Sajak Ungu Lembah Tamidung
Kudatangi sebuah bukit
kusaksikan dari situ
kabut-kabut tipis kelabu
mengabur di dukuh-dukuh
lalu sepantun kenangan
pada mayat semerbak mayang
menggoda dan mengharu:
duapuluh tahun yang lalu
di lembah yang biru itu
seorang gadis menancapkan belati
ke jantung dadanya sendiri
sebelum seorang tentara Jepang
berhasil merobek selaput daranya
wahai, kehormatan!
lalu lesung talu kenangan
memantul dari tamidung ke batang-batang
lewat pucuk-pucuk siwalan
meledak sedu dari luar langit yang biru
ah, milik yang hilang sulit ditemu
1964
Sumber: Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996)
Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Ungu Lembah Tamidung" karya D. Zawawi Imron adalah karya yang penuh dengan gambaran visual dan emosi yang kuat. Puisi ini menggambarkan pemandangan alam yang indah dan sejarah yang tragis, menciptakan perpaduan yang kuat antara alam dan manusia.
Deskripsi Alam: Puisi ini dimulai dengan deskripsi alam yang indah. Penulis merujuk pada sebuah bukit dan kabut tipis yang mengaburkan pemandangan di dukuh-dukuh. Ini menciptakan gambaran yang tenang dan damai.
Kenangan Pahit: Puisi ini tiba-tiba memasuki kenangan yang penuh emosi dan tragis tentang seorang gadis yang mengambil tindakan putus asa. Gadis ini merasa terhormat karena tindakannya, yang tampaknya merupakan reaksi terhadap invasi Jepang selama Perang Dunia II. Cerita ini menciptakan kontras yang kuat antara keindahan alam dan kengerian peristiwa sejarah.
Tema Kehilangan: Puisi ini secara konsisten menciptakan perasaan kehilangan. Ada kerinduan akan masa lalu yang hilang, baik dalam bentuk kenangan tentang keindahan lembah maupun dalam kenangan akan peristiwa tragis yang terjadi di sana. Lesung talu yang meledak mencerminkan ledakan emosi dan kehilangan yang mendalam.
Simbolisme Warna: Warna ungu yang disebutkan dalam judul ("Sajak Ungu Lembah Tamidung") dapat dianggap sebagai simbolisme. Ungu sering kali dikaitkan dengan kehormatan, rasa sakit, dan kehormatan yang tersembunyi. Ini dapat menggambarkan perasaan penulis terhadap lembah dan peristiwa yang terjadi di sana.
Gelombang Emosi: Puisi ini menggambarkan perjalanan emosional yang kuat. Dimulai dengan keindahan alam yang tenang, kemudian beralih ke kenangan tragis, dan akhirnya mencapai ledakan emosi dengan lesung talu yang meledak. Ini menciptakan ketegangan emosional yang kuat dalam puisi.
Puisi "Sajak Ungu Lembah Tamidung" adalah sebuah karya yang penuh dengan kontras antara keindahan alam dan kenangan tragis. Penulis menciptakan perpaduan yang kuat antara deskripsi alam yang damai dan cerita yang penuh emosi. Puisi ini mengungkapkan tema-tema kehilangan, rasa sakit, dan kehormatan dalam konteks sejarah yang berdampak besar.

Puisi: Sajak Ungu Lembah Tamidung
Karya: D. Zawawi Imron
Biodata D. Zawawi Imron:
- D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.