Manfaat CRISPR Cas9 dan Kaitannya dengan Masalah Bioetika
Mungkin sebagian besar orang masih awam dengan adanya rekayasa genetika, tetapi teknik ini sebenarnya sudah lama ada dan sekarang semakin berkembang. CRISPR Cas9 merupakan salah satu rekayasa genetika yang masih hangat di dunia penelitian sains.
Apa Itu CRISPR Cas9?
Rekayasa genetika dilakukan dengan memotong struktur DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) atau RNA (Ribo Nucleic Acid) menggunakan enzim nuklease.
Salah satu teknologi yang juga menggunakan metode ini adalah CRISPR Cas9 (Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats).
CRISPR Cas9 dianggap sebagai terobosan baru untuk menciptakan makhluk hidup menjadi lebih berkualitas. Teknologi rekayasa genetika ini sebenarnya sudah ditemukan sejak tahun 2007, tetapi masih dikembangkan hingga sekarang.
CRISPR (baca: krisper) yang merupakan singkatan dari Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats merupakan terobosan baru dalam dunia penelitian sains yang diharapkan dapat membantu permasalahan di masa depan, seperti masalah pertanian dan kesehatan.
Para ilmuwan telah mengungkapkan melalui berbagai penelitiannya bahwa CRISPR Cas9 bekerja dengan cara mengubah genom.
Lalu, sebenarnya genom sendiri itu apa? Genom bisa diibaratkan seperti buku yang menyimpan berbagai resep pembentuk sifat makhluk hidup. Di dalam genom inilah tersimpan berbagai informasi genetik yang dimiliki makhluk hidup. Contoh informasi genetik tersebut adalah warna kulit, warna rambut, warna mata, tinggi badan, bentuk hidung dan sebagainya.
CRISPR ini bekerja dengan cara menyunting (editing) DNA menggunakan sebuah protein pemotong bernama Cas9 (CRISPR-associated protein 9.
Cas9 juga dikenal sebagai protein yang memiliki peran besar dalam sistem pertahanan bakteri melawan virus DNA. Lebih lanjut, Cas9 diibaratkan seperti gunting pemotong. Apabila CRISPR menemukan tempat tertentu di DNA yang dianggap tidak normal, maka protein Cas9 akan memotong bagian yang tidak normal tersebut, lalu memperbaikinya melalui proses penyuntingan. Sehingga teknologi ini bisa menciptakan individu atau bibit yang unggul.
Teknologi ini dapat digunakan untuk memperbaiki mutasi genetik, memperbaiki hasil panen, dan bahkan menyembuhkan penyakit seperti kanker. Bahkan bisa digunakan untuk membuat makhluk hidup yang sempurna tanpa cacat sedikit pun.
Para ilmuwan bisa memodifikasi makhluk hidup sesuai dengan keinginan mereka tanpa sifat-sifat merugikan yang tidak diinginkan.
Bagaimana CRISPR Cas9 Bekerja?
Bagi orang awam, pasti bertanya-tanya bagaimana cara kerja CRISPR Cas9? Satu hal yang menjadi poin penting, yaitu protein Cas9 berpasangan dengan RNA pemandu yang berfungsi membawa informasi tentang sekuen DNA target.
Kemudian Cas9 yang berpasangan dengan sekuen RNA tersebut mengikat sekuen DNA target dan memotong gen yang dianggap akan merugikan. Setelah proses pemotongan, DNA akan dimodifikasi.
Modifikasi DNA dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama, dengan cara mengganti sekuen DNA yang telah dipotong dengan sekuen DNA baru. Kedua, mengandalkan mekanisme DNA yang telah diprogram untuk mekanisme perbaikan DNA itu sendiri yang dapat menambah atau mengurangi materi genetik.
Walaupun teknologi rekayasa genetika ini menjadi terobosan besar dalam dunia penelitian. Namun, terdapat beberapa kontroversi yang menyangkut efek samping dan bioetika. Terlebih jika diterapkan pada manusia.
Bagaiman Efeknya Jika Diterapkan pada Manusia?
Tentu saja akan ada banyak perbedaan pada genom antara satu orang dengan orang lain. Apabila CRISPR bisa digunakan dengan maksimal untuk memotong dan merekayasa genom seseorang, hal ini belum tentu berfungsi dengan baik pada orang lain.
Ada kemungkinan protein Cas9 tidak dapat memotong gen sama sekali. Hal yang lebih buruk lagi adalah CRISPR bisa memotong di tempat lain dalam genom yang sesuai dengan RNA pemandu.
Tentu saja hal ini akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Tentu ini akan merugikan untuk ke depannya.
Permasalahan Bioetika Berkaitan dengan CRISPR Cas9
Berdasarkan pemaparan sebelumnya tentang keuntungan dan efek dari CRISPR Cas9, tentu hal ini tak lepas dari Bioetika. Semakin berkembangnya teknologi tersebut, ternyata ada batasan-batasan yang berkaitan dengan Bioetika.
CRISPR Cas9 memungkinkan manusia bisa memodifikasi makhluk hidup menjadi sempurna dengan menyunting genomnya.
Seperti pembahasan sebelumnya, rekayasa genetik memiliki manfaat untuk menyembuhkan penyakit yang saat ini tidak bisa disembuhkan, teknologi ini juga bisa digunakan untuk merekayasa sifat seperti kecantikan atau kecerdasan.
Para ilmuwan bisa membuat buah yang tahan dari kebusukan, membuat ayam yang dagingnya banyak dan berkualitas, membuat tanaman yang tahan hama dan gulma.
Bahkan para ilmuwan bisa membuat manusia dengan IQ 200. Hal ini tentu dianggap melanggar norma dan moral yang ada di masyarakat.
Terlebih masyarakat sebagai makhluk sosial yang beragama. Membuat makhluk hidup yang sempurna dianggap mengubah ciptaan Tuhan. Teknologi ini harus digunakan dengan pertimbangan moral dan etika.
Biodata Penulis:
Alpha Naura Stiyadi saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret.