Di Bawah Matahari
langkah pagi menapak kebun
meluruh daun-daun impian
ada senandung halus mengalun
di atas kabut
di atas embun
doa Nima sehabis subuh
disusul siul ayahnya
mengerat mayang
di atas pohon siwalan
sebentar lagi turun membawa setimba lahang
di sini daun-daun siwalan
adalah kipas yang mengibaskan angin
bagi kehidupan
yang menolak keringat dingin
derita pun menyelinap
ke bulu-bulu tikus
ke bulu-bulu musang
lantaran manis lahang dan desir darah Kek Lesap
kolam bening, minyak wangi
seakan bukan milik mereka
mengangguk pohon kapuk
bergoyang dahan kalompang
senyuman yang hidup itu
seperti petuah leluhur
ialah peluh terkucur
lalu diaduk bercampur lumpur
matahari bertolak marak
di tegal sapi dibentak
Nima manis berkulit manggis
menabur benih kacang dan buncis
-- ayah!
Insyaallah
paceklik nanti
adik-adik tak usah menangis
rembang pagi
embun pun pergi
tembang yang menanggung bumi
lewat pembuluh hati
naik ke ubun mentari
1973
Sumber: Jalan Hati Jalan Samudra (2010)
Analisis Puisi:
Puisi "Di Bawah Matahari" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kehidupan sehari-hari di pedesaan yang sederhana.
Gambaran Alam: Puisi ini memulai dengan gambaran pagi yang menapak kebun dengan daun-daun impian yang meluruh. Ini menciptakan suasana alam yang tenang dan penuh dengan keindahan alam, seperti kabut dan embun.
Suasana Pagi: Suasana pagi dipaparkan dengan suara senandung halus yang mengalun dan siul ayah yang membawa kehidupan ke dalam gambaran tersebut. Ini menyoroti kedamaian dan kenyamanan pagi hari yang tenang dan penuh harapan.
Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini menciptakan gambaran kehidupan sehari-hari di desa dengan menyebutkan aktivitas-aktivitas seperti doa setelah subuh, menabur benih, dan pertanian. Aktivitas-aktivitas ini mencerminkan kerja keras dan keterhubungan manusia dengan alam.
Kontras: Puisi ini menciptakan kontras antara kehidupan sederhana di pedesaan dengan matahari yang bersinar terang. Kontras ini mencerminkan hubungan yang rumit antara manusia dan alam, di mana mereka harus menghadapi kerasnya hidup di bawah matahari.
Nilai-Nilai Tradisional: Puisi ini merujuk pada nilai-nilai tradisional, seperti doa, kerja keras, dan kebersamaan dalam keluarga. Ayah yang menabur benih kacang dan buncis adalah contoh kebijaksanaan dan pengajaran yang diberikan kepada generasi muda.
Puisi ini menciptakan sebuah gambaran tentang kehidupan pedesaan yang sederhana, tetapi penuh makna dan nilai-nilai tradisional yang kuat. Ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hubungan dengan alam dan mengekspresikan rasa syukur atas rezeki yang diberikan oleh alam. Puisi ini juga menggambarkan kecantikan dan ketenangan pagi hari yang seringkali terlewatkan dalam kehidupan sehari-hari yang sibuk.

Puisi: Di Bawah Matahari
Karya: D. Zawawi Imron
Biodata D. Zawawi Imron:
- D. Zawawi Imron (biasa disapa Cak Imron) adalah salah satu penyair ternama di Indonesia, ia lahir di desa Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ia sendiri tidak mengetahui dengan pasti tanggal kelahirannya.