Puisi: Selamat Gagak Hitam (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Selamat Gagak Hitam" karya D. Zawawi Imron mengeksplorasi tema-tema penderitaan, kematian, dan balas dendam dengan menggunakan simbol-simbol ..

Selamat Gagak Hitam

Seutas jalan berbatu
mendaki bukit derita

ada tubuh terlentang
ditinggalkan seseorang yang
dengan lidahnya dijilatnya
darah
yang membasahi pipi pisau
ialah pisau yang tergenggam
oleh tangan yang berlumur
dendam leluhur

lalu gagak hitam
meluncurkan tangisan maut
dari paruhnya yang tajam

orang-orang memberi salam
— selamat gagak hitam
    gagak yang malang!

1965

Sumber: Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996)

Analisis Puisi:

Puisi "Selamat Gagak Hitam" karya D. Zawawi Imron menyajikan gambaran yang kuat tentang penderitaan, kematian, dan balas dendam. Dalam karya ini, D. Zawawi Imron menggunakan simbol-simbol dan imaji yang kuat untuk mengeksplorasi tema-tema tersebut, menyentuh aspek-aspek emosional dan psikologis yang mendalam.

Jalan Berbatu dan Bukit Derita

Jalan berbatu yang mendaki bukit derita mengisyaratkan perjalanan yang penuh kesulitan dan penderitaan. Jalan ini mungkin melambangkan perjalanan hidup yang sulit dan penuh tantangan.
  • "Seutas jalan berbatu / mendaki bukit derita": Jalan berbatu dan bukit derita menciptakan gambaran tentang kesulitan dan penderitaan yang harus dilalui. Ini menunjukkan bahwa perjuangan dan penderitaan adalah bagian tak terhindarkan dari perjalanan hidup.

Tubuh Terlentang dan Darah

Gambaran tubuh yang terlentang dan darah yang membasahi pipi pisau menggambarkan kematian dan kekerasan. Tubuh yang terlentang mungkin melambangkan kekalahan atau kematian, sedangkan darah dan pisau menambahkan elemen kekerasan dan balas dendam.
  • "ada tubuh terlentang / ditinggalkan seseorang yang / dengan lidahnya dijilatnya / darah / yang membasahi pipi pisau": Tubuh yang terlentang dan darah di pipi pisau menunjukkan bahwa kematian ini disertai dengan kekerasan dan dendam. Pisau yang tergenggam oleh tangan berlumur dendam menggambarkan motif balas dendam yang kuat.

Gagak Hitam dan Tangisan Maut

Gagak hitam sering kali dianggap sebagai simbol kematian dan kesedihan. Dalam puisi ini, gagak hitam meluncurkan tangisan maut, menandakan bahwa kematian dan kesedihan sedang menguasai situasi.
  • "lalu gagak hitam / meluncurkan tangisan maut / dari paruhnya yang tajam": Gagak hitam yang menangis merupakan simbol dari kesedihan dan kematian. Tangisan maut yang dikeluarkan oleh gagak menunjukkan bahwa kematian ini penuh dengan kesedihan dan penderitaan.

Salam dan Selamat

Orang-orang memberi salam kepada gagak hitam, namun salam ini terasa ironis karena gagak hitam dianggap malang. Ini mungkin mencerminkan pandangan ambivalen terhadap kematian dan penderitaan.
  • "orang-orang memberi salam / — selamat gagak hitam / gagak yang malang!": Salam kepada gagak hitam yang malang menciptakan kontras antara ucapan selamat dan kenyataan kemalangan. Ini menunjukkan bahwa kematian sering kali disertai dengan paradoks dan ambivalensi.

Simbolisme dan Makna

Jalan Berbatu dan Bukit Derita: Simbol perjalanan hidup yang penuh kesulitan dan penderitaan. Ini melambangkan tantangan yang harus dihadapi seseorang dalam hidupnya.
  • Tubuh Terlentang dan Darah: Melambangkan kematian yang disertai dengan kekerasan dan balas dendam. Ini menunjukkan motif balas dendam dan akibat dari tindakan kekerasan.
  • Gagak Hitam: Sebagai simbol kematian, kesedihan, dan mungkin nasib buruk. Gagak hitam meluncurkan tangisan maut, menegaskan tema kematian dan penderitaan.
  • Salam Ironis: Menunjukkan paradoks kematian dan kesedihan. Ucapan selamat yang diberikan kepada gagak hitam yang malang menggambarkan ambivalensi dan ketidakpastian mengenai kematian dan penderitaan.
Puisi "Selamat Gagak Hitam" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya yang mengeksplorasi tema-tema penderitaan, kematian, dan balas dendam dengan menggunakan simbol-simbol yang kuat dan imaji yang mendalam. Jalan berbatu, tubuh terlentang, pisau berdarah, dan gagak hitam semuanya berfungsi untuk menggambarkan perjalanan hidup yang penuh kesulitan dan kematian yang disertai dengan kekerasan dan kesedihan. Salam ironis kepada gagak hitam menambah kedalaman tema dengan menunjukkan paradoks dan ambivalensi dalam pandangan terhadap kematian. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan aspek-aspek emosional dan psikologis dari kematian dan penderitaan, serta dampaknya terhadap hidup dan hubungan manusia.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Selamat Gagak Hitam
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.