Puisi: Tiba-Tiba Angin pun Merunduk (Karya B. Y. Tand)

Puisi "Tiba-Tiba Angin pun Merunduk" karya B. Y. Tand mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana perubahan kecil dalam alam dapat mencerminkan ...
Tiba-Tiba Angin pun Merunduk

Tiba-tiba angin pun merunduk
ketika sesuatu berkelebat menyapa
entah siapa di antara kita
Barangkali daun-daun di halaman itu
sedang berkemas. Menunggu
lengkapnya suasana.

Sehelai daun mencium sisa tangkainya
sebelum luruh. Sesuatu tersendat
Entah siapa di antara kita
mencium angin yang merunduk itu
Entah siapa.

1980

Sumber: Horison (Maret, 1983)

Analisis Puisi:

Puisi "Tiba-Tiba Angin pun Merunduk" karya B. Y. Tand mengeksplorasi tema kehadiran dan perubahan yang tiba-tiba melalui penggunaan simbolisme dan imaji alam yang kuat. Puisi ini menciptakan suasana yang penuh dengan keheningan dan keambiguan, menggambarkan bagaimana peristiwa-peristiwa kecil dan perubahan dalam alam dapat mencerminkan perasaan dan hubungan manusia.

Puisi ini menggambarkan momen ketika angin merunduk, menciptakan suasana yang penuh dengan ketidakpastian dan introspeksi. Dengan menggunakan simbolisme daun, angin, dan suasana halaman, Tand menyampaikan perasaan tentang kehadiran dan perubahan yang tidak dapat sepenuhnya dipahami atau dijelaskan.

Eksplorasi Tema dan Simbolisme

  • Angin yang Merunduk: "Tiba-tiba angin pun merunduk" membuka puisi dengan gambaran tentang angin yang secara tiba-tiba menjadi lebih lembut atau rendah. Angin di sini melambangkan perubahan atau kehadiran yang datang secara tidak terduga. Merunduknya angin menciptakan suasana keheningan dan penurunan energi, mengindikasikan bahwa sesuatu yang signifikan mungkin akan terjadi.
  • Kehadiran yang Tak Jelas: "Ketika sesuatu berkelebat menyapa entah siapa di antara kita" menciptakan rasa ketidakpastian tentang siapa atau apa yang sedang terjadi. Frasa ini menunjukkan bahwa kehadiran atau peristiwa yang terjadi sulit untuk didefinisikan atau dipahami secara jelas. Ini menggambarkan bagaimana perasaan atau perubahan dalam kehidupan sering kali datang tanpa peringatan dan sulit untuk diidentifikasi.

Daun dan Tangkai

  • Daun yang Berkemas: "Barangkali daun-daun di halaman itu sedang berkemas" menggambarkan keadaan alam yang bersiap untuk perubahan. Daun yang berkemas menunjukkan bahwa ada sesuatu yang sedang dipersiapkan atau diubah dalam lingkungan sekitar. Ini bisa melambangkan transisi atau akhir dari suatu fase.
  • Mencium Tangkai dan Luruh: "Sehelai daun mencium sisa tangkainya sebelum luruh" menciptakan gambaran tentang perpisahan dan akhir dari sesuatu. Daun yang mencium sisa tangkainya sebelum jatuh melambangkan akhir dari sebuah siklus atau hubungan. Ini menggambarkan bagaimana setiap akhir membawa momen refleksi dan penutup sebelum sesuatu yang baru dimulai.

Kehampaan dan Penantian

  • Sesuatu Tersendat: "Sesuatu tersendat" menunjukkan adanya jeda atau ketidakpastian dalam proses perubahan. Ini mencerminkan bagaimana perubahan atau peristiwa tidak selalu berlangsung dengan mulus dan sering kali ada hambatan atau keraguan dalam prosesnya.
  • Mencium Angin: "Entah siapa di antara kita mencium angin yang merunduk itu" menunjukkan bahwa ada yang merasakan perubahan atau kehadiran tersebut, meskipun tidak jelas siapa atau apa yang merasakannya. Ini mencerminkan bagaimana perubahan atau perasaan sering kali sulit untuk dipahami secara individual dan bisa dirasakan oleh banyak orang dengan cara yang berbeda.
Puisi "Tiba-Tiba Angin pun Merunduk" karya B. Y. Tand adalah sebuah eksplorasi mendalam tentang perubahan, kehadiran, dan perpisahan melalui simbolisme yang kuat dari alam. Dengan menggunakan gambaran angin, daun, dan suasana halaman, Tand menciptakan suasana yang penuh dengan keheningan dan ketidakpastian. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana perubahan kecil dalam alam dapat mencerminkan perasaan dan hubungan manusia, serta bagaimana kehadiran dan perpisahan sering kali datang secara tiba-tiba dan sulit dipahami.

B. Y. Tand
Puisi: Tiba-Tiba Angin pun Merunduk
Karya: B. Y. Tand

Biodata B. Y. Tand:
  • B. Y. Tand (Burhanuddin Yusuf Tanjung) lahir pada tanggal 10 Agustus 1942 di Indrapura, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara.
© Sepenuhnya. All rights reserved.