosen berbicara tentang masa depan yang gawat dan merasa skeptis bahwa masa depan tersebut akan pernah datang. Meskipun pacarnya memiliki ide, mahasiswi ini merasa kikuk dan tidak yakin akan menghadapinya. Ada perasaan frustasi dan bingung dalam cara ia memproses informasi dan perasaannya.

Pemikiran tentang Cinta dan Kesendirian: Meskipun ia mencoba memikirkan tentang cinta, pemikirannya kembali ke kenyataan bahwa banyak gadis sering ditinggalkan di kamar mereka. Terdapat sentimen kesendirian yang muncul dalam pemikirannya. Ia merasa dilema antara memikirkan cinta namun merasa terhantui oleh ketakutan dan perasaan tidak nyaman.

Rasa Tidak Berteman dengan Diri Sendiri: Pada akhir puisi, mahasiswi ini merasa tidak berteman dengan dirinya sendiri, bahkan ketika ia takut sendirian. Ini mencerminkan perasaan kompleks dan kontradiksi dalam dirinya. Meskipun ia menghadapi perasaan ini, ia tidak memiliki kemungkinan menyelesaikannya.

Puisi "Mahasiswi" menggambarkan pandangan internal dan emosional seorang mahasiswi. Melalui gambaran kehidupan sehari-hari, konflik internal, pemikiran tentang cinta, dan perasaan kesendirian, puisi ini menghadirkan suara dan pengalaman seorang individu yang mencoba memahami dunia di sekitarnya dan dirinya sendiri.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Mahasiswi
Diterjemahkan oleh: Sapardi Djoko Damono
Karya asli: R. A. Simpson

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.