Puisi: Seribu Kaca (Karya Beni Setia)

Puisi: Seribu Kaca Karya: Beni Setia

Seribu Kaca

seribu kaca mengacakan wajah mata
(yang satu api, yang satu air)
mengekalkan sayap waktu. Langit lengkung

terkadang kami menaiki tiang bumi
mandi air mancur di kolam langit
tumpah. Menyerah di ladang kapur
(petani tulang menanam tulang bayi)

kekallah angin. Terkadang pergi ke kiri,
terkadang ke kanan, dan balik dari kanan
terjun ke kolam. Melemaskan otot lelaki
(pelabuhan mengekalkan lampu harapan)

kekallah arwah bocah-bocah lendir
arwah tulang tanpa daging menggeliat
benci kesesaatan, benci kesetempatan
dunia. Percintaan singkat di pesisir


1982

Sumber: Horison (November, 1982)

Catatan:
Puisi ini tidak memiliki judul.

Beni Setia
Puisi: Seribu Kaca
Karya: Beni Setia

Biodata Beni Setia:
  • Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.