Puisi: Kunang-Kunang (Karya Nirwan Dewanto)

Puisi | Kunang-Kunang | Karya | Nirwan Dewanto |

Kunang-Kunang



Dengan sisa bara aku mendaki ke arah urat nadimu, ke puncak urat nadimu, di mana akan kutemukan kembali sebutir telur malam yang pernah melahirkanku.

Baraku biru, begitu biru, sehingga sebatang sungai meninggikan sayapnya ke arahku dan berkata, terbanglah seperti aku, sebab kau adalah kembaranku, tapi segera aku tahu ia tak keberatan bermata, maka ia lupa siapa bundanya.

Kubuang semua pakaianku agar badai debu bulan menggulungku ke sebentang cermin di mana kau akan tahu bahwa aku remaja, masih juga remaja, agar aku mampu mencintaimu.

Kulupakan namaku ketika jutaan bulir padi mengepungku dan berseru, kau salah satu dari kami sebab parasmu pucat pasi, dan tiba-tiba aku menjadi tua sebab kami harus menghapus rasa laparmu.

Panggil aku sesukamu agar kau tak terlampau kenyang panggilah aku, misalnya, punuk lembu jika aku cukup suci, atau batu gerinjam jika aku hampir mati, atau kembang api jika aku tak sengaja mengenyangkanmu, mengejangkanmu.

Meninggi, terus meninggi, aku pun sadar akan merah darah yang selalu menarikku ke bawah, lebih ke bawah lagi, merah seluas laut yang akhirnya merampas terang dariku sehingga aku tak sanggup memandangmu.

Baiklah, sudah kaureguk berbulir-bulir baraku mahabiru, maka izinkan aku jadi buta dan bahagia, agar tak lagi aku mampu membedakan urat nadimu dari sang sungai yang selalu cemburu padaku.

Di arus ganda mengambang aku mencari puncakmu, tapi aku hanya sampai ke palungmu, dimana sebutir jantung hitam legam atau merah padam segera membenturku, meremukkanku, menyerakkanku ke ufuk terjauh setelah ia berkata, kau bukan anakku.

Menatap ke cermin kau tak akan sanggup lagi mencintaiku, sebab aku adalah kami, zarah atau zuhrah tak terbilang jumlah, yang membubuhkan fajar terlalu lekas ke alis matamu.


2006

Sumber: Jantung Lebah Ratu (2008)

Nirwan Dewanto
Puisi: Kunang-Kunang
Karya: Nirwan Dewanto

Profil Nirwan Dewanto:
  • Nirwan Dewanto lahir pada tanggal 28 September 1961 di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.