Orang yang Dianiaya
orang yang dianiaya, luka-lukanya sangat perih
darahnya tercecer-cecer, mayatnya dibuang di hutan
ya, bertahun-tahun ia berbaring. Menanti
ada yang akan menemukannya. Menanti
tersamarkan oleh lapisan humus, kerontang dan putih
benaknya hancur. Tulang-tulang menggeronggang, menyerpih
sisa matanya menatap sangat dalam, sangat jauh
: betapa lantang jerit yang terbungkam bertahun-tahun
orang-orang cuma bisa menggerombol, dan anjing menggonggong
dan "siapa" dilemparkan di setiap saat, di setiap kelok
bertumbukan. Lumpuh di dinding waktu
(hanya tanah yang tak bertanya-tanya, berseru: "saudaraku")
betapa lengang, betapa kosong dadanya. Rusuknya lepas
dan pada rongga pada mana kehangatan pernah menyala
tertumpuk kenangan. Lapuk
tanpa ada yang sempat mengenangkannya
bagaimana ia bisa tahan? Menanti dalam kehampaan
(kosong harapan, alpa kenalan dan miskin kemesraan)
bagaimana ia bisa tahan?