Lagu Murni
Versi buku Menjadi Penyair Lagi (2007)
Sunyi pun menyeru dalam gelas rindu
Kita di sini, menating kesementaraan waktu
Hari-hari pun luruh, menimbun tanah usia
Kian tenggelam: sunyi ini terus menyeru
Tinggal tulang, tinggal napas yang bimbang
Berbaring sepanjang perjalanan, sunyi yang panjang
Sepanjang padang perburuan: usia yang membaringkan kita
Di sini, menandu nisan berpahatkan firman
Bertuliskan rindu dendam, keabadian kenang
Kita di sini, kekasih, berbeban cinta
Masih juga sunyi, dan rinai suara dari tangis
Semesta
Kita lecut kuda paling putih: iman dan nyala api kasih
1982
Lagu Murni
1983
Catatan Admin:
- Meskipun puisi di atas memiliki judul yang sama (yaitu, Lagu Murni), kami tidak yakin apakah kedua puisi tersebut merupakan satu bagian atau terkait satu sama lain. Hal tersebut tidak dijelaskan, baik di buku Menjadi Penyair Lagi ataupun di Horison (atau mungkin kami luput).
- Setiap baris puisi Acep Zamzam Noor biasanya dimulai dengan Huruf Besar (Huruf Kapital), itu merupakan salah satu ciri khasnya. Uniknya di Majalah Horison tidak demikian.
Biodata Acep Zamzam Noor:
- Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
- Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.